⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎
"Sebaik-baiknya manusia ialah ketika ia bisa menerima semua keadaan tanpa harus membencinya, dan selalu mengambil sisi baik dari masalah yang menimpanya."
- Monica Kathleen
⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎
💐💐💐
Malam mulai berganti dengan pagi. Keheningan pula semakin memudar berganti dengan suara-suara keramaian.
Monica berjalan santai menyusuri koridor kelas 10. Ia banyak melihat orang-orang disekitarnya tertawa lepas layaknya menikmati hidup.
Seulas senyuman pun terbit diwajah pucat Monica. Terkadang, ia iri melihat teman-temannya yang lain selalu berkumpul bersama dan bercanda bersama, dan juga saling menghargai satu sama lain.
Jika dipikir-pikir, rasanya dihargai oleh seseorang bagaimana ya?
Pagi ini, Monica memutuskan untuk pergi berangkat ke sekolah dengan alasan bosan berada di rumah sakit. Walaupun ia diberikan izin untuk sekolah, dokter berpesan untuk Monica tidak terlalu banyak gerak dan pikiran karena Monica masih dalam proses pemulihan.
Saat memasuki kelasnya, semua reaksi teman-temannya tidak ada yang terkejut melihatnya. Bahkan, seperti tidak peduli.
Monica mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas. Ia tidak melihat keberadaan Jo dan juga Eci.
Bel sudah hampir berbunyi, tapi mereka berdua ada di mana?
Demi mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, Monica memberanikan diri untuk bertanya kepada teman yang berada disampingnya.
"Maaf, Ishabel. Lo tahu enggak Jo dan Eci kemana?"
Orang yang dipanggil Ishabel itu menoleh kearah Monica. "Oh, mereka berduakan udah pindah kelas."
"Pindah? Kenapa bisa?" tanya Monica terkejut.
"Mereka minta pindah. Enggak tahu deh kenapa."
"Pindah ke kelas mana?"
"Eci kelas 10 MIPA 1, kalau Jo kelas 10 IPS 5," jawab Ishabel sejujurnya.
Lagi dan lagi, Monica terkejut. Bagaimana bisa?
"Eci kelas Ipa? Dan Jo memilih kelas yang lebih rendah dari kelas ini, tapi kenapa dan apa tujuannya?" gumam Monica syok.
"Lo tanya aja langsung, Mon," sahut Ishabel lalu pergi ke luar kelas.
Benar. Ia harus bertanya langsung kepada keduanya.
Monica mempercepat langkah kakinya pergi ke luar kelas untuk mencari keberadaan keduanya. Semoga saja, ini adalah berita bohong.
Saat baru berjalan beberapa langkah, Monica dapat melihat Jo yang tengah berjalan. Dengan cepat, Monica berlari menghampirinya.
"JO!" panggil Monica menatap wajah Jo.
Jo tidak merespon. Ia justru memandang datar wajah Monica yang sudah lama tidak ia lihat.
"Jo, lo beneran pindah kelas?" tanya Monica.
"Iya."
"Tapi kenapa?"
"Bukan urusan lo!" sinis Jo.
Monica menundukkan wajahnya. Namun, ia merasa lega karena Jo sudah memakai bandonya kembali. Jujur saja, walaupun bando Jo rusak bukan salahnya, tapi ia tetap merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monica [END]
Genç KurguHanya sebatas kisah seorang perempuan sederhana yang memiliki banyak luka dihidupnya. Monica Kathleen, tidak populer, tidak terlalu cantik dan tak terlalu pintar. Ia hanyalah seorang gadis dengan satu impian, yaitu bahagia. • • • "Pulang, gua oba...