35-Demam

6 1 0
                                    

Dua hari setelah Semesta mengantar Pelangi pulang, cowok itu menghilang entah ke mana. Disekolah pun Pelangi tak menemui Semesta.  Cewek itu sudah bertanya pada Eja dan Agas namun kedua cowok itu hanya menggeleng dan mengedikkan bahu. Pelangi hanya mendengus kesal.  Jelas sekali mereka berdua berbohong. Mana mungkin mereka tidak  tau Semesta dimana dan kenapa. Salahnya adalah Pelangi tidak berusaha untuk menelpon atau mengirim pesan pada Semesta untuk menanyakan keadaan cowok itu. Alasannya karena pasti Pelangi gengsi.  Memang harus di akui tingkat gengsi gadis itu lebih tinggi dari tinggi badannya. Itu kata Dedy saat di kelas jam istirahat tadi karena Pelangi bertanya banyak soal Semesta kepada teman-temannya yang bahkan tidak begitu akrab dengan Semesta.

"Selain galak, susun pertanyaan buat Kak Sem adalah kelemahan lo juga ya Neng?" Tanya Midun yang pada akhirnya muak dengan kegelisahan Pelangi.

"Datangi rumahnya aja sih kalau kata gue. Alamatnya udah gue kirim di WA lo." ucap Dedy sambil mengangkat ponselnya memperlihatkan pada Pelangi.

Karena ide Dedy yang sempat di tolak Pelangi dengan alasan gengsi.  Namun ia diam-diam mendatangi alamat yang di kirim Dedy di aplikasi Whatsapp nya.

Dan disinilah Pelangi berdiri di depan gerbang sebuah rumah mewah yang gerbangnya saja sepertinya lebih mahal dari seisi rumah Pelangi. Dengan menghembuskan nafas perlahan gadis itu memberanikan diri memencet bel rumah Semesta. Tak butuh waktu lama seorang  Satpam datang membuka gerbang tersebut dan hal pertama yang Pelangi lihat adalah halaman rumah yang begitu luas dan indah.

"Maaf Non cari siapa yah?"

"Temannya kak Sem"  jawab Pelangi sopan.

"oh Tuan ada didalam. silahkan masuk Non" Satpan tersebut mengantar Pelangi sampai di depan pintu rumah Semesta. Sampai di depan pintu Pelangi disambut oleh seorang wanita paruh bayah yang langsung tersenyum ramah padanya.

"Temannya tuan" ucap Satpam itu sebelum pamit untuk segera kembali ke pos jaga nya.

"Mari non duduk dulu saya panggil Tuan dulu" ucap wanita paruh baya itu ramah. Pelangi hanya mengangguk sopan dan menurut untuk duduk dikursi ruang tamu yang sudah seperti kursi kerajaan itu.

"Siapa bi?" Sebuah suara dari ruangan lain membuat bibi menoleh.

"Temennya Tuan Bu" jawab wanita paruh bayah itu.

"Oh ajak masuk sini bi" titah suara.

"Non diajak masuk sama Ibu. Ayo ikut bibi Non" ajak wanita itu yang langsung diikuti Pelangi masuk kedalam ruangan yang Pelangi bisa tebak itu adalah ruang keluarga. ada seorang wanita cantik menyambut Pelangi dengan senyum manis di wajahnya. Dalam hati Pelangi bisa tebak itu adalah ibu Semesta.

" Udah janji sama Semesta?" Tanya Wanita itu ramah.

Pelangi menggeleng "Belum tante. Kak Sem nya ada?"

Wanita itu menangguk " Sini Ibu anter ke kamarnya Semesta. anaknya lagi malas keluar kamar" Jawab wanita itu. Pelangi mengekor di belakang ibu Semesta menuju ke lantai dua.

"Sem, ada temanmu ini" ucap wanita cantik itu sedikit lebih peras. Tidak ada respon dari dalam kamar membuat wanita itu membuka pintu yang ternyata tidak terkunci.

"Masuk aja. tante ke bawah dulu ada yang perlu disiapkan" ucap wanita itu ramah. Pelangi hanya mengangguk sopan. Setelah ibu Semesta meninggalkannya, Pelangi perlahan masuk ke dalam kamar. Gadis itu cukup tercengang saat pertama kali masuk ke ruangan itu. Rapi sekali buku- buku, alat musik dan peralatan mendaki tertata dengan sangat rapi. Pelangi tidak menyangka Semesta serapi itu. berbeda dengan kamar yabg ada di kafenya yang cenderung berantakan dan agak bau asap rokok.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang