"Semesta Winata, gue mohon untuk berhenti peduli sama gue. Jangan muncul di hadapan gue lagi. Dan jangan peringatkan apa-apa lagi. Gue bisa jaga diri sendiri sama seperti sebelum lo ada di kehidupan gue. Gue bukan Ayuna dan Disya yang bisa buat lo mukul orang sampai babak belur karena mereka. Dan gue bukan mereka jadi stop yah. Gue mohon. Karena jujur sekarang gue benar-benar muak lihat lo selalu ikut campur sama urusan gue"
Kalimat panjang itu masih saja membuat pikiran Semesta menjadi kacau. Sudah tiga hari setelah bertemu dengan Pelangi dan berdebat dengan gadis itu. Tapi kata-kata Pelangi masih ia ingat dengan sangat jelas. Ada rasa ngilu di dadanya saat mengingat kalimat-kalimat menyakitkan itu. Semesta tidak pernah menyangka Pelangi hanya menganggapnya seperti sampah yang bisa membuat Pelangi muak.
Hari ini adalah hari pembukaan festival di sekolah dan Semesta adalah salah satu panitianya. Sekolah sedang ramai-ramainya tapi tetap saja cowok itu merasa sepi. Dan dari sekian banyaknya siswa-siswi yang sibuk dengan kegiatan masing-masing kenapa Semesta harus fokus pada seseorang yang sedang tidak ingin dia lihat. Bukan tidak ingin tapi Semesta berusaha menghindar untuk tidak melihatnya.
Sialnya, di dekat panggung tempat seorang artis ibu kota saat ini sedang bernyanyi, fokusnya teralihkan oleh Pelangi yang kini sedang tersenyum ceria bersama teman-temannya.
Pelangi masih bisa tersenyum sementara ada orang yang sekarang berdiri mematung, menahan rasa sakit yang tidak bisa ia ungkapkan.
"Ck... Kalau mau di lupain jangan di lihat terus orangnya" Suara Disya membuat Semesta menoleh sejenak lalu kembali melihat orang yang sama dengan yang Disya lihat.
" Suka banget ya sama dia?" Tanya Disya, menunjuk Pelangi menggunakan dagunya.
Semesta menggaguk "Hmmm... gimana yah cara lupain dia Sya?" Tanya cowok itu.
Meskipun terlihat sedikit cuek dan kasar. Disya yang paling tau kalau Semesta memang sebodoh ini kalau sedang jatuh cinta. Termasuk dengan Ayuna dulu. Tapi Disya juga tau kalau cinta Semesta buat Pelangi jauh lebih besar di banding waktu sama Ayuna. Terlihat dari Semesta yang bisa menahan amarahnya karena Pelangi. Semesta bisa tidak kembali mendatangi Fero dan memukul kembali cowok itu hingga babak belur karena Semesta tidak mau Pelangi semakin marah padanya.
"Sebentar lagi kita bakal tamat dari sekolah ini. Kalau lo nggak ketemu dia lagi, pasti bakal lupa kok" Disya berusaha meyakinkan walaupun dia sendiri tidak yakin.
" Lo yakin Sya?"
Disya menggangguk " Semua hanya tentang waktu. Lo nggak bakal ngerasain sakit terus. Biarin aja, nanti juga sembuh sendiri"
Semesta menoleh melihat Disya "Kayaknya lo tau banget"
" Lo beda sama gue Sem. Lo masih bisa nyembuhin diri. Masih banyak hal yang bisa lo lakuin walaupun tanpa dia. Sementara gue, gue nggak tau mau lakuin apa?. Masalah lo cuma tentang patah hati, dan seiring berjalannya waktu lo akan sembuh. Sementara gue nggak tau bakal sembuh kapan. Soalnya yang gue rasa bukan cuma soal patah hati, tapi benar-benar hidup gue yang udah hancur" Ungkap Disya dengan suara sedikit keras karena suara nyaring dari panggung sekolah yang semakin heboh.
" Hidup lo nggak boleh hancur selama masih ada gue" Ucap Semesta lagi-lagi meyakinkan. Disya sudah hafal kalimat dan janji Semesta yang itu. Sejak kecil Disya sudah mendengarnya. Janji yang tidak pernah Semesta ingkari. Dia sudah sangat menjaga Disya dengan sebaik-baik nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Teen FictionPertemuan pertama bisa mempengaruhi bagaimana penilaian seseorang. Sama halnya lo dan dia. Gue suka dia pokoknya gue maunya dia. Bukan lo karena bagi gue lo itu iblis dan dia adalah malaikat. Hanya satu yang belum bisa gue tentuin. Diantara keduany...