11 . Mulai Menjauh

185 4 0
                                    

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

"Berhentilah peduli dengan omongan orang lain, karena hal itu hanya akan merugikan dirimu sendiri."

- Monica Kathleen

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

💐💐💐

Monica berjalan santai menyusuri koridor kelas 12. Moodnya pagi ini sudah lebih baik ketimbang kemarin malam.

Karena kemarin saat ia pulang, Marko hanya mendiamkannya dan tidak menghukumnya seperti biasa. Apalagi, pagi ini banyak orang yang meminta maaf kepadanya karena sudah mengejek dan membullynya.

Disepanjang jalan, tidak ada lagi orang yang membicarakannya seperti hari-hari kemarin. Monica bersyukur, dan semua itu berkat Sonya.

Hari ini Monica memutuskan untuk pergi ke kelas Sonya untuk berterima kasih. Karena kemarin ia belum sempat bilang terima kasih, jadi ia akan melakukannya hari ini.

Tapi hari ini ada yang aneh, ia merasa ada yang kurang. Dimana Jo dan Eci? Biasanya kedua sahabatnya itu akan selalu menunggunya dan berakhir mereka akan ke kelas bersama-sama.

Monica melihat sekelilingnya mencari keberadaan mereka. Namun, keberadaan keduanya tak kunjung juga ketemu.

Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke kelasnya terlebih dahulu. Tapi saat ia hampir sampai, Monica melihat sebuah kerumunan yang tercipta didepan kelasnya.

Sontak ia langsung menerobos masuk kedalam kerumunan karena mendengar suara Eci yang berteriak.

"Lo enggak ngerti, Jo. Gua capek!" sentak Eci.

"Semua orang juga capek, enggak lo doang, Ci. Apalagi Monica, enggak seharusnya lo mengatakan hal jelek tentang dia!" ucap Jo menaikan nada bicaranya.

"Lo itu cowok bencong yang enggak tahu apa-apa. Buka mata lo! Berteman dengan Monica sama saja seperti halnya kita menyerahkan diri kepada kehancuran!"

Deg

Monica memandang Eci terkejut. Ada apa ini? Mengapa sahabatnya mengatakan hal yang sangat menyakitkan hatinya.

"Sebenarnya ada apa sih sama lo? Kenapa lo bersikap seperti ini?" tanya Jo.

Monica maju menghampiri Jo dan Eci. "Kenapa kalian berantem?"

"SEMUA KARENA LO, MON!" jawab Eci.

"GUA CAPEK HARUS TERUS-TERUSAN IKUT TERSERET DALAM MASALAH LO. KENAPA GUA JUGA HARUS IKUT KENA IMBASNYA?"

"GUA JUGA CAPEK KARENA SIKAP LO YANG TIDAK PERNAH TERBUKA SAMA KAMI. LO SEAKAN-AKAN TIDAK MENGANGGAP KAMI SEBAGAI SAHABAT LO!"

"DAN LO MAU TAHU APA YANG LEBIH BURUK DARI ITU SEMUA?! NYOKAP KINAN, YANG TAK LAIN IBU TIRI LO ITU UDAH MENGHANCURKAN SEMUA DAGANGAN BOKAP GUA! ITU SEMUA KARENA GUA ADALAH ORANG TERDEKAT LO! DAN GUA MENYESAL KARENA UDAH JADI SAHABAT LO!"

"LO, MONICA KATHLEEN. SELAMAT KARENA UDAH MENJADI SEBUAH MALAPETAKA BAGI KELUARGA GUA!"

Jleb

Monica serta semua orang yang mendengar perkataan Eci terkejut. Bahkan sekarang banyak kamera yang mengarah ke arah mereka.

"Ci, g-gua sama sekali e-enggak tahu h-hal i-itu," ucap Monica terbata-bata.

Eci tertawa terbahak-bahak, namun hanya sebentar. Lalu ia memasang wajah benci kearah Monica.

"Untuk apa gua percaya dengan orang yang udah menghancurkan hidup gua? Untuk apa? Bukankah tak ada gunanya?"

Monica [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang