New Era [15]

179 14 0
                                    

Alkaid menatap Luella lamat-lamat, ia kemudian berdehem pelan, gerak-geriknya membuat Luella mendadak merasa curiga, ia tahu jelas penyihir satu itu pasti habis melakukan sesuatu yang mengerikan, ini adalah reaksi yang sama yang Alkaid miliki setiap ia baru selesai melakukan hal-hal mengerikan, seperti membunuh, atau menyiksa.

“Sir Alkaid, jangan bilang sir Alkaid menghilang karena menginterogasi penyihir hitam?” tanya Luella tepat sasaran.

Alkaid tersenyum. “Benar sekali, kamu ini memang jenius.”

“Apa yang mereka katakan?” tanya Luella.

“Mereka tidak mau memberitahu siapa yang mengajari mereka sihir hitam, jadi aku harus memanggil Tera untuk melakukan eksperimen gilanya untuk mendapatkan informasi itu,” jawab Alkaid.

“Oh, pantas saja Tera tiba-tiba izin libur,” lirih Luella. “Jadi, apa yang Tera lakukan?”

“Dia menjelajahi ingatan mereka,” ucap Alkaid sukses membuat Luella, Lionel dan Emanuel terkejut.

“Dia bisa melakukan itu?” tanya Emanuel tak santai.

“Tentu saja dia bisa, tapi itu tidak aman bagi orang yang ingatannya di lihat, jadi singkatnya, dua orang itu menjadi gila setelah Tera melakukan itu, bagaimanapun juga, Tera bilang sihir ini belum sempurna, ia senang karena ia mendapatkan dua kelinci percobaan gratis,” Alkaid menjeda ucapannya, ingatannya kembali memutar bagaimana menyeramkannya Tera saat ia sedang melakukan sihir gila itu. “Yah, aku tidak mau melihat pemandangan itu lagi, itu pertama kali dan terakhir kalinya aku melihat Tera berekspresi gila seperti itu.”

Luella tertawa. “Akhirnya sir Alkaid melihatnya juga, dia selalu bisa menahan diri di depan gurunya, aku rasa sekarang remnya tidak lagi berfungsi.”

“Jadi, apa yang kalian temukan?” tanya Lionel.

“Kami menemukan hal yang cukup aneh, orang pertama yang mengajarkan mengajarkan sihir hitam pada mereka adalah seorang pendeta agung, tapi ... aku tahu jelas bahwa orang itu sudah tiada sejak dua puluh tahun yang lalu, sementara orang ini baru mempelajari sihir hitam selama dua tahun, aku tidak tahu apakah pendeta agung itu masih hidup karena sihir hitam, atau sihir hitam sudah menelannya sepenuhnya dan sekarang tubuhnya sudah dikuasai oleh iblis, aku tidak tahu itu. Yang jelas, kalau memang tubuhnya sudah diambil alih oleh iblis, maka misi kita akan menjadi lebih sulit, kita jadi tidak tahu, mana yang masih manusia, dan mana yang sudah dirasuki iblis, akan sulit untuk melawan iblis secara diam-diam karena mereka yang berhasil mengambil alih tubuh manusia, jelas merupakan iblis kelas tinggi, kekuatan mereka bukan lagi sihir hitam, tapi calamity, dengan sedikitnya jumlah orang dengan divine power, calamity akan sulit untuk dikalahkan.” Jelas Alkaid.

“Tunggu, apa itu calamity?” tanya Luella.

Alkaid tampak berpikir sejenak. “Hmmm, singkatnya, calamity adalah kebalikan dari divine power, kalau divine power itu memperbaiki, calamity itu menghancurkan, sihir mungkin bisa menghalau mereka, tapi tidak peduli sekuat apa sihir itu, tidak ada yang bisa menghentikan mereka sepenuhnya kecuali divine power.”

“Kalau begitu kita harus mencari orang-orang yang memiliki divine power, dan melatih mereka di sini.” Ucap Luella.

Alkaid tersenyum. “Tenang saja, aku sudah mengirimkan penyihirku untuk mencari orang-orang itu di seluruh kekaisaran, aku akan bilang mereka punya bakat sihir dan merekrut mereka ke sini, tapi kau yang akan melatih mereka.”

Luella menghela napas pelan. “Haha, pekerjaanku bertambah lagi.”

Emanuel menepuk pundak Luella pelan. “Jangan khawatir, kami akan membantumu.”

“Bagaimana kalau ada yang menolak untuk dilatih di sini?” tanya Lionel.

“Aku mengizinkan penyihirku untuk menggunakan nama Luella kalau itu terjadi, mengingat bagaimana nama Luella sangat terkenal, sudah jelas mereka akan tertarik untuk ikut,” jawab Alkaid percaya diri.

“Hei, harusnya aku diberi tahu dulu tentang ini!” ucap Luella kesal.

Alkaid tertawa. “Maaf, maaf, aku ke sini hari ini memang berniat untuk memberitahumu, siapa sangka aku akan mendapat kabar mengejutkan lainnya di sini.”

Luella menggeleng pelan.

“Oh, ngomong-ngomong soal ingatan, saat aku melihat ingatan mereka, ada yang aneh dengan pangeran pertama,” ucap Alkaid.

“Pangeran pertama? Ada apa dengannya?” tanya Luella.

“Cara pangeran pertama memberi perintah pada mereka ... berbeda,” jawab Alkaid.

Lionel mengerutkan keningnya bingung. “Berbeda bagaimana?”

“Meski aku tidak mengenal pangeran pertama secara keseluruhan, tapi aku pernah ikut serta dalam perang bersamanya, cara pangeran pertama bicara sekarang dan dulu sangat berbeda, sekarang ini dia seperti tidak memiliki jiwa, dia berbicara seperti boneka yang digerakkan oleh orang lain," jelas Alkaid.

Luella tertegun. “Tapi bukankah saat dia berbincang dengan pemberontak, dia tidak berbicara seperti itu?”

Alkaid tersentak. “Oh, kau benar, saat kita lihat dalam crystal itu, dia tidak berbicara dengan aneh begitu.”

“Apakah ada sihir hitam yang bisa mengendalikan orang lain?” tanya Emanuel.

“Seperti yang aku katakan ada sihir kontrak budak yang mungkin bisa digunakan untuk mengendalikan orang lain, tapi, sihir budak memiliki lingkaran kontrak yang akan terlihat di tangan budak dan pemiliknya, tapi aku tidak melihat lingkaran sihir itu pada pangeran pertama.” Jawab Alkaid.

Luella bersandar, ia menutup matanya sejenak, mencoba memikirkan apa yang mungkin bisa menutupi tanda seperti itu jikalau pangeran pertama memang memilikinya. “Tunggu dulu, saat pertemuan itu, pangeran pertama menggunakan baju serba hitam, dengan sarung tangan hitam, dan tudung hitam, dalam ingatan mereka, apakah pangeran pertama tidak menggunakan sarung tangan?”

Alkaid menggeleng. “Dia bahkan mengenakan baju kasual yang tidak menutupi wajahnya sama sekali.”

Luella menarik napas dalam-dalam. “Bagaimana kalau, pangeran pertama yang mereka temui memang benar-benar boneka?”

Alkaid tampak sangat terkejut, sementara Lionel dan Emanuel hanya saling menatap bingung.

“Maksudnya, mereka bisa membuat boneka yang terlihat persis seperti pangeran pertama?” tanya Alkaid ngeri.

“Mereka bisa mengendalikan monster, mereka bisa merasuki tubuh manusia, mereka memiliki kekuatan calamity, bisa saja mereka membuat boneka lalu membuatnya menjadi pengganti bagi pangeran pertama.” Ucap Luella.

“Tapi kenapa mereka melakukannya di depan pengikut mereka sendiri?” tanya Emanuel.

Luella terdiam sejenak. “Mungkin saja mereka memperkirakan hal seperti ini terjadi? Atau mungkin saja untuk menunjukkan bahwa pangeran bukan budak? Atau, mereka sedang melakukan percobaan untuk membuat boneka untuk orang yang bahkan lebih berpengaruh lagi, kaisar misalnya.”

“Artinya, kalaupun pemberontakan ini gagal, mereka bisa membunuh kaisar diam-diam, dan menggantinya dengan kaisar boneka,” lirih Lionel.

Luella menyugar rambutnya. “Hah ... orang-orang ini benar-benar merepotkan!”

“Jadi ... apa langkah kita selanjutnya?” tanya Emanuel.

luella menarik napas dalam-dalam, kepalanya terasa panas memikirkan banyaknya hal yang harus ia lakukan di satu waktu, membuat ia benar-benar merasa terbebani. “Pertama, ayo kita panggil Papa, kakak dan Mama, kita harus membicarakan ini dengan mereka juga.”

The Saintess' Twisted EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang