New Era [10]

185 18 1
                                    

Berita kematian Louis berhasil membuat gempar seluruh kekaisaran, berita ini dibarengi dengan rumor bahwa Luella memiliki divine power, membuat semua orang menyimpulkan bahwa Luella adalah saintess yang akhirnya muncul setelah sekian lama. Pemakaman Louis diadakan secara tertutup, hanya keluarga dan orang-orang terdekat saja yang boleh menghadiri pemakaman ini, Keluarga Webster terlihat sangat kacau, terutama Luella yang belum berhenti menangis sejak kemarin dan juga Miles yang bahkan belum mengucapkan satu patah katapun, Miles bahkan tidak menangis, dia hanya terus diam tanpa mengucapkan satu patah katapun, tatapannya kosong, hal ini membuat Ruby dan Lancelot turun tangan untuk mengurus pemakaman Louis, Emanuel juga mengurung diri di kamar sejak kemarin, sama seperti Luella yang juga masih terus menangis di kamarnya.

Lionel harus bolak-balik dari kamar Emanuel dan Luella, ia mencoba membuat kedua temannya itu untuk makan walau hanya sedikit, tapi keduanya tetap terus menutup diri, membuat Lionel benar-benar khawatir pada kedua temannya itu. Eleanor memilih untuk tinggal di sana untuk membantu Lionel, ia terus menemani Luella di kamarnya sementara Lionel bersama Emanuel, mereka berdua tidak mau membiarkan Luella dan Emanuel sendirian dan melakukan hal berbahaya nantinya.

Saat ini Lionel sedang berdiri di samping ranjang Emanuel, menatap Emanuel yang sedang bersembunyi dibalik selimutnya. “Emanuel, kau bisa menangis dengan keras kalau kau mau, kita sudah berteman sejak kecil, kau tidak perlu menahan diri di depanku,” ucap Lionel.

Hening, tidak ada jawaban dari Emanuel, membuat Lionel mau tak mau menarik selimut Emanuel. “Kau bisa mati kehabisan napas kalau begini terus!”

Lionel tertegun saat melihat wajah sembab Emanuel, temannya itu sepertinya benar-benar menangis semalaman tanpa henti.

“Lionel, aku kehilangan ayahku,” lirih Emanuel.

Lionel menghela napas pelan. “Aku tahu.”

“Aku kehilangan penyelamatku.”

Lionel mengangguk. “Aku juga tahu itu.”

“Apa yang harus aku lakukan?”

Lionel bersedekap dada. “Bangun, kau harus balas dendam, jadi bangun, antarkan ayahmu ke peristirahatan terakhirnya, dan mulai susun rencana untuk balas dendam.”

Emanuel menutup wajahnya. “Aku tidak bisa, aku tidak bisa melihat ayahku masuk ke dalam tanah, dia akan sendirian.”

Lionel mendongak, ia tidak mau menangis. Hah ... Grand Duke muda, kau benar-benar kejam karena meninggalkan kami semua begini.

Di sisi lain Eleanor juga sedang mencoba untuk membuat Luella keluar dari kamarnya, ia masih duduk di samping Luella sembari memeluk Luella. Luella masih terus menangis, ia masih belum bisa menerima fakta bahwa pamannya tidak lagi bisa menyapanya setiap pagi, Luella belum siap untuk keluar dari kamar dan melewati ruangan pamannya tanpa mampir dan berbincang sejenak dengan pamannya, ia belum siap untuk berlatih divine power sendirian tanpa pamannya yang selalu berada di sampingnya sembari terus mengoceh soal divine power, Luella belum siap untuk masuk ke ruang makan tanpa melihat pamannya duduk di sampingnya dengan senyum lebarnya, Luella belum mau untuk berhenti berdebat dengan pamannya setiap mereka berbincang soal bisnis di ruangan ayahnya, Luella belum siap untuk keluar dan melihat pamannya hanya berbaring tanpa bangun dan menyapanya, Luella belum siap untuk menghadapi dunia di mana tidak ada pamannya yang selalu mendukungnya. Luella merasa bersalah, banyak kata andai yang terus berputar di kepalanya, Luella tenggelam dalam perasaan bersalahnya.

Pintu kamar Luella terbuka, Miles terlihat berdiri di depan kamar putrinya itu dengan ekspresi datarnya, Eleanor yang melihat Miles langsung bangkit dan keluar dari kamar Luella. Luella menunduk, ia tidak akan marah kalaupun ayahnya berteriak dan menyalahkannya atas kematian Louis, nyatanya, kalau dia tidak membuat rencana itu, Louis pasti masih baik-baik saja.

The Saintess' Twisted EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang