19 . Hilangnya Penyemangat

127 4 0
                                    

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

"Kesepian jauh lebih baik ketimbang harus bersama orang yang hanya tahu caranya melukai."

- Monica Kathleen

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

💐💐💐

Monica menggenggam erat kertas ditangannya. Ia berjalan menyururi koridor kelas 10 dengan perasaan campur aduk. Kecewa? Tentu saja ia kecewa, bahkan sangat.

Saat sedang berjalan, Monica melihat kerumunan didepan kelasnya. Monica berlari kearah kerumunan, karena ditengah-tengah kerumunan itu terlihat Jo yang sedang menundukkan kepalanya.

"JO," panggil Monica panik saat melihat seluruh baju dan rambut Jo yang basah. "Lo kenapa?"

"Cie ..., dateng-dateng sok-sokan jadi pahlawan," ejek Kinan.

Monica menatap Kinan dengan tatapan tak suka. Lalu, matanya menangkap sosok anggota inti Moonlight yang berada dibelakang Kinan dengan wajah santai. Hal itu tentu saja membuat Monica tambah marah.

"Lo apain sahabat gua?!" tanya Monica geram.

"Hanya bermain sedikit, soalnya gua bosen," jawab Kinan remeh.

Jo mengambil bandonya yang tergeletak diatas lantai. Ia memandang sendu barang yang sangat berharga baginya telah rusak, alias patah.

Monica menatap bando yang biasa digunakan oleh Jo patah. Bando yang diberikan oleh kesayangannya, panutannya, kebanggaannya, telah rusak. Lebih tepatnya dirusakkan.

"LO KETERLALUAN, KINAN!" bentak murka Monica.

"LO BENTAK GUA?!" balas Kinan dengan napas yang naik dan turun.

"Kin, lo ladenin orang kayak Monica enggak bakal ada habisnya. Sifat munafiknya ketutup sama wajah sok baiknya itu," cibir Eci.

"Ci? Jangan bilang lo terlibat dalam kasus ini?" tanya Monica dengan tatapan berharap.

Eci menyungging senyumnya. "Kalau iya kenapa? Gua bosen liat dia jadi bencong terus."

"Lo enggak punya hati, Ci. Padahal lo tahu seberapa berharganya bando itu untuk Jo," ucap Monica menggelengkan kepalanya pelan.

"Lo pikir gua peduli? ENGGAK!" jawab Eci dengan diakhiri bentakan.

"CUKUP!" sentak Jo.

Kini seluruh pasang mata memperhatikan Jo. Laki-laki itu terlihat berbeda dari sebelumnya. Yang biasanya selalu menampilkan aura cupu dan humoris, kini begitu menyeramkan sampai-sampai membuat urat-urat dilehernya terlihat menonjol.

"KALIAN SEMUA ENGGAK PUNYA HATI!"

"DAN UNTUK LO MONICA, GUA NYESEL UDAH KENAL SAMA LO!"

Deg

"Jo? I-ini beneran lo?" tanya terbata-bata Monica.

"Ternyata, apa yang dikatakan Eci dulu benar ya. Deket sama lo sama aja seperti masuk ke lubang masalah."

"Kenapa, Mon? Kenapa disaat gua setia selalu nemenin lo, menjadi penyemangat untuk lo, tapi kenapa justru ini balasan lo? Padahal lo tahu kalau bando ini adalah bando kesayangan gua," ucap Jo dengan penuh kecewa.

"Jo, gua enggak terlibat apapun dalam masalah ini. Lo pasti pahamkan?" tanya Monica berharap.

"Tapi, kalau aja gua enggak berteman sama lo. Pasti gua enggak bakal mengalami ini," ucap Jo sendu.

Monica [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang