Semesta berdiri gelisah di roof top kafenya. Menelpon Pelangi berkali-kali namun gadis itu tak juga menjawab telponnya. Entah kemana Pelangi pergi, Semesta sudah mencarinya kemana-mana bahkan di rumah gadis itu tapi kata kakaknya Pelangi belum pulang.
Semesta semakin khawatir saat tadi Agas bilang kalau Pelangi pulang diikuti oleh Fero.
"Belum di angkat?" Tanya Eja yang datang membawa dua gelas kopi hangat dan menyimpannya di meja yang ada di roof top.
Semesta menggeleng "Belum" Semesta sudah terlihat sangat lesu karena sedari tadi bolak balik mencari dimana keberadaan Pelangi.
Semesta sangat mengkhawatirkan gadis itu kalau sampai dia lebih percaya Fero.
"Gue samperin Pelangi dulu" Semesta segera memakai kembali jaket yang tadi ia lepas. Tanpa meminum kopi yang sudah di sediakan Eja untuk mereka berdua.
Dalam perjalanan menuju rumah Pelangi, Semesta tak henti-hentinya menelpon gadis itu berharap Pelangi akan segera mengangkatnya.
Namun nihil sampai di depan rumah Pelangi gadis itu juga tak mengangkat satupun telpon dari Semesta.
"Assalamualaikum" Semesta mengetuk pintu rumah Pelangi. Ingin menyaksikan kalau benar gadis itu sudah ada di rumah.
Tak lama seseorang muncul dari balik pintu.
"Sem" Sapa Melati saat melihat yang datang adalah Semesta.
"Eh kak Pelangi udah sampai rumah?" Tanya nya tanpa basa-basi
Melati mengangguk " Udah tuh di anterin sama cowok baru lagi"
Dari jawaban Melati, Semesta sudah bisa menebak kalau itu pasti adalah Fero.
"Boleh minta tolong di panggilin nggak kak?"
Melati mengangguk dan segera berbalik masuk kedalam rumah sementara Semesta menunggu dengan sedikit cemas karena mengingat perkataan terakhir Pelangi kalau gadis itu tidak ingin menemui Semesta lagi.
Semesta menoleh saat mendengar seseorang datang
"Kalian berdua bertengkar ya?" Kepo Melati yang baru keluar dari rumah. "Pelangi nggak mau keluar" imbuhnya. Membuat Semesta semakin gusar tidak tau lagi bagaimana agar bisa menjelaskan ke Pelangi kalau Fero itu berbahaya.
"Pelangi selingkuh sama cowok tadi?" Pertanyaan Melati membuat Semesta seketika melongo. Apa memang Pelangi sekeluarga serandom ini yah membuat Semesta hanya bisa menggeleng.
"Nggak kak. Tapi yang tadi ngantar dia itu berbahaya. tolong sampaiin sama Pelangi ya kak"
Mungkin lewat Melati, Pelangi akan sadar kalau Fero itu berbahaya. Semesta hanya berharap semoga Pelangi percaya.
"Tolong banget kakak bujuk dia biar nggak sama cowok itu. cowok tadi berbahaya" imbuh Semesta lagi berusaha meyakinkan Melati.
Cewek berkulit putih itu akhirnya mengangguk mengiyakan permintaan Semesta.
Melati juga meminta agar Semesta tidak terlalu memikirkan Pelangi dan percaya kalau Pelangi bisa melindungi dirinya.Setelahnya Semesta pamit pulang karena sudah larut malam, sebelum pulang cowok itu kembali memohon agar Melati mengingatkan Pelangi tentang pesannya.
"Sem berpesan kalau cowok tadi yang nganter lo bahaya" Melati nyerocos saat memasuki kamar Pelangi tanpa mengetuk pintu kamar adiknya. Sementara Pelangi nampak tidak peduli ia tetap membersihkan boneka kura-kuranya yang banyak itu.
"Lo dengerin gue nggak sih?" Bete Melati karena merasa di kacangin
"Lagian lo dapat dimana lagi sih cowok tadi. Perasaan lo sering banget ganti cowok buat anter ke rumah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi
Teen FictionPertemuan pertama bisa mempengaruhi bagaimana penilaian seseorang. Sama halnya lo dan dia. Gue suka dia pokoknya gue maunya dia. Bukan lo karena bagi gue lo itu iblis dan dia adalah malaikat. Hanya satu yang belum bisa gue tentuin. Diantara keduany...