10-Mengalah

39 20 5
                                    

Karena kejadian disekolah tadi pagi membuat Pelangi tidak bisa memejamkan mata. Apa yang telah ia lakukan sebenarnya. Kenapa tiba-tiba jadi labil seperti ini. Baru kali ini ia tidak mengikuti kata hatinya seperti biasa. Mungkin karena ia menempatkan dirinya sebagai sesama perempuan  makanya ia menyetujui permintaan Ayuna.

Ya, pagi tadi Pelangi bertemu dengan Ayuna.

Pelangi melambaikan tangannya kepada papanya yang hari ini mengantarnya ke sekolah. Saat mobil papanya sudah melaju meninggalkan area sekolah, Pelangi memutuskan untuk berjalan masuk kedalam sekolah. Saat sampai di lobi seseorang memanggilnya dan membuatnya menoleh.

"Kak Ayuna"

Seorang gadis  cantik berjalan dan tersenyum kearahnya. "Bisa kita bicara sebentar?"

Heran dengan ajakan Ayuna, namun melihat senyum tulus cewek itu membuat Pelangi luluh dan tak bisa menolak.

"Boleh"

Mereka berjalan berdampingan menuju kursi panjang yang ada dilobi. Ayuna duduk duluan dan Pelangi mengikutinya.

"Ada apa kak?"

"Mmmmmm" Ayuna terlihat sungkan untuk mengatakan sesuatu "Sebenarnya gue nggak enak mau ngomong ini sama lo" ujarnya Pelan

"Ngomong aja nggak apa-apa kok" Ucapnya lembut.

Pelangi memang seperti itu, ia bisa menyesuaikan diri kepada siapa ia berbicara. ketika dengan Disya, Pelangi akan berbicara lebih barbar dari cewek itu. Karena sekarang ia berbicara dengan Ayuna membuatnya terbawa untuk berbicara lebih lembut juga.

"Kemarin gue tau lo jalan sama Bintang"

Pelangi mengangkat sebelah alisnya. "Iya tadi malam gue jalan sama kak Bintang" ujarnya jujur dan merasa tidak bersalah. Memang tidak ada yang salah kan?

"Gue suka sama Bintang"

Tanpa aba-aba tiba-tiba saja Ayuna mengakuinya. Pelangi sedikit tersentak namun kembali mencoba menguasai diri. Kalimat yang ia dengar barusan berhasil menggetarkan dadanya. Ada rasa bersalah dan kecewa yang dirasakan cewek itu.

"Gue suka dia dari kecil. Tapi gue nggak tau perasaan Bintang ke gue itu seperti apa" Ayuna menoleh dan menatap Pelangi. Yang ditatap malah membulatkan matanya. Terlihat lucu dan Ayuna sempat terkekeh

"Karena gue bosan nunggu dia yang nggak pasti. Gue  memutuskan pacaran dengan orang lain sejak SMP, gue pikir Bintang bakal cemburu. Ternyata nggak" Ayuna mengucapkannya dengan suara yang terdengar kecewa

"Saat SMA gue ketemu kak Sem. kita kenalan dan kemudian pacaran"

Tanpa Ayuna bilang, Pelangi juga sudah tahu tentang hal itu. Satu sekolahan juga tau Ayuna adalah pacarnya Semesta.

"Gue pikir pacaran sama dia bakal buat gue lupa sama Bintang"

"Jangan bilang lo masih suka sama dia?" Tanya Pelangi tiba-tiba memotong ucapan Ayuna yang belum selesai. Sampai disini Pelangi sudah sedikit paham. Ia merasa bersalah karena sudah sok tahu dari awal. Semesta tidak sepenuhnya salah seperti yang dipikirkan Pelangi saat pertama menampar cowok itu.

Melihat Ayuna mengangguk membuat emosi Pelangi naik seketika. Kenapa cewek secantik dan selembut Ayuna tega ngelakuin itu.

"Gue nggak bisa ngendaliin perasaan gue. Gue tau semua bakal nyalahin gue karena terlihat seperti menjadikan Semesta sebagai pelarian"

"Bukannya itu benar?" Tanya Pelangi sarkas

Ayuna menggeleng "Gue nggak maksud” ucapnya pelan

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang