⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎
"Aku selalu mengira kamu adalah hal terindah yang pernah Tuhan berikan kepadaku. Namun, nyatanya justru kamu yang memberikan luka paling hebat didalam hidupku."
- Monica Kathleen
⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎
💐💐💐
Menatap langit malam yang dipenuhi oleh ribuan bintang serta bulan sudah menjadi kebiasaan tersendiri bagi Monica. Entahlah, menurutnya saat memandangi langit malam disaat ia tidak baik-baik saja membuat hatinya merasa jauh lebih tenang.
Tiba-tiba saja ia merindukan sosok laki-laki yang selalu menjadi alasannya tertawa setiap harinya. Tapi kini, sosok itu sudah menjadi sebuah luka yang amat pedih untuk dikenang maupun dipikirkan.
Monica tidak bisa berbohong, ia merindukan akan kehadiran Zevan disetiap harinya. Tapi setiap kali melihat Zevan, hal itu selalu saja membuat Monica mengingat malam di mana perilaku Zevan yang buruk kepadanya.
Setiap saat, Zevan selalu menomor satukan Kinan. Apa arti kata setara baginya? Bahkan, sudah jelas-jelas diantara dirinya dan Kinan ada perbandingan yang sangat jauh.
"Lo jahat, Zevan," gumam Monica tersenyum miris.
"Lo ditunggu Papa dibawah," sahut Alaric tiba-tiba.
Monica menoleh kebelakang. Ia melihat Alaric yang berdiri diambang pintu.
Ayolah, ia benci keadaan di mana kebahagiaannya harus selalu dan selalu diabaikan.
Malam ini, Marko memaksanya untuk menemui anak dari rekan kerjanya yang waktu itu ingin dijodohkan oleh Kinan namun tidak jadi dan harus digantikan oleh Monica.
Monica berjalan menuju tempat di mana Alaric berdiri.
"Inget apa kata gua tadi," ucap Alaric.
"Menolak perjodohan ini secara langsung?"
"Hm."
"Abang yakin ini akan berhasil? Gimana kalau Papa malu dan dia juga marah?" tanya Monica panik.
"Semua akan baik-baik aja, asalkan lo ikutin semua apa perkataan gua."
"Abang kok bisa seyakin itu?"
Alaric menghembuskan napasnya. "Aratto Skey Cornelis, dia orang yang baik, ramah, dan penyayang. Apalagi dengan anak perempuan."
"Terus hubungannya sama semua pertanyaan aku apa, bang?"
"Dia teman bisnis Papa."
"Maksudnya?"
"Ck. Dia ayah dari laki-laki yang akan dijodohkan sama lo."
"Terus kenapa? Emangnya aku nanya ya?" tanya Monica mengerjabkan matanya polos.
"Terserah! Bodo amat," kesal Alaric lalu pergi.
Monica tertawa kecil melihat Alaric yang kesal. Namun, tak urung membuat Monica penasaran apa maksud dari perkataan Alaric.
"Otak, kenapa lo lemot banget sih," gerutu Monica.
💐💐💐
Dengan dress berwarna biru dongker sepanjang bawah lutut, serta kalung, gelang, dan anting berlian yang melekat ditubuhnya membuat kesan cantik Monica semakin bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monica [END]
Teen FictionHanya sebatas kisah seorang perempuan sederhana yang memiliki banyak luka dihidupnya. Monica Kathleen, tidak populer, tidak terlalu cantik dan tak terlalu pintar. Ia hanyalah seorang gadis dengan satu impian, yaitu bahagia. • • • "Pulang, gua oba...