Wajah Cecily menggelap selama beberapa saat, tapi ia kemudian dengan cepat mengubah ekspresinya, ia berbalik, lalu ia berpura-pura jatuh, berniat untuk menumpahkan jusnya ke baju Luella, namun, Luella tidak menangkap Cecily, membiarkan gadis itu terjatuh begitu saja, setelahnya ia berpura-pura tersandung, menjatuhkan meja penuh kue yang ada di sampingnya, membuat semua kue itu jatuh ke atas Cecily.
“Astaga, maafkan saya, nona, apa Anda baik-baik saja?” tanya Luella, berpura-pura khawatir.
Cecily menatap Luella dengan tatapan penuh amarah, ia mendorong Luella yang sedang mengulurkan tangannya, membuat Luella jatuh kebelakang, tangannya yang ia gunakan untuk menopang tubuhnya terkena pecahan kaca dari gelas yang Cecily bawa. Luella meringis, ia mengangkat tangannya, perlahan, ia mencabut pecahan kaca itu, membuat ia langsung berdarah.
Ah, sial, aku lupa, seharusnya aku tidak langsung mencabutnya, batin Luella mendadak merasa bodoh.
“Luella!”
Luella mendongak, ia terkejut melihat pintu balkon yang terbuka, di tambah lagi, banyaknya orang yang berkumpul di depan pintu, menatap Luella dan Cecily dengan tatapan yang beragam. Miles yang melihat Luella terluka langsung berlari menghampiri Luella, Ruby sendiri langsung menggunakan sihirnya, menyembuhkan Luella dalam sekejap.
“Apa-apaan ini?” Louis bertanya dengan nada marah.
Luella menunduk, bibirnya menyunggingkan senyuman licik. “Paman, aku tidak apa-apa, aku hanya terjatuh saat mencoba menolong nona Ossylburl.” Ucap Luella sembari tersenyum manis.
Tentu saja senyuman Luella mengundang bisik-bisik dikalangan tamu, pintu balkon dibuka setelah Lionel, yang berdiri di depan pintu balkon mendengar suara meja yang terjatuh, jadi semua orang menyaksikan bagaimana Luella mencoba membantu Cecily, namun Cecily justru mendorongnya, semua orang hanya terlalu terkejut untuk sekedar bereaksi, dan melihat reaksi Luella yang seperti menutupi tindakan Cecily, membuat penilaian bangsawan terhadap Luella menjadi semakin bagus, sementara Cecily sudah jelas akan kehilangan mukanya di sini.
Miles membantu Luella berdiri. “Louis, tangani sisanya, aku akan membawa putriku ke kamarnya.” Titah Miles.
Luella mengerutkan keningnya. “Papa, ini adalah pesta untuk papa, papa tidak boleh meninggalkan pestanya,” tegur Luella.
Miles tersenyum, ia mengusap rambut Luella lembut. “Pesta ini tidak lebih penting dari putri papa.”
Luella tertegun, senyumnya mengembang. Sepanjang perjalanan ke kamarnya,ia hanya menunduk, entah kenapa beban berat yang ia rasakan sebulan ini rasanya langsung menghilang, mendengar suara sang ayah seakan membuat semuabebannya langsung terangkat.
“Luella, kita sudah sampai, ganti bajumu dulu, lalu istirahat saja,” ucap Miles sukses menarik Luella keluar dari lamunannya.
Luella mendongak. “Papa, sini sebentar,” pinta Luella.
Miles menuruti kemauan Luella, ia berlutut di depan Luella, dan Luella langsung memeluknya.
“Papa, selamat atas kemenangannya.” Bisik Luella.
Miles tersenyum, tapi dengan cepat senyumnya pudar saat tubuh Luella mendadak melemas, pelukannya terlepas, dan tubuh Luella langsung terjatuh di pelukan Miles. Miles panik, ia mencoba memanggil nama Luella beberapa kali, wajah pucat Luella membuatnya semakin panik, terlebih lagi suhu tubuh Luella yang mendadak menurun drastis, tubuh Luella sedingin es.
“Grand Duke, apa yang terjadi?”
Miles menoleh, mendapati Lionel dan Emanuel yang berdiri di depan pintu kamar Luella.
“Kalian, panggilkan dokter!” teriak Miles cemas.
Lionel dan Emanuel berlari untuk memanggil dokter, sementara Miles langsung menidurkan Luella di kasurnya, ia duduk di samping putrinya itu sembari terus menggenggam tangan Luella, sampai dokter datang bersama Lionel dan Emanuel, disusul dengan kedatangan Ruby, Louis dan Alkaid yang tampak sangat panik.
“Nona kelelahan, ini adalah reaksi tubuhnya yang melepaskan semua stress yang tertumpuk selama ini,” ujar dokter setelah selesai memeriksa Luella.
Sang dokter langsung berpamitan setelah memberikan saran-sarannya, menyisakan keluarga dan teman Luella yang berdiri diam di tempat mereka. Francessa yang baru datang setelah mendengar semua keributan di kamar Luella membeku di depan kamar Luella, melihat aura kelam di kamar Luella membuat Francessa ragu untuk masuk.
“Francessa, apa yang Luella lakukan selama ini?” tanya Alkaid sebelum Francessa sempat melangkahkan kakinya pergi dari sana.
“Ah, sebulan ini nona sangat sibuk, nona pergi ke desa dwarf sendiri, nona mengurus masalah pajak, nona juga berangkat sendiri saat penangkapan para bangsawan, nona mengurus jadwal white phoenix, lalu memanggil tukang untuk membuat rumah pekerja yang akan ditinggali oleh pekerja tambang dan juga para dwarf, nona rutin menginspeksi tambang, nona juga rutin mengecek pembangunan, lalu nona sedikit membantu dalam pembuatan perisai pelindung di sekitar tambang, nona juga menyiapkan semua pesta ini,” Francessa menjelaskan semua kegiatan Luella, suaranya semakin mengecil menuju akhir karena wajah orang-orang di depannya yang mendadak menggelap.
“Kenapa putriku mengerjakan itu semua sendiri? Kemana bangsawan-bangsawan lainnya? Bukannya aku juga memberikan satu penyihir lain yang bisa melakukan sihir atau apa pun itu di tambang?” tanya Miles dengn nada marah.
“Nona sendiri yang mau mengerjakan semuanya sendiri, nona tidak akan bisa tidur sebelum pekerjaannya untuk hari itu selesai, makanya saya membiarkan nona melakukannya, saya tidak mau nona tidak tidur malam, lalu soal bangsawan, nona berbicara dengan mereka sekali, dan meski mereka hanya berbicara selama kurang dari satu jam, energi nona seperti terkuras habis, nona sepertinya sangat takut berhadapan dengan para bangsawan, meski di depan bangsawan nona bertingkah angkuh,” jawab Francessa seadanya.
“Luella sepertinya memiliki kebiasaan yang sama seperti kakeknya, dia dulu juga tidak akan bisa tidur kalau pekerjaannya belum selesai,” lirih Alkaid.
Miles berbalik. “Kalau tahu begitu, aku tidak akan memberikan pekerjaan untuknya!” seru Miles.
“Miles, akan lebih baik jika kau menambah orang yang membantunya, Luella tidak akan senang kalau kau tiba-tiba mengambil pekerjaannya, dan juga, coba luangkanlah lebih banyak waktu dengan Luella, kalau kau terus bekerja, maka Luella hanya akan mengikutimu,” ucap Alkaid memberi saran.
“Alkaid, tidak bisakah kau menjadi asisten tetapnya?” pinta Ruby.
“Aku mau saja, tapi apakah Luella tidak akan keberatan?” Alkaid melemparkan pertanyaan balik.
“Luella juga menerimamu sebagai asisten sementaranya waktu itu,” ucap Louis.
“Hmmm, aku bisa melakukan itu, aku juga tidak mau anak ini kelelahan begini, tapi, akan sulit bagiku untuk terus bersamanya, akhir-akhir ini aku sedang memiliki sesuatu yang aku selidiki,” balas Alkaid.
“Kalau begitu biar Elaine saja yang menjadi asisten kedua Nona,” celetuk Francessa.
“Oh, ide bagus, Elaine juga merupakan penyihir dan akuntan yang hebat,” sambung Alkaid.
“Kalau begitu, aku serahkan soal asisten ini pada kalian berdua.” Ucap Miles.
“Anu ... satu lagi, saya tidak mau membuat nona terkejut saat bangun nanti, jadi saya akan meminta tuan muda Emanuel untuk tetap di sini untuk sementara, Nona memiliki urusan bisnis yang ingin nona bicarakan,” Francessa membungkuk sopan, meminta secara formal kepada Emanuel.
“Baiklah, aku akan tetap di sini sampai Luella selesai dengan urusan bisnisnya,” balas Emanuel enteng.
“Ah, aku jadi bisa sekalian menyerahkan urusan wilayah Rondel padamu, lega sekali rasanya,” ucap Louis lega.
“Lalu, eumm, besok adalah jadwal kedatangan tuan Elbrotum, kepala klan dwarf, nona berniat membicarakan semuanya besok bersama tuan Elbrotum dan tuan muda Emanuel, jadi haruskah saya memberi tahu tuan Elbrotum untuk menunda kunjungannya?” tanya Francessa.
Ruby menghela napas. “Anak ini mau menyelesaikan semuanya langsung setelah pesta, dia benar-benar mirip dengan ayah mertua,” lirih Ruby. “Francessa, tolong kosongkan jadwal Luella untuk satu minggu ke depan, Luella hanya akan beristirahat seminggu ini, aku akan tetap di sini untuk mengurus yang mendesak.”
“Ah, urusan yang mendesak sudah nona selesaikan semuanya, jadi sebenarnya semua jadwal nona sudah tidak lagi terlalu penuh, dan semuanya juga sudah bukan sesuatu yang mendesak,” jelas Francessa.
Louis melongo. “Tunggu dulu, sebelum kita pergi berperang, aku ingat Albert sempat memberitahuku bahwa ada banyak sekali hal mendesak yang harus segera di selesaikan, sekarang kau memberitahuku bahwa semua itu sudah diselesaikan, oleh Luella, dalam waktu satu bulan?!”
Francessa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Benar sekali, Tuan Louis.”*
Hai hello my lovely Readers
Akhirnya phase dua selesai juga, apa nih kesan dan pesan kalian untuk 12 y.o Luella? Apakah ada yang ingin di sampaikan pada 14 y.o Luella? Tulis di komen ya!
Oh iya setelah ini phase tiganya mau di update kapan nieh? Satu minggu lagi? Tiga hari lagi? Atau bulan depan ajah? Yuk komen yuk.Well then, see you when i see you.
With loveStella
KAMU SEDANG MEMBACA
The Saintess' Twisted Ending
FantasySebagai seorang saintess, Luella De Webster memiliki kewajiban yang tertumpu kepada dua pundaknya. Namun, apa jadinya kalau saintess yang seharusnya menjadi boneka kuil justru memilih untuk menyembunyikan identitasnya?