Pagi ini Luella terbangun dengan perasaan yang sedikit lebih lega, ia sudah merencanakan semuanya dan ia punya kepercayaan seratus persen bahwa ia akan berhasil, sayangnya ia justru mengalami sesuatu yang mengejutkan pagi ini, saat ia menatap pantulan dirinya di cermin, ia melihat sesuatu yang aneh, matanya yang tadinya berwarna merah, tiba-tiba memiliki dua warna yang berbeda, mata kanannya masih berwarna sama, sementara itu mata kirinya kini berwarna biru. Hal ini sontak membuat Luella berteriak, menarik perhatian semua pelayan yang sedang menunggu Luella di depan kamarnya, juga Lancelot yang kebetulan sedang dalam perjalanan menuju ruang makan.
Para pelayan dan Lancelot masuk ke kamar Luella, mendapati Luella yang sedang duduk sembari menutupi wajahnya, Luella berteriak, memerintahkan para pelayan untuk meninggalkan kamarnya, membuat Lancelot panik karena tingkahnya yang tidak biasa ini, Luella yang biasanya sangat tenang tiba-tiba berteriak seakan ia baru melihat sesuatu yang mengerikan.
“Luella ada apa?” tanya Lancelot panik.
Luella masih menutup matanya dan terus berteriak memerintahkan semua pelayan untuk meninggalkan kamarnya, Lancelot mau tak mau mengusir semua pelayan itu, kemudian menutup pintu kamar Luella.
“Luella, mereka semua sudah keluar, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Lancelot sekali lagi.
Luella menurunkan tangannya, memperlihatkan matanya pada sang kakak, membuat Lancelot membeku. “Kakak ... aku harus bagaimana? Aku tidak tahu apa yang terjadi.”
Lancelot bangkit, ia membuka pintu kamar Luella sedikit, kemudian memerintahkan pelayan untuk memanggil Miles dan Ruby, ia kembali masuk, menuntun Luella untuk kembali ke ranjangnya.
“Apa yang terjadi?” tanya Lancelot.
Luella menggeleng pelan. “Aku tidak tahu, aku bangun tidur dan ini sudah jadi begini,” jawab Luella jujur. Sebenarnya apa yang terjadi, aku tidak ingat penjelasan dalam novel yang mengatakan Luella memiliki dua warna mata yang berbeda.
Lancelot memeluk Luella, membisikkan kata-kata penenang pada adiknya, mereka terus dalam posisi itu sampai Miles dan Ruby datang, Miles masih dalam baju latihannya, sementara Ruby masih memakai piyama.
“Luella, Lance, ada apa?” tanya Ruby panik.
Lancelot melepaskan pelukannya, membuat Miles dan Ruby dapat melihat mata Luella dengan jelas, keduanya memiliki reaksi yang sama dengan Lancelot, diam di tempat tanpa bisa mengatakan apa pun.
“Apa yang harus aku lakukan?” lirih Luella mulai cemas.
Miles mendekati putrinya, ia memeluk Luella erat. “Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja,” bisik Miles mencoba menenangkan putrinya. “Ruby beritahu Deon untuk segera membawa Alkaid ke sini, lalu Lance, pergi ke ruang kerja ayah dan ambil cincin yang ada di laci meja kerja Ayah.”
Ruby dan Lancelot mengangguk, mereka berdua keluar dari kamar Luella, melakukan apa yang Miles minta, sementara Miles tetap di kamar bersama Luella, menenangkan putrinya yang masih sangat panik. Setelah menunggu selama lima menit, Lancelot akhirnya kembali dengan cincin yang Miles minta, Lancelot menyerahkan cincinnya pada Miles dan Miles langsung memakaikan cincin itu di jari Luella.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Saintess' Twisted Ending
FantasySebagai seorang saintess, Luella De Webster memiliki kewajiban yang tertumpu kepada dua pundaknya. Namun, apa jadinya kalau saintess yang seharusnya menjadi boneka kuil justru memilih untuk menyembunyikan identitasnya?