Twisted Ending [9]

409 41 2
                                    

Teriakan Luella berhasil membuat seisi ruangan menatapnya, Luella sendiri tampak duduk dengan wajah bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teriakan Luella berhasil membuat seisi ruangan menatapnya, Luella sendiri tampak duduk dengan wajah bingung.

“Luella, apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba berteriak?” tanya Miles khawatir.

Luella memegangi kepalanya. “Mimpi, aku bermimpi hal yang aneh,” jawab Luella.

Ruby duduk di samping Luella. “Mimpi apa?” tanya Ruby.

“Entahlah, aku hanya bermimpi mendengar suara wanita yang terus memanggil namaku, tapi saat dia akhirnya mengatakan apa yang dia mau, suaranya sangat samar sehingga membuat aku tidak bisa menangkap apapun yang ia katakan,” Luella menghela napas kesal. “Ah ... rasanya sangat menjengkelkan!”

Miles dan Ruby saling bertatapan sejenak. “Tidak usah dipikirkan, itu hanya mimpi,” ucap Miles menenangkan.

Luella mengangguk. “Benar, biarkan saja,” balas Luella. “Oh, benar juga, Lionel di mana?” tanya Luella.

“Putra mahkota sudah pulang,” jawab Lancelot.

Luella menunduk. “Begitu rupanya,” aku harap dia tidak terluka lagi malam ini.

*

Hari demi hari berlalu dengan cepat, Luella mulai sering bertukar surat dengan Emanuel, sama seperti pertemanannya dengan Lionel yang berawal dari bertukar surat, ia dan Emanuel juga semakin dekat karena pertukaran surat itu. Setelah hampir sebulan bertukar surat, Emanuel akhirnya mulai sering mengunjungi kediaman Luella, tentu saja tidak mudah bagi Luella untuk membuat Emanuel dan Lionel dekat, mereka berdua selalu bertengkar dalam setiap pertemuan, kadang pertengkaran mereka membuat Luella mengusir mereka dari kediamannya, tapi kedua orang itu seperti sudah ditakdirkan menjadi musuh sejak awal, mereka benar-benar sulit untuk akur.

Tiga bulan berlalu dengan cepat, hari ini, Luella mendapat kabar mengejutkan. Merchant milik keluarga Emanuel bangkrut, dan bisnis ellegal mereka tiba-tiba terbongkar, membuat nama Viscount Rondel jatuh, Viscount dan Viscountess di tangkap oleh royal guard, meninggalkan Emanuel sendirian.

Luella tahu bahwa semua ini adalah perbuatan Miles, bahkan Emanuel sendiri juga tahu bahwa semua ini perbuatan sang Grand Duke tapi ia memilih tetap diam, ia tdiam-diam senang karena ia akhirnya bisa bebas dari dua orang yang paling ia benci. Berbeda dengan Emanuel yang sangat santai, Luella sendiri justru tidak bisa tenang sejak ia mendengar kabar itu, terlebih ia tidak bisa mengirim surat atau mengunjungi Emanuel, membuat ia benar-benar khawatir.

“Luella, duduk dulu, royal guard hanya menangkap Viscount dan Viscountess, mereka tidak menyentuh temanmu sama sekali,” Miles menegur Luella yang sedang berjalan mondar-mandir di depan meja kerjanya.

“Meski mereka tidak menyentuh Emanuel, maid dan pengawal di sana pasti tidak akan menghormati Emanuel lagi, terlebih lagi Emanuel itu baru berusia lima tahun, Papa lupa ya? Dia pasti ketakutan di sana sendirian,” ucap Luella. Bagaimana kalau Emanuel yang justru menjadi psikopat gila karena kejadian mengejutkan ini? Bagaimana kalau ekspresi polosnya itu menghilang nanti?

“Luella, coba duduklah sebentar, kamu sudah memutari ruangan ayah lebih dari sepuluh kali,” tegur Lancelot.

Luella duduk di samping Lancelot, ia menatap Lancelot dengan mata berkaca-kaca. “Aku ingin bertemu dengan Emanuel, tapi bagaimana kalau dia nanti jadi membenciku?”

“Kenapa Luella berpikir seperti itu?” tanya Ruby lembut.

Luella menunduk. “Emanuel pasti tahu kalau Papa yang membongkar semua kebusukan keluarganya, bagaimana kalau Emanuel membenciku karena itu?”

Miles menghela napas pelan. “Kalau dia membencimu karena hal ini, maka dia tidak pantas menjadi temanmu.” Ucap Miles tegas.

Pintu ruangan Miles terbuka, Lionel masuk dengan wajah sumringah. “Selamat siang, Grand Duke.”

Luella bangkit, ia berlari memeluk Lionel, membuat Miles dan Lancelot langsung berdiri karena terkejut, Lionel sendiri membeku, terkejut dengan tindakan tiba-tiba Luella.

“Lionel, bagaimana ini, Emanuel ...,”

Lionel tersadar, ia mengusap punggung Luella lembut. Aku tidak menyangka kalau dia akan sesedih ini, padahal aku justru senang melihat semua ini. “Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja.” Bisik Lionel.

“Luella, menjauh dari orang itu!” seru Lancelot.

Luella mengabaikan seruan sang kakak, ia justru mempererat pelukannya.

Miles menatap Lionel dengan mata berapi-api, sementara Lionel terus mengusap punggung Luella sembari memberikan ekspresi mengejek pada Miles dan Lancelot. Ruby yang melihat semua itu hanya bisa tersenyum, ia senang melihat Lionel yang sudah mulai banyak berekspresi, saat ia pertama kali melihat Lionel, ekspresi datarnya selalu membuatnya merinding, ia tidak merasa berhadapan dengan anak berusia enam tahun. Saat ia mendengar soal perlakuan kaisar pada Lionel, ia benar-benar ingin pergi ke istana ratu, mempertanyakan kenapa ia tidak berbuat apapun meski putranya menderita, tapi Miles berhasil menghentikannya, Miles meyakinkannya bahwa ratu tidak mungkin hanya diam saja jika beliau tahu.

Hal itu membuat Ruby ingin mencegah Lionel untuk kembali ke istana, ia bahkan tidak bisa tidur selama beberapa hari karena memikirkan apa yang Lionel alami di tempat yang seharusnya menjadi rumah. ruby mencoba mencari cara agar Lionel menghabiskan lebih banyak waktu di kediaman ini, karena itu juga, kepulangan mereka kembali ke Dukenom lagi-lagi tertunda, Ruby tidak bisa meninggalkan Lionel begitu saja di sini. Lionel adalah putra mahkota, karena itu pergerakannya selalu terbatas, semua gerak-geriknya jelas diawasi dari segala arah, baik itu dari keluarganya, atau dari pihak jahat yang hanya ingin untuk menyingkirkannya. Belum lagi fakta bahwa ia sebenarnya bukanlah putra pertama Kaisar, membuat banyak bangsawan marah, mereka menganggap Kaisar pilih kasih hanya karena Lionel merupakan putra dari Ratu.

Pada kenyataannya, hubungan ratu dan kaisar benar-benar buruk, tentu saja tidak ada yang tahu tentang ini kecuali orang-orang terdekat ratu, salah satunya Ruby yang merupakan satu-satunya teman dekat sang ratu. Ruby hanya tidak menyangka bahwa hubungan buruk keduanya berpengaruh pada kedua anak sang ratu, Lionel dan adik perempuannya Eleanor, Ruby baru tahu beberapa hari yang lalu bahwa Eleanor kesulitan untuk sekedar berbicara dengan sang kaisar, sementara itu, Lionel justru menjadi samsak bagi kaisar gila itu.

Ruby senang karena putrinya berhasil membuat Lionel kembali terlihat seperti anak berusia enam tahun, tapi Ruby juga terkejut ketika Luella tiba-tiba berteman dekat dengan Emanuel, ia mendengar dari Miles bahwa ucapan Luella lah yang akhirnya membuat ia mulai menyelidiki keluarga Rondel, ia awalnya sedikit khawatir, ia takut Emanuel hanya mendekati Luella untuk menjadi mata-mata bagi orang tuanya, tapi siapa sangka, ketika ia pertama kali bertemu Emanuel, ia nyaris menangis melihat betapa kecilnya tubuh anak itu, dibandingkan dengan Luella yang baru berusia empat tahun, tubuh Emanuel sangat-sangat kurus, seakan dia tidak pernah makan, karena itulah, ia membiarkah Luella terus bermain dengan Emanuel, meski ia juga mengirimkan satu shadow -pasukan mata-mata milik keluarga Webster- untuk mengikuti Emanuel.

Setelah satu minggu shadow mengikuti Emanuel, ia mendapat laporan bahwa pasangan Viscount memukuli Emanuel, dalam laporannya, mereka mengatakan bahwa Emanuel sampai kehilangan kesadaran karena penyiksaan ini. Tentu saja hal itu sukses membuat Ruby dan Miles terkejut bukan main, setelah tragedi itu, Emanuel berhenti datang ke kediaman mereka sampai satu minggu, membuat Luella uring-uringan karena cemas. Saat itulah Ruby tahu, bahwa Luella mendekati kedua anak itu karena putrinya itu ingin membawa sedikit cahaya pada kedua anak yang sama-sama merupakan korban kekerasan itu, Ruby tahu ini karena meski Emanuel rutin membalas surat Luella, putrinya itu tetap uring-uringan, seakan tahu bahwa kondisi temannya sedang tidak baik-baik saja.

Ruby tersadar dari lamunannya ketika Lancelot tiba-tiba menarik Luella menjauh dari Lionel. “Luella, dengar ini, semua laku-laki itu berbahaya, mengerti!”

The Saintess' Twisted EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang