34 . Kembar Effemy

102 4 0
                                    

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

"Anggap saja masa lalu yang suram ialah sebuah pelajaran berharga bagimu. Karena, jika saja kau melupakannya maka kau akan melupakan bagaimana lelahnya berjuang."

- Monica Kathleen

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

💐💐💐

Seiring berjalannya waktu, seorang laki-laki sibuk memandangi buku tebal yang ada ditangannya. Ia berdecak sebal karena sudah 5 jam ia membaca buku yang ada ditangannya tapi tidak ada yang bisa ia pahami dari mata pelajaran biologi.

"Kalau bukan karena sebentar lagi LUS, enggak akan gua repot-repot belajar gini," gerutu Elaric.

Walaupun ia sering bermalas-malasan, namun tetap saja bagi Elaric, nilai tinggi itu sangatlah penting untuknya. Karena, ia tidak ingin membuat Marko dan keluarga Effemy malu memiliki keturunan seperti dirinya.

Marko pula memperbolehkannya menjadi anak nakal dan memimpin sebuah pasukan geng motor asalkan nilainya selalu tinggi dan setiap tahunnya memasuki 10 besar rangking pararel.

Karena itulah, nilai dari LUS pula sangat berpengaruh besar nantinya.

Elaric mengacak-acak rambutnya karena kesal. Tapi tiba-tiba, sebuah ide muncul dibenaknya.

"Apa gua minta ajarin Alaric ya," gumam Elaric.

Namun tiba-tiba ia menggelengkan kepalanya.

"ENGGAK! Masa iya dia mau ngajarin gua."

Setelah 10 menit berpikir, akhirnya ia memutuskan untuk meminta bantuan dengan Alaric. Ia mengetuk pintu kamar laki-laki itu.

Tok tok tok

"Gua masuk," ucap Elaric lalu memutar knop pintu dan langsung masuk begitu saja.

Terlihat Alaric tidak peduli akan kehadirannya. Elaric melangkah menghampiri Alaric lalu duduk disamping Alaric yang kini berada di sofa.

"Woy, bang Al. Ajarin gua biologi materi LUS nanti, gua enggak paham. Mengingat lo selalu mendapatkan rangking 1 pararel, masa materi gini aja lo enggak paham," celetuk Elaric.

"Males," ucap Alaric dingin sembari mengerjakan soal fisika.

"Ngajarin Sonya aja lo mau, enggak ada tuh acara nolak-nolak. Giliran ngajarin adek sendiri lo enggak mau. Jangan-jangan, lo suka ya sama Sonya?" tanya Elaric menatap wajah Alaric.

"Gak."

"Halah! Bohong lo! Ngaku aja deh," ucap Elaric dengan nada mengejek.

"Berisik! Pergi lo," usir Alaric kesal.

"Idih, ngambek. Ayolah, ajarin gua sebentar aja apa susahnya," ucap Elaric sedikit memaksa.

"Buang-buang waktu."

"Jahat, lo! Udah, cepet ajarin gua," paksa Elaric lalu membuka lembaran buku biologi miliknya.

Alaric memutar bola matanya malas. Sikap Elaric yang pemaksa memang tidak pernah berubah sejak kecil.

"Gua rangkum materi klasifikasi makhluk hidup di buku, terus gua jelasin. Setelah itu, selesai," ucap Alaric cepat.

Elaric tersenyum penuh kemenangan. "Oke!"

Mengenal Klasifikasi Makhluk Hidup 🌳

• Prinsip Klasifikasi

Monica [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang