07 . Rasa Sakit

236 3 0
                                    

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

"Kenyataannya, hanyalah Tuhan yang tidak pernah meninggalkan dan mengecewakan hambanya."

- Monica Kathleen

⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎

💐💐💐

Disebuah kamar yang gelap, terlihat seorang perempuan tengah tertidur pulas diatas sofa. Matanya mengerjab pelan.

Saat kedua bola matanya terbuka, ia turun dari kasurnya pergi kearah jendela yang ada di kamarnya. Ternyata, hari sudah malam.

Monica menutup hordeng jendelanya. Lalu ia memutuskan untuk mengganti pakaiannya.

Setelah selesai mengganti pakaiannya, Monica turun ke lantai bawah untuk mengisi perutnya yang lapar. Tapi anehnya, walaupun jam sudah menunjukkan pukul 21.05, Marko, Maryam, Kinan, Al dan El masih belum pulang.

"Mereka kemana?" gumam Monica khawatir.

Monica mengambil beberapa cemilan lalu ia menaruhnya diatas meja yang ada di ruang televisi. Rasa khawatirnya ia alihkan dengan menonton sebuah drama korea.

10 menit pun berlalu. Tapi anehnya, perasaan khawatir didalam diri Monica tak kunjung juga hilang.

Karena tak ingin larut dalam perasaan khawatir, Monica mengambil handphonenya hendak menelfon Marko.

Tapi gerakan tangannya terhenti saat melihat status whatsapp Kinan. Dengan gerakan cepat, Monica membukanya.

Monica tersenyum miris, ternyata ke khawatirannya sedari tadi itu tak ada gunanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Monica tersenyum miris, ternyata ke khawatirannya sedari tadi itu tak ada gunanya. Kinan memasang status tentang Marko dan Maryam yang sedang berpegangan tangan didalam mobil.

Monica menebak, mereka berlima pasti tengah berlibur bersama-sama saat pulang sekolah tadi. Tapi mengapa hanya dirinya yang tak diajak? Apakah posisinya dan Karin sudah tergantikan dengan Kinan dan juga Maryam?

"Kenapa rasanya sesakit ini?"

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu terdengar jelas dari arah luar. Monica bangkit dari duduknya untuk membuka pintu utama rumahnya.

Saat pintu itu terbuka, objek pertama yang ia lihat adalah kedua sahabatnya. Jo dan Eci berdiri sembari tersenyum manis dengan menatapnya.

"Jo? Eci? Kalian ngapain?" Monica bertanya dengan satu alis yang terangkat.

"Lo pasti kagetkan? Kami ke sini tuh buat ngecek keadaan lo," ucap Eci tersenyum.

"Benar! Soalnya lo tadi enggak masuk sekolah, tanpa kabar lagi. Gimana kami enggak khawatir, jadi kami memutuskan untuk ke rumah lo deh," sambung Jo.

Monica [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang