Twisted Ending [1]

967 56 25
                                    

“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi pada putriku?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi pada putriku?”

Rambut silver yang indah, dipadukan dengan matanya yang berwarna merah, memberikan kesan indah yang nyaris terasa tidak nyata, itulah sosok Grand Duke Miles De Webster, pemegang kedudukan tertinggi setelah kaisar di Decuri Empire. Saat ini, sang Grand Duke sedang dilanda kepanikan saat putri bungsunya Luella De Webster pingsan saat sedang belajar bersama kakaknya Lancelot De Webster.

“Tuan besar, sihir Nona tidak terkendali, tubuhnya masih terlalu kecil untuk menampung sihir sebesar ini,” dokter muda itu menjelaskan keadaan sang nona, berharap Miles puas dengan penjelasannya.

“Jadi apa yang harus kita lakukan?” istri Miles, Grand Duchess Ruby De Webster berdiri di samping putrinya dengan ekspresi khawatirnya.

Dokter itu menunduk. “Akan lebih baik jika Nona mulai melatih sihirnya, ini untuk mencegah agar sihir nona tidak mengamuk nantinya.”

“Dokter, putriku baru berusia tiga tahun, kau pikir masuk akal meminta anak berusia tiga tahun untuk mulai berlatih sihir?” Miles berucap dengan ekspresi gelap yang berhasil membuat dokter muda itu ketakutan setengah mati.

Asisten Miles, Deon, maju untuk menghentikan Miles sebelum ia benar-benar membunuh sang dokter, Deon mencoba memberi saran untuk sang tuan. “Bagaimana jika kita panggil Tuan Alkaid saja? Beliau adalah yang terbaik, saya yakin Nona akan baik-baik saja dibawah pelatihan Tuan Alkaid.”

Alkaid Roan, penyihir terbaik di kekaisaran yang juga merupakan master dari Spire tower, satu-satunya menara sihir yang ada di kekaisaran. Selain itu, Alkaid juga merupakan guru sihir Miles, kemampuannya sudah jelas tidak diragukan lagi, terlebih Alkaid Roan adalah satu-satunya penyihir yang bukan merupakan penyihir elemental yang berhasil menjadi master menara sihir. Aura Miles sedikit mengecil, ia tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk, menyetujui saran dari asistennya itu, Deon dan sang dokter kompak menghela napas lega, Deon keluar untuk mengirimkan undangan pada Alkaid, sementara itu sang dokter pergi setelah memberikan ramuan untuk menekan sihir Luella.

Miles kemudian berjalan memutari ranjang, ia duduk di samping Luella, tangannya bergerak mengusap rambut Luella dengan lembut, Miles, sosok yang dikenal karena semua kemenangannya disetiap perang yang dia ikuti, Miles yang dikenal karena kekejamannya diteiap perang yang dia ikuti, kini hanyalah seorang ayah yang mengkhawatirkan kondisi putrinya.

Ruby ikut duduk di samping Luella, ia menatap Miles yang tampak sangat kacau, Ruby menghela napas pelan. “Luella, putri Mama, ayo bangun, jangan buat Mama khawatir,” bisik Ruby nyaris tak terdengar.

Mata Luella bergerak, membuat Miles dan Ruby semangat.

“Luella,” Miles memanggil putrinya dengan penuh kasih sayang.

Luella mencoba membuka matanya yang terasa berat, hal pertama yang ia lihat setelah ia berhasil membuka matanya adalah wajah khawatir kedua orang tuanya, Luella mencoba bergerak, tapi tubuhnya terasa berat, membuat ia mau tak mau tetap diam diposisinya.

“Luella baik-baik saja,” ucap Luella lirih.

Ruby memeluk Luella. “Syukurlah, syukurlah Luella akhirnya sadar juga.” Ucap Ruby lega, suaranya bergetar menahan tangis.

Luella terdiam. Aku masih tidak percaya kalau aku benar-benar masuk ke novel. Batin Luella.

Benar, tiga tahun yang lalu, Luella terbangun di tubuh seorang bayi cantik setelah ia mati mengenaskan di sebuah gedung yang terbakar, singkatnya, tiga tahun yang lalu, Luella bereinkarnasi di dunia ini setelah ia tiada di dunianya sebelumnya, tapi hari ini Luella akhirnya mengetahui hal mengejutkan tentang dunia ini. Sebelum ia pingsan, ia sedang belajar tentang sejarah kekaisaran bersama kakaknya, saat ia akhirnya sadar bahwa dunia yang ia tempati sekarang, merupakan dunia di dalam novel ringan yang pernah ia baca dikehidupannya yang sebelumnya, novel dengan alur menyeramkan yang membuat ia sempat tidak bisa tidur selama satu minggu,  dan yang terburuknya, setelah mencoba mengingat-ingat lagi, Luella De Webster, adalah tokoh utama dalam novel itu, tokoh utama yang berakhir tragis karena cinta.

Hah … menyedihkan, menyebalkan, menjengkelkan. Luella bersungut dalam hati. Sebenarnya kenapa aku baru menyadari hal ini sekarang, kenapa aku tidak pernah sadar bahwa namaku sama dengan nama tokoh utama itu?

Luella menatap ayah dan ibunya yang masih menggenggam tangannya. Tiga tahun ini, Luella yang mengalami banyak hal buruk dikehidupan lalunya, berhasil menyembuhkan traumanya dan mencoba mendekatkan diri dengan keluarganya, keluarga yang sangat menyayanginya bahkan ketika ia tidak menanggapi apapun yang mereka lakukan, keluarga yang akhirnya mengajarkan Luella tentang kasih sayang dan kehangatan.

Keluarga yang hangat ini … aku tidak mau kehilangan keluarga ini, batin Luella mantap. “Mama dimana Kakak?” tanya Luella pelan.

Ruby tersentak. “Luella, Lance saat ini sedang beristirahat di kaamrnya, ini sudah malam, dia pasti menemuimu besok,” jawab Ruby mencoba selembut mungkin.

“Mama, ini bukan salah Kakak, tolong beritahu kakak itu, Kakak tidak salah,” ucap Luella mengerti sifat Lancelot.

Lancelot De Webster, tahun ini dia sudah berusia delapan tahun, usia di mana ia sudah menerima pelajaran persiapan penerus karena statusnya sebagai putra sulung. Lancelot adalah anak yang cerdas, ia dan Miles sama-sama memiliki sihir angin, sihir yang harus dimiliki oleh Grand Duke Webster disetiap generasi. Berbeda dengan Lancelot dan Miles, Luella dan Ruby memiliki sihir air, sihir yang dimiliki oleh semua penyihir penyembuh, meski begitu, Lancelot tidak mewarisi mata merah Miles, Lancelot justru memiliki mata biru, sama seperti Ruby, sementara itu, Luella justru terlihat persis seperti Miles versi wanita. Lancelot, sama seperti Ruby dan Miles, ia sangat menyayangi Luella, adiknya satu-satunya, karena itu Luella yakin Lancelot akan menyalahkan dirinya sendiri karena ia pingsan tepat di samping Lancelot.

Miles mengusap rambut Luella. “Jangan khawatir, Papa akan berbicara pada Lance nanti.”

Luella tersenyum. “Terima kasih, Papa.” Luella terdiam sejenak. “Eumm, aku mau tidur lagi, bisa tinggalkan aku sendiri?” pinta Luella.

Miles dan Ruby saling menatap sejenak, mereka kemudian mengangguk, keduanya mencium kening Luella bergantian, lalu keluar dari kamar Luella. Luella langsung duduk begitu pintu kamarnya tertutup, ia mengambil buku di laci mejanya, ia kemudian mulai menulis situasi yang ia alami saat ini.

Luella menghela napas pelan. Kalau ini novel romansa, aku pasti akan sangat senang bereinkarnasi menjadi tokoh utama, masalahnya ini adalah novel tragedi yang berakhir tragis, aku tidak mau akhir itu, batin Luella frustrasi.

Luella menuliskan nama-nama tokoh penting dalam novel ini, ia juga sedikit menulis konflik besar yang ia ingat, karena ia sudah berada di dunia ini selama tiga tahun, ingatannya mulai kabur, ia tidak mau kehilangan semua ingatan penting ini, karena itu ia menuliskan semuanya, bahkan hingga ke waktu-waktunya. Novelnya dimulai ketika Luella berusia lima belas tahun, tapi novel itu juga menceritakan semua masa lalu karakter, kejadian-kejadian penting yang akhirnya membangun para karakter, sialnya, semua masa lalu itu merupakan masa lalu yang sangat kelam, setiap Luella membaca itu dikehidupannya sebelumnya, ia akan kesulitan untuk menghentikan tangisnya.

Luella bertekad, rencana utamanya adalah mengubah nasib tokoh-tokoh itu, untuk menghindari masa depan kelam, Luella bertekad untuk berteman dengan banyak orang, berteman dengan tokoh-tokoh bermasalalu kelam dan mengubah masa lalu itu sebelum semuanya terlambat.

Luella mengepalkan tangannya. “Tunggu saja, aku akan menyelamatkan kalian!”

The Saintess' Twisted EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang