"Ayo kejar gue kalau bisa" Ucap Pelangi setengah berteriak sambil mengayuh kencang sepedanya. Hari ini gadis itu kembali tersenyum ceria. Bermain bersama Bintang menikmati liburan akhir pekannya.
Pelangi benar-benar datang ke rumah Bintang mengikuti ajakan cowok itu saat di sekolah kemarin. Daripada di rumah Pelangi malah badmood karena pasti pikirannya ke Semesta lagi Semesta lagi. cowok yang sudah tidak menghubungi Pelangi sejak kemarin.
Menurut Pelangi Semesta antara cemburu atau memang tidak peduli. padahal biasanya juga Pelangi yang tidak peduli dengan kehadiran Semesta. Dulu Pelangi terlalu masa bodoh dengan keberadaan Semesta. gadis itu tidak sadar kalau sekarang sehari saja Semesta tidak bersamanya ia sudah merasa kehilangan. Seperti sekarang ini, Pelangi memang seharian bersama Bintang. Berada di rumah Bintang dan berbincang banyak dengan kedua orang tua Bintang lalu sekarang mereka tengah bermain sepeda di lahan savana yang tidak jauh dari rumah Bintang. Kegiatan mereka hari ini cukup menyenangkan namun ada saja waktu-waktu tertentu yang membuat Pelangi memikirkan Semesta. Bahkan tadi Pelangi sempat menelpon Vanila dan menanyakan apakah ada temannya yang datang kerumah nya atau tidak dan dengan ketus Vanila mengatakan tidak ada. Pelangi cukup kecewa dengan jawaban Vanila, bukan karena Vanila menjawabnya dengan ketus tapi karena kenapa tidak ada temannya yang datang kerumah mencarinya. Pelangi berharap Semesta datang mencarinya seperti biasa.
"Pelangi AWAS" Teriak Bintang saat melihat Pelangi hampir menabrak seekor kambing yang melintas di depannya yang mengayuh sepeda cukup kencang. Alhasil Pelangi terjatuh karena menghindari kambing tersebut.
"Arrghh" Pelangi meringis kesakitan sikunya berdarah karena terseret pada kerikil-kerikil jalanan yang cukup tajam. Kaki kiri gadis itu juga sedikit terkilir karena tertindis sepeda.
"Lo nggak apa-apa?" Tanya Bintang panik. Dengan sigap Bintang mengecek keadaan Pelangi dan memapah gadis itu ke tepi jalan.
"Tunggu di sini bentar" Setelah berhasil mencari tempat dimana Pelangi bisa beristirahat. Bintang pamit untuk pergi. Bintang mengambil sepedanya dan pergi meninggalkan Pelangi. Gadis itu juga tidak bertanya banyak, mungkin Bintang pergi mencari obat untuknya. melihat Punggung Bintang menjauh, Pelangi mengalihkan pandangannya pada pemandangan tempatnya sekarang duduk. di tepi jalan yang cukup lurus di pinggir sebuah savana. Memang ada beberapa ekor kambing yang lepas di sana. sepertinya pemiliknya sengaja melepasnya disana karena cukup banyak rumput yang tumbuh di tempat itu. Savana yang membentang luas dan hijau ditemani beberapa ekor kambing dan pepohonan rindang yang ada dibeberapa titik membuat gadis itu tersenyum. Tempat ini tenang tapi tidak dengan hatinya. Pelangi kembali menghela nafasnya saat memikirkan itu, kenapa dia bisa seperti ini sekarang.
"Apa Pelangi yang dulu nggak bisa balik lagi?" Tanya Gadis itu pada dirinya sendiri.
Pelangi ingin kembali pada jati dirinya yang dulu. Yang tidak banyak berpikir dan lebih leluasa dengan apa yang ia rasa. bukan seperti sekarang, gadis itu merasa seperti ada yang mengganjal di hatinya, kalau dulu ia bisa melindungi dirinya sendiri sedangkan sekarang Pelangi merasa tidak bisa lagi melindungi dirinya sendiri, ia selalu berpikir Semesta bisa melakukannya untuknya. Ia selalu ingin minta tolong Semesta pada semua hal yang sebelumnya bisa ia lakukan sendiri.
kemana Pelangi yang mandiri itu?
"Ckk..lo kemana sih. gue luka nih mau di obatin" Gumamnya sendiri. Lagi-lagi Pelangi berharap Semesta ada di sana bersamanya. Disela-sela rengekannya pada diri sendiri, Pelangi mendengar ada yang datang menghampirinya. gadis itu tanpa sadar berbalik dan memanggil "Kak Sem" ucap gadis itu namun setelahnya bibirnya seketika terkatub saat melihat Bintang sedang menurunkan standar sepedanya.
Berpura-pura tidak mendengar apapun Bintang menoleh melihat Pelangi lalu tersenyum ke arah gadis itu. Bintang mendekat dan duduk disamping Pelangi menyodorkan air mineral pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Подростковая литератураPertemuan pertama bisa mempengaruhi bagaimana penilaian seseorang. Sama halnya lo dan dia. Gue suka dia pokoknya gue maunya dia. Bukan lo karena bagi gue lo itu iblis dan dia adalah malaikat. Hanya satu yang belum bisa gue tentuin. Diantara keduany...