21 Saat Jingga

1.3K 180 188
                                    

"Sial, gue berasa jadi selingkuhan," ujar Lala menatap Dony tajam.

Dony menatap Lala balik, menerka apa maksud Lala? Apa dia merasakan hal yang..... Dony lalu melebarkan senyumnya. Tapi Lala malah melotot.

"Emang kita ngapain?" bukannya menjelaskan duduk perkaranya, Dony malah bertanya seperti itu.

"Mas! Gue baru aja cerita kalau gue membuat kacau hubungan Rani sama Mas Eko. Dan gue nggak mau dikira lagi-lagi merusak hubungan Lo sama pacar Lo!" ucap Lala lantang.

Dia beranjak dari sofa. Melepas jaket Dony, lalu meraih ransel dan masuk ke kamarnya. Dony kaget dengan omongan Lala. Dony menarik senyumnya cepat.

"La! Lala!" Dony memanggil cewek aneh itu, "La, ga gitu maksud gue,"

"La!" teriak Dony sekali lagi ketika Lala sudah menutup pintu kamarnya.

"Damn!" Dony meninju tangannya ke udara.

Dony sudah salah kira. Tadinya dia pikir Lala memiliki kegelisahan yang sama mengenai perasaan mereka. Sampai menganggap kedekatan mereka adalah sebuah perselingkuhan. Apa cewek itu masih trauma karena kejadian di Ngadirejo?

Dony masih meraba reaksi Lala yang mendadak itu. Dia mengemasi barangnya lalu masuk ke kamar. Membaringkan dirinya. Hari yang panjang dan melelahkan. Tapi pikirannya masih melayang ke cewek yang tidur di kamar sebelah.

Bianglala...

Jangan-jangan cewek itu memang mengharap lebih padanya.  Dan foto itu mengagetkannya.  Senyum tipis tersungging di bibirnya. Apa dia cemburu? Reaksinya tadi untuk menutupi perasaannya itu? Dony menyesal kenapa tadi tidak menjawab pertanyaan cewek itu. Dia juga menyesal kenapa tidak menjelaskan yang sebenarnya mengenai foto di hp-nya.

Ah, kenapa dia jadi pusing sendiri? Bagaimana perasaannya? Kenapa dia tadi tersenyum ketika Lala seolah mengharap lebih? Dan kenapa dia sekarang malah jadi kacau sendiri karena reaksi Lala barusan?

Dony meraba perasaannya, mengejanya satu persatu. Apa dia sudah menaruh hati pada cewek itu? Cewek aneh itu?

Aneh, bagaimana bisa secepat itu? Ini baru malam ke enam pertemuan mereka. 3 tahun. 3 tahun lamanya dia terombang-ambing karena belum bisa beranjak dari perasaan sebelumnya. Perasaan pada perempuan yang membuatnya hancur 3 tahun yang lalu. Perempuan yang memutuskan hubungan dengannya, setelah 8 tahun bersama. Menghancurkan mimpi yang sudah mereka bagi dan bangun bersama.

Sakit itu terasa lagi di hatinya. Perasaan hancur berkeping yang membuat dunianya kacau. Kehancuran yang membuatnya mencari cerita masa lalu ke berbagai kota, untuk mengalihkan hidupnya yang hancur karena ditinggalkan perempuan itu. Perempuan bernama, Mara.

_________

Lala masuk ke kamarnya dengan perasaan tak karuan. Dia sepertinya sudah salah omong. Perempuan itu sebenarnya bingung melihat foto itu. Kaget. Ehm, dia pulang bersama dengan Eko saja dianggap merebut dari Rani. Bagaimana kalau perempuan di layar hp-itu tahu kalau dia serumah dengan cowoknya malam ini? Apalagi kalau perempuan itu tau kalau tadi Dony memeluknya.

Iya, Dony memeluknya, hangat.

Lala menarik nafas panjang, membaringkan tubuhnya di ranjang. Memakai selimut tebal. Badannya sudah enakan. Tidak lagi kedinginan. Tapi perasaannya yang tidak enak. Dia tidak enak dengan Dony sudah berkata kasar tadi. Orang yang sudah baik padanya. Dia khawatir kehadirannya malah merusak hubungannya dengan perempuan cantik di layar hp-nya. Apalagi tadi dia tidak mengindahkan panggilan Dony.

Ah, kenapa hidupnya begitu merepotkan banyak orang. Keluh Lala pada dirinya sendiri. Apa karma karena telah pergi meninggalkan ayahnya? Lala membuka lagi foto-foto ibunya di hp-nya. Dia merasa ada sesuatu yang dia belum mengerti dari foto-foto itu.

Warna Bianglala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang