New Fate [14]

251 25 0
                                    

“Tuan besar, apa yang harus kita lakukan pada Altair, mereka sudah mulai menggerakkan pasukan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Tuan besar, apa yang harus kita lakukan pada Altair, mereka sudah mulai menggerakkan pasukan mereka.”

Miles memijat kepalanya, Lionel yang berdiri di depannya juga hanya diam, begitu juga Lancelot, Emanuel dan Louis yang juga ada di ruangan itu. Lionel mendapat laporan bahwa kaisar menyetujui permintaan Altair untuk melakukan perang wilayah, sepertinya Kaisar menyetujuinya dengan cepat karena tahu bahwa Webster mulai mendukung Lionel diam-diam, terlebih lagi, Rue juga dipermalukan di pesta tempo hari, membuat Kaisar semakin waspada terhadap keluarga Webster. Laporan itu memang sudah di perkirakan, tapi mereka semua tidak mengira Altair akan melakukannya secepat ini, terlebih saat ini ada masalah yang lebih besar yang menimpa keluarga Webster.

“Louis, bagaimana keadaan Luella?”

Benar, Luella sudah tidak sadarkan diri selama satu minggu lebih, sama seperti saat dia bertemu dengan saintess Gania, Louis tidak bisa merasakan keberadaan jiwa ataupun divine power Luella, seakan tubuh Luella hanyalah cangkang kosong dengan sihir yang membantunya untuk tetap hidup. Meski kali ini Louis masih bisa merasakan sihirnya, tapi sihirnya terasa sangat tipis, Alkaid harus terus berada di sampingnya seharian untuk memastikan sedikit sihir itu tidak menghilang dari tubuhnya.

“Masih belum ada perkembangan, aku masih belum bisa merasakan divine powernya.” Ucap Louis.

“Apakah dia sedang bersama saintess lagi? Tapi untuk apa?” Lionel bertanya bingung.

Miles menyenderkan kepalanya. “Ini sudah terlalu lama, apakah Luella nyaman bersama saintess? Mungkin ini karena kita tidak becus menjaga Luella, iya kan?”

“Kak, Luella menyayangimu, dia tidak mungkin memutuskan untuk pergi begitu saja, ini pasti karena saintess memiliki hal penting yang harus dibicarakan dengan Luella,” Louis mencoba menghibur.

Deon menghela napas pelan, ia tahu bahwa kondisi Luella saat ini sedang tidak baik, tapi kalau Luella bangun dan tahu bahwa ayahnya tidak melakukan apa pun meski sudah tahu tentang pergerakan Altair, Luella pasti akan kecewa.

“Tuan besar, tolong berikan perintah Anda dulu, jika nona bangun dan tahu tentang ini, Nona bisa kecewa berat,” ucap Deon kesal.

Miles mengerang kesal. “Argh, serangga-serangga itu benar-benar menyebalkan, kalaupun kita menang perang wilayah ini, artinya wilayah Altair yang sudah dua kali lebih besar dari sebelumnya akan menjadi wilayah Northern, artinya, aku akan mendapatkan lebih banyak pekerjaan, itu menyebalkan!”

“Ahhhh, kakak benar, tunggu dulu, aku tidak mau memiliki pekerjaan lebih dari ini, ini sudah cukup melelahkan, lagian wilayah Rondel juga belum diambil alih oleh Emanuel, aku bisa gila nanti!” seru Louis tak santai.

“Ayah, bersabarlah dua tahun lagi,” ucap Emanuel santai.

Louis meremas bahu Emanuel. “Emanuel, aku tidak peduli, dengan usiamu, aku akan mulai membawamu ke wilayah Rondel setelah semua ini selesai!”

“Ayah, aku masih mau bermain-main dengan Luella!” protes Emanuel.

“Emanuel, ini adalah takdirmu, terima saja,” ucap Lionel. Setidaknya kau menjauh dari Luella.

“Hei, kau pasti senang karena kau jadi lebih bebas bersama Luella kalau aku pergi, iya kan?” Emanuel menunjuk Lionel tak santai.

Lionel tertawa. “Apa maksudmu, aku hanya memberikan saran sebagai putra mahkota.”

Emanuel berdecih pelan. “Kalaupun aku pergi, memangnya Luella mau memaafkanmu, setelah semua ini?”

Lionel tersentak, ia menunduk dalam, membuat Emanuel tertawa keras.

“Ayah, sepertinya akan lebih baik jika ayah menyingkirkan mereka berdua, mereka terang-terangan mengincar Luella di depan kita,” ucap Lancelot dengan ekspresi gelap.

Miles tersenyum mengerikan. “Benar, sebaiknya aku singkirkan mereka sekarang.”

“Hei, tenang kalian berdua, Luella sudah berusia dua belas tahun, tiga tahun lagi, Luella akan mulai mencari laki-laki yang cocok untuk menjadi tunangannya, akan lebih baik jika kalian tidak ikut campur dalam hal ini, bukankah dulu kakak dan kakak ipar juga bertunangan saat kakak ipar berusia lima belas tahun?” Louis melerai sebelum keponakan dan kakaknya itu benar-benar melukai dua teman Luella itu.

“Siapa bilang dia akan mencari tunangan di usia lima belas tahun? Luella bisa mencari tunangan saat dia sudah lebih dewasa lagi,” ucap Miles tak terima.

“Benar sekali, Luella tidak harus bertunangan secepat itu,” sambung Emanuel.

“Oh, benar juga, Emanuel, nama belakangmu sekarang adalah Webster, artinya, kau tidak mungkin menjadi tunangan Luella,” ucap Louis santai.

Emanuel terpaku, ia menatap Louis serius. “Ayah, aku mau menjadi Viscount Rondel, sekarang!”

Louis tertawa. Mudah sekali mengelabui dia.

Miles baru akan membuka mulutnya, saat tiba-tiba pintu ruangannya terbuka, Margaret berdiri di depan pintu dengan napas terengah. “Tuan besar, Nona sudah sadar!”

*

Luella membuka matanya, saat itu juga ia mendengar suara sang ibu yang memerintahkan Margaret untuk memanggil Miles dan yang lainnya, ia juga mendengar suara Alkaid yang terdengar menghela napas lega. Luella menoleh, ia nyaris berteriak melihat wajah kusam Alkaid, gurunya itu tampak seperti sudah tidak tidur selama berhari-hari, di belakangnya ada Ruby yang berpenampilan sama kacaunya dengan Alkaid. Luella mencoba berbicara, tapi suaranya tidak mau keluar, Alkaid dengan cepat mengambilkan air dan menyerahkannya pada Luella, saat Luella sedang meminum air itu, Miles, Louis, Lancelot, Emanuel dan Lionel sampai di depan kamarnya, mereka langsung masuk, mereka berdiri di samping ranjang Luella, wajah mereka terlihat sangat lega, Miles bahkan berlutut di depan Luella saking senangnya.

Luella baru akan mengucapkan sesuatu, saat tiba-tiba sebuah cahaya muncul di susul dengan kemunculan holy sword yang tiba-tiba ada di pangkuannya. Luella terdiam seribu bahasa, ia masih ingat bahwa saintess pertama menjajikan hal ini, tapi ia tidak tahu kalau saintess pertama akan melakukannya secepat ini.

“Saintess, setidaknya beri aku waktu untuk bernapas sebentar!” geram Luella.

“Luella, kamu baik-baik saja?” tanya Miles, tidak perduli dengan kemunculan holy sword yang tiba-tiba.

Luella melirik sang ayah, ia memejamkan matanya sejenak, kemudian balik bertanya, “Berapa lama aku tidak sadarkan diri kali ini?”

“Satu minggu,” jawab Ruby pelan.

Luella mengangguk. “Jadi, apakah aku penting untuk kalian?”

“Tentu saja!” seru mereka nyaris kompak.

Luella menunduk. “Jadi, kenapa hanya aku yang tidak tahu soal kesulitan yang Lionel alami?”

“Maaf, tidak ada alasan untuk mengecualikanmu dari rencanaku ini, maaf, aku yang salah, maafkan aku, jadi tolong, tolong jangan pergi, kalau kau mau aku menghilang, tidak apa-apa, yang paling penting, jangan pergi, Luella, aku akan melakukan apa pun yang kau mau, aku akan menerima apapun hukuman darimu, tapi tolong, tolong, jangan menghilang,” Lionel menunduk, untuk pertama kalinya, ia terlihat menangis, ia menangis karena takut kehilangan Luella, orang yang membawa cahaya baru ke dalam hidupnya, Lionel takut kehilangan cahaya itu, Lionel takut kehilangan Luella.

Luella mengangkat holy sword, menempelkan ujung pedang itu di leher Lionel, matanya menatap Lionel dengan penuh kemarahan. “Kau yakin kau mau menghilang? Kau yakin kau mau melakukan apa pun untukku? Kau yakin kau mau menerima hukuman apa pun dariku?”

Lionel tidak berkutik, ia balas menatap Luella dengan mata berairnya. “Aku yakin.”

“Kalau aku membunuhmu di sini, apa kau tidak akan marah?”

The Saintess' Twisted EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang