⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎
"Akan ada pelangi setelah badai, dan akan ada tawa setelah air mata. Ini hanya tentang waktu. Jangan pernah lelah untuk menunggu, bersabarlah sampai hari itu tiba."
- Monica Kathleen
⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎
💐💐💐
Matahari mulai menampakkan cahayanya, menyinari sebuah bangunan yang besar dengan banyaknya manusia disana. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00.
Dengan mobil miliknya, Alaric memasuki sekolah dengan Monica yang ada disampingnya.
Saat keduanya sudah keluar dari mobil, terlihat banyak pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan kaget. Sejak kapan Alaric mau berdekatan dengan seorang perempuan?
"Itu Alaric kelas 12 MIPA 1 kan? Dia sama siapa? Pacarnya kah?"
"Alaric udah punya pacar?"
"Beruntung banget perempuan itu bisa pacaran sama si kaku Al."
"Perempuannya yang beruntung, Alaricnya enggak. Lihat tuh, masa Al nya ganteng ceweknya enggak cantik."
"Mereka cocok."
"ITU ADIKNYA ALARIC WOY! BUKAN PACARNYA!"
"Iya, itu adiknya. Namanya kalau enggak salah Monica."
Monica sedikit tidak nyaman dengan banyaknya orang yang melihat serta membicarakan mereka. Jika Alaric sudah terbiasa akan hal ini, namun tidak untuk Monica.
Alaric yang menyadari gerakan gelisah dari Monica pun berkata, "Jangan dipeduliin."
Dengan perasaan tenang yang dibuat-buat, Monica tersenyum menatap Alaric.
"Iya. Kalau gitu, aku pergi duluan ya bang ke kelas."
"Belajar yang rajin." ucap Alaric.
"Abang juga!"
Alaric mengulurkan tangannya lalu mengusap surai rambut Monica pelan. "Senyumnya dibanyakin, oke?"
"Walaupun harus berpura-pura?"
Jawaban dari Monica mampu membuat Alaric tersentak sejenak.
Monica terkekeh. "Aku bercanda."
"Walaupun harus berpura-pura, tetaplah tersenyum demi diri sendiri dan juga demi orang lain. Adakalanya, lo tersenyum untuk menyembunyikan semua rasa sakit yang lo alami, mereka tidak perlu tahu masalah yang ada didalam hidup lo."
"Dan juga, terkadang dengan tersenyum lo bisa menunjukkan kepada orang-orang bahwa seberat apapun masalah yang ada didalam hidup, itu enggak membuat seseorang harus patah semangat dan menjadi jarang tersenyum."
"Lagi pula, tersenyum itu ibadahkan?" ucap panjang Alaric.
Monica menatap kagum kearah Alaric. Sejak kapan abangnya ini menjadi begitu cerewet?
"Astaga, abang ini ceramah tentang tersenyum tapi abang sendiri aja jarang tersenyum," gurau Monica lalu tertawa.
Benar juga, pikir Alaric.
Namun, tak ingin memperpanjang hal ini, Alaric hanya mengiyakannya saja.
"Yaudah, aku duluan ya!" pamit Monica lalu berjalan menjauh dari Alaric.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monica [END]
Teen FictionHanya sebatas kisah seorang perempuan sederhana yang memiliki banyak luka dihidupnya. Monica Kathleen, tidak populer, tidak terlalu cantik dan tak terlalu pintar. Ia hanyalah seorang gadis dengan satu impian, yaitu bahagia. • • • "Pulang, gua oba...