22-Pelangi

13 2 0
                                    


Semesta menoleh saat seseorang memasuki ruangan yang sengaja ia padamkan lampunya. Tanpa Semesta lihat ia sudah tau kalau itu Eja. Ada apa lagi dengan cowok itu pasti pergi dari rumah lagi.

"Udah baikan sama Agas?"

"Gue nggak marah sama dia" jawab Eja terdengar lesu

"Lo kabur lagi?"

"Gue cuma pergi nggak kabur"

"Apa bedanya?"

"Kalau kabur berarti gue akan dicari tapi ini kemanapun gue pergi nggak akan ada yang nyari gue"

"Ada"

"Siapa?"

"Gue sama Agas"

Eja tak lagi menanggapi ucapan terakhir Semesta. ia ikut duduk di sebelah Semesta dan ikut mematik rokoknya tanpa menghidupkan lampu ruangan itu.

"Gimana keadaan lo?"

"Masih manusia" Eja berdecak sebal mendengar jawaban Semesta.

'Demam lo udah turun?"

"Jangan nanya kayak gitu gue serem  kalau lo perhatian sama gue"

"Maho lu" ucap Eja kemudian mereka tertawa bersama.

Eja mengerti walaupun Semesta terlihat tidak peduli padanya dan sering mengusirnya tapi cowok itu benar-benar perhatian. Ia tau keadaan Eja, keadaan keluarganya yang bisa dibilang jauh dari kata baik-baik saja.

"Bos lo di dalem?"

Semesta berdehem, segera mematikan rokok elektriknya dan beranjak menghidupkan lampu kamarnya. Eki sampai menutup matanya sejenak karena merasa silau.

"Kenapa Ki?"

"Pegawai baru yang lo bilang bakal kerja di sini udah datang"

"Gue bakal ketemu dia" jawab Semesta.

"Gue udah suruh dia nungguin lo" ucap Eki lalu kembali turun ke lantai bawah.

Sebelum ikut turun kelantai bawah, Semesta melirik Eja yang duduk bersandar diranjang dengan penampilan yang benar-benar berantakan. Pemuda itu masih memakai seragam sekolahnya dengan rambut yang sudah urak-urakan.

"Mandi lo. Terus turun makan" Perintahnya lalu meninggalkan Eja tanpa menunggu tanggapan cowok itu.

Di lantai bawah Semesta melihat seorang gadis berambut panjang tengah berbicara dengan Eki. Ia segera menghampiri mereka.

"Hay Naya udah datang lo"

"Kak Sem" Sapa gadis cantik itu ramah.

"Udah kenalan?" Tanyanya melihat Kanaya dan Eki bergantian.

"Udah kak. Kak Eki juga udah ngejelasin sedikit tentang pekerjaan di sini"

Semesta mengangkat kedua alisnya "Gercep bener Ki"

Eki terkekeh "Dia nanya gue jawab"

"Terus ngapain lo manggil gue ke sini?"

"Ya biar lo tau aja sama Naya"

"Gue lebih dulu tau dia" ucap Semesta membuat Eki kehabisan kata-kata. "Ya udah Naya lo bisa mulai kerja besok malam. Kerja di sini santai aja, isi perkejaan yang lagi kosong. Karyawan di sini baik-baik kok dan masih berjiwa mudah semua. Kecuali Eki udah tua" ucap Semesta berbasa basi dan membuat Eki malu.

"Makasih kak Sem udah nerima Naya kerja di sini"

"Santai aja" Semesta tersenyum ramah sambil menepuk-nepuk pundak Naya pelan.
Setelahnya Semesta izin ke dapur restoran pada Naya. Mau memesankan makanan untuk Eja. Bisa-bisa cowok satu itu tidak makan lagi kalau tidak dibawakan apa-apa. Kalau lagi kalut Eja tidak pernah ingat makan, karena tujuannya memang ingin cepat mati.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang