Pelangi menatap ketiga temannya yang terlihat lesu didepan kelas "Muka kusut amat kayak nilai ulangan mate-matika"
"Lo semalam dari mana sama kak Bintang?" Ify menatapnya penuh interogasi. Namun yang ditanya malah terkekeh.
"Beritanya udah keluar aja" imbuhnya
"Lang semua orang ngomongin lo. Bahkan postingan lambe-lambean sekolah udah banyak banget yang komen" ucap Dedy gelisah
"Kalian kepo banget. Ngapain lihat hal nggak penting gitu"
"Karena kita peduli sama lo Neng"
"Gue tau. Tapi nggak perlu ngurusin urusan yang diurus orang lain. Kita harus jadi manusia yang beda biar bisa hidup dengan baik didunia ini" Pelangi menepuk-nepuk pundak Midun
"Tapi Neng ini tentang lo. Tentang bagaimana orang lihat lo sekarang"
Pelangi tersenyum dan menatap temannya bergantian "Mereka cuma kurang kerjaan aja"
"Pelangi tapi sesekali lo harus lihat apa yang mereka lakuin buat lo itu jahat"
"Jika kita tau tentang sesuatu yang membuat kita sakit. Berhenti cari tau" ucapnya tegas dan berlalu masuk kedalam kelas
"Yang ngomong barusan beneran Pelangi?" Tanya Dedy heran "Tumben kata-katanya bagus"
"Teman gue" Ify menyombongkan diri dan ikut masuk kelas.
"Teman gue juga kali e.eeeh kak Sem" Midun sedikit tersentak ketika ia hendak mengikuti Ify masuk kelas namun tangannya ditahan oleh seseorang.
"Teman lo mana?" Tanya Semesta dengan tatapan tajamnya
"I..itu ada di dalam kak" entah kenapa Midun gugup dan berjalan masuk kelas "Neng ada yang nyariin lo" teriaknya cukup keras. Pelangi yang tengah berbicara dengan bendahara tercinta Katia segera pamit untuk keluar kelas.
Sementara Dedy yang masih berdiri menemani Semesta diluar kelas begitu gelisah. Ia takut kejadian kemarin terjadi lagi.
"Hai kak. Nyariin gue?" Tanya Pelangi ramah membuat Dedy tersentak. Semesta langsung menegak dengan sikap Pelangi yang jauh dari perkiraannya. Ia pikir gadis itu akan beringas seperti kemarin. Namun hari ini berbeda membuat Semesta tersenyum.
Cowok itu menyodorkan sekotak susu dan Pelangi langsung menerimanya "Makasih" ucapnya manis. Dedy yang melihat itu seakan ingin pingsan.
Apa ini?
Dia dimana?
Drama apa ini?"Nggak dibuang?" Tanya Semesta antisipasi. Rupanya bukan hanya Dedy yang merasa aneh dengan tingkah Pelangi. Gadis itu menggeleng dan lagi-lagi tersenyum
"Mau ngomong apa kak?" Tanya Pelangi dengan nada bicara yang jauh berbeda dari yang Semesta tau.
"Nggak ada. Cuma mau kasi itu" Semesta berusaha tersenyum walau dipikirannya dipenuhi pertanyaan yang sama seperti yang Dedy pikirkan.
"Gue duluan" Semesta melambaikan tangan dan segera pergi. Cowok itu terlihat salah tingkah. Berbeda dengan Semesta sebelumnya yang lebih agresif dan lancang terhadap Pelangi.
Ada apa dengan hari ini? Kenapa semua orang beda?
Dedy merasa gila. Cowok itu menjambak rambutnya sambil masuk kealas.
"MIDUUUUUUN NIH ADA MINUMAN BUAT LO" Teriak Pelangi girang sambil menghampiri Midun yang sudah duduk anteng di kursinya.
"Widih dari mana Neng?. Tumben"
Dedy mendekat dan menyentuh jidat Pelangi. "Lo lagi nggak sakit kan Lang?"
Pelangi menepis tangan Dedy pelan tidak kasar seperti biasa "Gue udah mikirin ini kok. Dan gue minta sama kalian ikutin aja permainan gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Подростковая литератураPertemuan pertama bisa mempengaruhi bagaimana penilaian seseorang. Sama halnya lo dan dia. Gue suka dia pokoknya gue maunya dia. Bukan lo karena bagi gue lo itu iblis dan dia adalah malaikat. Hanya satu yang belum bisa gue tentuin. Diantara keduany...