⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎
"Aku benci kepada manusia yang datang membawa keindahan dan pergi menyisahkan kehampaan. Perasaan itu bukan untuk dimainkan, namun untuk dijaga agar tidak menimbulkan sebuah luka."
- Monica Kathleen
⫍ ─━━━━╼͜━͜┉ི͜━ི┅━ྀ͜┉ྀ͜━͜╾━━━━─ ⫎
💐💐💐
Alaric memandangi wajah Monica yang terdapat luka dibeberapa bagian wajahnya.
"Pasti sakit," gumam Alaric merasa iba.
Kini, Monica sudah tertidur pulas. Dan saat itulah Alaric pergi meninggalkan Monica untuk ke suatu tempat.
Alaric melajukan motornya dengan kencang di jalanan. Walaupun sudah tengah malam, entah mengapa jalanan masih juga belum sepi. Namun, hal itu tidak mengganggu Alaric sama sekali.
Sesampainya di tempat yang ia tuju, Alaric masuk tanpa peduli apa yang akan terjadi nanti. Banyak orang yang hanya menatapnya saja tanpa berani menegur. Mungkinkah mereka tahu, jika Alaric ialah kembaran dari ketua mereka?
Benar, saat ini Alaric berada di markas Moonlight. Ia memasuki markas tanpa mempedulikan tatapan-tatapan orang-orang kepadanya.
Dari pintu utama, Alaric dapat melihat anggota inti Moonlight yang sedang tertawa bersama. Disana pula ada Kinan dan Eci.
Dengan langkah yang cepat, Alaric menghampiri anggota inti Moonlight serta Kinan dan Eci disana dan langsung memberikan sebuah pukulan yang keras tepat dipipi Zevan yang baru saja sembuh dari luka yang ia dapatkan dari Elaric.
Baru saja proses pemulihan, sudah mendapatkan luka lagi. Haduh, kasihan sekali bukan Zevan?
"Bang Al," gumam Elaric terkejut melihat kehadiran dari kembarannya itu.
Dan juga ia kaget karena Alaric mengetahui letak markasnya di mana. Akan tetapi, ia lupa jika Alaric adalah si jenius. Dan otomatis ia pasti bisa mengetahui alamat markasnya dengan sangat mudah. Kembarannya memang sumgguh tidak bisa diragukan kepintarannya.
Samudra dan Adnan membantu Zevan untuk berdiri. Sungguh, Zevan berani bersumpah pukulan Alaric jauh lebih sakit ketimbang pukulan Elaric.
Alaric kembali memukuli Zevan. Menendang, bahkan meninjunya sekuat tenaga. Semua amarah yang ia pendam dari lama akhirnya ia lampiaskan sekarang.
Tidak ada yang berani melerai. Saat merasa Zevan sudah hampir pingsan, Elaric menarik kembarannya agar menjauh dari Zevan.
"Udah, bang. Lo kenapa mukul dia?" tanya Elaric santai.
Alaric tidak menjawab pertanyaan dari Elaric. Ia memandang Zevan yang tengah dibantu berdiri oleh Asher.
"Ini balasan untuk lo yang udah bikin Monica terluka," ucap dingin Alaric dengan penuh penekanan.
Semuanya terkejut mendengar perkataan Alaric. Terutamanya Kinan dan Elaric, hal ini sungguh diluar dugaan mereka semua.
"Kenapa lo peduli sama dia? Apa karena lo juga dapet surat dari Mama?" tanya Elaric.
"Surat?"
"Iya, surat. Waktu kejadian Papa dapet surat dari Mama, gua juga dapet. Didalamnya ditulis bahwa Mama minta gua jagain Monica. Apa lo juga disuruh?" tanya Elaric serius.
Alaric menyungging senyumnya. Dan ini pertama kalinya bagi Elaric dan semuanya melihat Alaric berekspresi.
"Monica itu adik gua. Gua enggak perlu suruhan siapapun untuk menjaga dia," ucap Alaric. Walaupun perkataannya panjang, tapi nada bicaranya tetaplah terdengar datar atau dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monica [END]
Teen FictionHanya sebatas kisah seorang perempuan sederhana yang memiliki banyak luka dihidupnya. Monica Kathleen, tidak populer, tidak terlalu cantik dan tak terlalu pintar. Ia hanyalah seorang gadis dengan satu impian, yaitu bahagia. • • • "Pulang, gua oba...