41-Perihal Nama

5 1 0
                                    

Semesta Winata
"Gue udah sampai rumah"

Pelangi menatap layar ponselnya dengan saksama.  Ia tidak membalas pesan terakhir dari Semesta. Ada kecemasan yang terlihat dimata gadis itu.

Tak lama setelah pesan itu masuk, Ponsel Pelangi berdering membuat cewek itu tersentak sedikit.

Semesta Winata calling....

"Hm kenapa?"

"Cuek banget" rengek Semesta.

"Gue udah sampai rumah" Ucap Semesta lagi. Namun Pelangi hanya terdiam tanpa merespon ucapan Semesta

"Rambo"

"Halo"

"Apa mati yah"

"Ekhmm ekhm" Semesta melihat layar ponselnya untuk memastikan telponnya masih tersambung atau tidak.

"Ck lo kayak nenek-nenek yang baru belajar handpone"  Akhirnya ada juga suara dari seberang.

"Gue bukan nenek tapi kakek"

Pelangi kembali diam tanpa merespon.

"Halo"

"Halo Pelangi Al Rasyid"

Bodoh. Bodoh sekali. Kenapa dengan Pelangi. Mendengar namanya disebut dengan lengkap oleh Semesta saja membuatnya menangis.

MENANGIS

Ya Pelangi menangis. entah kenapa cewek itu merasa sangat sensitif. seperti ada yang ia tahan dalam batinnya. seperti ada yang mengganjal pada pikirannya yang tak bisa ia utarakan. Tapi kenapa saat Semesta memanggil namanya malah membuatnya menangis.

"Halo Pelangi"

Pelangi masih bungkam ia berusaha mengatur nafasnya agar tidak  terdengar berat khas orang menangis. Pelangi tidak mau Semesta tau soal ini

lagi-lagi karena Pelangi malu.

" Halo.. Ya udah kalau lo nggak mau ngomong, dengerin aja"  Ucap Semesta pada akhirnya. ia menyerah untuk mengajak Pelangi berbicara. Seperti nya malam ini tidak akan ada perdebatan seperti biasa.

"Maafin gue kalau gue salah" Ucap cowok itu.

"Gue belum tau apa kesalahan gue. Tapi gue bakal cari tau dan bakal nemuin lo untuk minta maaf dengan benar. " Ucap Semesta. Terdengar sangat tenang, Cowok itu mengucapkan dengan tulus.

"Haloo Pelangi, Gue sayang sama lo" Sambungnya. Pelangi memejamkan matanya seperti menikmati alunan suara Semesta yang entah kenapa kata sayang itu menenangkan hatinya. Tapi gadis itu masih juga menangis. Pasti setelah ini cewek itu mengutuk setan yang sudah merasuki dirinya hingga menjadi cengeng begini.

"Tentang dendam yang selalu lo bahas itu. Itu nggak pernah ada. Dari awal gue suka sama lo, cuma cara gue salah. dan tentang semua hal yang pernah kita lewati sama-sama diawal pertemuan kita lo nggak perlu ubah. Itu bukan hal yang jahat buat gue. Tapi itu ingatan mahal yang gue punya. Gue nggak bisa bayar ekspresi marah, kesal dan usil lo waktu itu. Kapan lagi coba lihat Pelangi model tantrum begitu selain sama gue hh" Semesta mengakhirinya dengan kekehan. Ucapan Semesta membawa mereka kembali pada moment awal pertemuan mereka.

" Gue juga minta maaf soal kejadian di UKS. Gue nggak ada apa-apa sama Disya..."

"KATANYA LO NGGAK TAU KESALAHAN LO APA".   Sontak Semesta menjauhkan ponsel dari telingat, ia tidak menyangka akan ada serangan mendadak.

"oh jadi karena cemburu" Jawab Semesta meledek. ia bisa memastikan sekarang ekspresi Pelangi
seperti apa.

"Gue udak bilang nggak suka Disya" Ucap Pelangi terdengar seperti merengek.

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang