⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎
"Jangan egois, lepaskan dia yang ingin pergi darimu. Setidaknya dengan kau mengikhlaskan kepergiannya, kau sudah membuat suatu hal yang mampu membuat hatimu bebas dari luka. Karena untuk apa mempertahankan sesuatu yang malah hanya akan berujung menorehkan sebuah luka."
- Monica Kathleen
⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎
💐💐💐
Dengan keadaan kelas yang tenang, mampu membuat seluruh murid yang berada di kelas 12 MIPA 1 itu fokus dalam memperhatikan papan tulis. Tidak ada yang mengeluarkan suara, semua diam memperhatikan Guru yang kini sedang menjelaskan materi didepan.
Sebelum pada akhirnya, Guru dengan name tag Siska itu memberikan waktu 15 menit untuk berdiskusi dengan sesama teman, membahas soal matematika yang baru saja ia jelaskan materinya. Dan sekarang, Bu Siska tengah memberikan sebuah soal untuk murid-muridnya kerjakan.
Alaric mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan gurunya dengan cepat. Bahkan tak sampai 3 menit, ia sudah menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Saat Alaric sedang fokus memperiksa jawabannya kembali, tiba-tiba seorang perempuan berdiri disamping tempat duduknya. Perempuan itu ialah Sonya.
Alaric tak peduli ataupun terganggu dengan kehadiran Sonya yang kini tengah memperhatikannya. Hal itu membuat Sonya menekuk wajahnya kesal.
"Al, gua enggak paham nih. Bisa bantu ajarin enggak?" tanya Sonya dengan nada lemah lembut.
Tidak ada jawaban dari Alaric. Sontak saja Sonya menjambak rambut Alaric karena terlalu gemas sekaligus kesal.
Hal yang dilakukan Sonya tentu saja membuatnya kini menjadi pusat perhatian. Semua teman satu kelasnya memperhatikannya dengan wajah terkejut dan pucat.
Sonya yang tersadar akan tindakannya melepaskan tangannya yang tadi mencengkram rambut Alaric sehingga menjadi berantakan.
"Maaf, gua refleks," ucap Sonya meringis ketika melihat Alaric hanya memasang wajah datarnya.
"Sudah-sudah, kembali fokus ke awal lagi. Sonya, tolong kembali ke tempat duduk kamu," ucap Bu Siska dengan lantang.
Sonya menganggukkan kepalanya menurut. Tapi jauh dilubuk hatinya ia sungguh malu dan merasa bersalah.
Pikiran negatif tentang Alaric yang membencinya muncul dibenak Sonya. Ia sungguh takut Alaric akan membenci dan merasa jijik berdekatan dengannya.
Karena masalah itulah, kini Sonya tak bisa fokus dalam pelajaran. Ia memijat pangkal hidungnya yang terasa lelah.
"Semoga dia enggak ilfiel," gumam Sonya dalam hatinya.
💐💐💐
Menikmati masa-masa sekolah itulah yang biasanya dilakukan oleh remaja seumuran Monica. Namun sayangnya, Monica tidak dapat melakukan hal yang sama seperti itu.
Perempuan itu terus meminta maaf kepada Eci di kelas. Tapi Eci terlihat tak peduli, ia malah mengacuhkan Monica.
Jo yang melihat itu pun merasa iba kepada Monica. Dengan rasa pedulinya, ia maju mendekati Monica dan Eci.
Saat ini, kelas mereka sedang mengadakan pelajaran olahraga. Jadinya semua murid kelas 10 IPS 2 berada di lapangan.
Tadi saat di lapangan, Eci izin untuk pergi ke kelas karena lupa mengambil buku tulis yang ada pr didalamnya. Sedangkan saat melihat Eci pergi, Monica mengikuti perempuan itu dengan alasan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monica [END]
Teen FictionHanya sebatas kisah seorang perempuan sederhana yang memiliki banyak luka dihidupnya. Monica Kathleen, tidak populer, tidak terlalu cantik dan tak terlalu pintar. Ia hanyalah seorang gadis dengan satu impian, yaitu bahagia. • • • "Pulang, gua oba...