48 . Sebuah Penolakan

72 2 0
                                    

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

"Tetaplah tersenyum meskipun keadaan memaksamu untuk terus menyerah. Dan teruslah melangkah walaupun kegagalan terus menghampirimu. Karena sesuatu yang kau lakukan saat ini, kelak akan membuahkan hasil yang memuaskan."

- Monica Kathleen

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

💐💐💐

Sudah 7 hari Monica tidak keluar kamar. Bahkan, untuk makan dan saling berinteraksi saja Monica sangatlah sulit. Ia selalu menatap kosong atau bahkan hanya sekedar menanggapi seseorang yang mengajaknya berbicara dengan sebuah senyuman atau anggukan.

Perginya Alaric sangatlah membuat Monica begitu terpuruk. Laki-laki yang selalu menyayanginya, melindunginya, dan bahkan menjaganya telah pergi untuk selamanya meninggalkan ia sendirian.

Bagi Monica, hanyalah Alaric, laki-laki yang tidak pernah mengecewakannya walaupun dulu laki-laki itu begitu membencinya.

Hanya Alaric, yang bisa memahaminya begitu pula sebaliknya.

Karena sudah terlalu lama selalu izin tidak hadir, akhirnya Monica memutuskan untuk masuk sekolah walaupun hatinya masih sulit untuk tenang.

Didalam kelasnya, Monica menenggelamkan wajahnya kedalam lipatan tangannya yang ada diatas meja.

Hari ini, tidak ada guru yang masuk untuk mengajar atau hanya sekedar memberikan tugas. Dikarenakan, semua guru mengadakan rapat dan melakukan persiapan untuk acara kelulusan resmi bagi kelas 12 yang akan dilaksanakan 2 hari lagi.

Tiba-tiba saja, ada yang menepuk pundak Monica pelan. Monica mendongakkan kepalanya menatap orang yang kini berada disampingnya.

Itu adalah Eci.

"Hai," sapa ramah Eci.

Monica tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya.

"Em ... Mon, gua mau minta maaf atas semua kesalahan gua selama ini, gua sadar kok gua salah. Tapi, karena gua enggak rela dagangan Bokap gua jadi hancur, makanya gua menghempaskan semua fakta bahwa lo itu enggak salah," ucap Eci terdengar tulus.

"Iya," ucap Monica tersenyum dengan menanggapi secara singkat.

Eci tersenyum. Ia mengerti bahwa sekarang Monica sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Kita ke kantin yuk! Lagian, semua kelas juga jamkos. Pasti, enggak masalah kalau kita ke kantin," ajak antusias Eci.

Monica menggelengkan kepalanya pelan sembari tersenyum. "Lo aja, Ci. Gua lagi enggak mau kemana-mana."

"Ayolah, Mon. Masa lo enggak mau nemenin gua? Mau ya, plis," ucap Eci dengan nada memohon.

Karena tidak enak menolak Eci untuk kedua kalinya, akhirnya Monica memutuskan untuk mengiyakan ajakan dari Eci.

Kini, keduanya berjalan berdampingan memasuki wilayah kantin. Sudah lama sekali pemandangan ini tidak dilihat oleh kebanyakan orang setelah mendengar bahwa Eci tidak ingin lagi berteman dengan Monica.

Banyak orang yang menatap mereka bingung. Pasalnya, keduanya lumayan terkenal dikalangan kelas 10 dikarenakan mereka sering sekali menjadi pusat perhatian. Seperti, Eci yang selalu berteriak-teriak memaki Monica, lalu Monica yang saat itu selalu berdekatan dengan Alaric yang notabenya most wanted di sekolah ini, dan Eci yang akhir-akhir ini selalu terlihat bergabung dengan para anggota inti Moonlight.

Monica [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang