Luella tertawa kecil. “Benar sekali, saya teman putra mahkota, kebetulan saya sedang berjalan-jalan bersama putra mahkota tadi, tapi karena tempat ini sangat ramai, kami terpisah, saya berdiri di sini karena sedang menunggu putra mahkota.”
“Begitu rupanya,” Elenaor menatap Luella. “Eumm, tapi aku dengar Luella Webster memiliki rambut silver dan mata merah, sama seperti Grand Duke, tapi kamu ...,”
“Ah, saya sedang menyamar, kalau saya keluar dengan penampilan saya yang sebenarnya, saya akan menarik terlalu banyak perhatian,” ucap Luella sebelum Eleanor sempat menyelesaikan perkataannya.
Eleanor menatap Luella takjub. “Kamu bisa melakukan itu?”
Luella tertawa. “Tentu saja bisa.”
“Pantas saja kakak mau berteman denganmu, kamu sangat keren rupanya!” puji Eleanor.
“Saya merasa terhormat, Tuan putri,” balas Luella sopan.
Eleanor tersenyum. “Aku pikir nona itu hanya nona licik yang suka menempel pada kakakku, tapi sepertinya aku salah paham.”
Luella baru akan membalas perkataan Eleanor saat ujung mata nya menangkap sebuah anak panah yang meluncur ke arah mereka, Luella memejamkan matanya, tangannya membuat perisai air disekitar dirinya dan Eleanor, ia kemudian menarik tudungnya agar matanya tertutupi, ia menggunakan sihir untuk merasakan aura musuh. Eleanor yang melihat tindakan tiba-tiba Luella itu tentu terkejut, ia juga terkejut melihat warna rambut Luella yang berubah menjadi silver.
“Nona, ada apa?” tanya Eleanor bingung.
Luella menarik Eleanor ke belakang tubuhnya. “Tuan putri, diam di sana, kita di serang.”
Eleanor melotot kaget, sementara itu, Luella yang baru selesai dengan sihir pencarinya akhirnya meluncurkan sihirnya, menargetkan orang-orang yang sudah siap untuk menyerang ia dan Eleanor, jarum airnya berhasil mengenai dua orang pemanah yang memang sedang bersiap untuk memanah mereka, Luella masih mempertahankan perisai airnya, membuat orang-orang yang tadinya sedang sibuk sendir-sendiri jadi menatap ke perisai air itu, penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Luella membuka tudungnya, karena perisai airnya dan posisi Eleanor yang dibelakangnya, ia tidak khawatir matanya akan terlihat, Luella mulai mengamati sekitar, mencari kalau-kalau masih ada orang lain yang menargetkan mereka, kedua pemanah itu sudah pingsan karena serangan Luella, tapi Luella masih merasakan aura membunuh yang masih belum bisa ia temukan sumbernya.
Luella berdecak pelan. “Ah ... siapa juga yang menyerang putri di tengah-tengah pasar begini, sudah gila ya?” geram Luella.
Perisai air Luella berhasil membuat Lionel yang sejak tadi mencari keberadaan Luella bisa menemukannya dengan mudah, Lionel berlari mendekati perisai air itu, dan Luella akhirnya bisa menghela napas lega ketika melihat sosok Lionel yang berlari ke arahnya Luella kembali memakai tudungnya dan menghilangkan perisai airnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Saintess' Twisted Ending
FantastikSebagai seorang saintess, Luella De Webster memiliki kewajiban yang tertumpu kepada dua pundaknya. Namun, apa jadinya kalau saintess yang seharusnya menjadi boneka kuil justru memilih untuk menyembunyikan identitasnya?