26 . Segala Lukanya

123 3 0
                                    

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

"Kau adalah orang yang telah membuatku hanyut dalam pedihnya duka. Duka yang selalu aku bawa kemana pun aku pergi, walaupun aku tak sanggup untuk terus menopangnya, namun menerimanya adalah keputusan yang lebih baik dari segalanya."

"Dan andaikan saja semua manusia dapat memahami pedihnya luka saat kau dikecewakan, mungkin sekarang tidak akan ada lagi manusia yang terluka atas perbuatan manusia lainnya."

"Seindah apapun kisahnya jika menorehkan luka itu tidak disebut dengan keindahan."

- Monica Kathleen

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

💐💐💐

"Jangan nangis, saudaraku yang malang," ejek Kinan tertawa.

"LO GILA! BENAR-BENAR GILA!" teriak Monica menatap Kinan penuh amarah.

"Oh gua memang gila," ucap santai Kinan.

"Denger ya, Monica Kathleen. Lo enggak pantes untuk dapetin semua kebahagiaan didunia ini, LO ENGGAK PANTES!" bentak Kinan.

Plakk

Monica menampar pipi Kinan hingga ia menoleh kesamping.

"Jaga bicara lo. Selama ini gua selalu diam atas semua kelakuan buruk lo, Kin. Tapi sekarang enggak lagi, gua muak. Lo bukan Tuhan yang bisa menentukan kebahagiaan seseorang," ucap Monica.

"BERANI LO NAMPAR GUA, BANGSAT?! DASAR LO SAMA NYOKAP LO MURAHAN! MURAHAN! MURAHAN, MONICA! LO DENGER?!" bentak Kinan dengan mata yang melotot.

"Gua enggak denger! Secara enggak langsung, lo menyindir diri lo sendiri," ucap Monica.

"Bangsat lo!" umpat Kinan lalu ia hendak menampar Monica namun dengan cepat Monica memegang pergelangan tangan Kinan lalu menyentaknya.

Tapi anehnya, justru Kinan pura-pura jatuh dan meringis kesakitan sembari memegang kakinya dan tangannya. Tentu saja hal itu membuat anggota Moonlight panik.

"Ratu drama," ucap Monica.

"Kinan? Sakit ya?" tanya Samudra dengan raut wajah khawatir lalu menggendong Kinan ala bridal style lalu membawanya masuk kedalam markas. Bukan hanya mereka, semua anggota Moonlight pun ikutan masuk kedalam markas, kecuali Zevan.

Zevan menarik pergelangan tangan Monica dengan kasar lalu menyeretnya untuk masuk ke markas.

"Zevan, lepas," ucap Monica memberontak namun tidak bisa karena tenaganya tidak sekuat Zevan.

Zevan membawanya keatas balkon yang ada di markas. Ia menatap murka kearah Monica.

"LO PUNYA OTAK ENGGAK SIH?! KENAPA LO SELALU AJA MEMBUAT KINAN CELAKA?"

Monica sedikit tersentak akan nada bicara Zevan yang tinggi kepadanya.

"Selalu? Kamu bilang selalu? Hey, di mana mata kamu selama ini? Aku enggak akan melakukan itu kalau aja Kinan enggak memulainya, dia udah keterlaluan, Zevan. Jadi menurut kamu aku harus diam aja dia menindas aku? Enggak!" jawab Monica.

"Tapi apa perlu lo sampe membuat dia terluka?! Enggak punya hati lo," maki Zevan.

"Zevan, Kinan itu salah."

"Lo yang salah!"

"Letak kesalahan aku di mana?"

"Lo udah membuat Kinan terluka, Mon."

Monica [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang