New Fate [9]

248 23 0
                                    

Luella berpikir keras, dalam masa depan yang Giana lihat, Rue adalah pangeran yang nantinya akan menjadi putra mahkota dengan dukungan dari kaisar, Rue, putra dari wanita yang paling kaisar cintai, akhirnya merebut kursi Lionel, saat itulah posisi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luella berpikir keras, dalam masa depan yang Giana lihat, Rue adalah pangeran yang nantinya akan menjadi putra mahkota dengan dukungan dari kaisar, Rue, putra dari wanita yang paling kaisar cintai, akhirnya merebut kursi Lionel, saat itulah posisi Lionel runtuh seketika, banyak assasin yang akahirnya mencoba membunuh Lionel, salah satunya adalah assasin yang dikirim oleh Rue sendiri, itu adalah saat di mana Luella bertemu dengan Lionel, Luella membantu Lionel, begitu juga keluarganya yang membantunya untuk mengembalikan gelar itu pada Lionel, dengan dukungan dari keluarga terkuat di kekaisaran, Lionel akhirnya mendapatkan tahtanya kembali dengan membunuh kaisar dan Rue, saat itulah obsesinya pada Luella jadi semakin besar dan semuanya jadi semakin buruk.

Semua ini terjadi terlalu cepat, kaisar dari awal sudah menjanjikan kursi putra mahkota untuk Rue, meskipun Rue hanyalah pangeran manja tanpa kekuatan, gelar putra mahkota yang diberikan pada Lionel hanyalah sebagai pancingan agar tidak ada yang melukai Rue, jadi Lionel seharusnya masih berguna bagi selir itu, karena itulah, penyerangan ini tidak masuk akal bagi Luella.

Apa yang berubah? Kenapa dia mendadak merasa terancam dengan posisi Lionel? Batin Luella bertanya-tanya.

“Deon, kirimkan surat ke istana ratu, katakan Lionel akan menginap di sini malam ini!” titah Miles.

“Baik, Tuan besar.” Balas Deon patuh.

Luella melirik ayahnya. Papa tidak mau pihak istana tahu kalau Lionel di serang, artinya Papa juga sudah memiliki seseorang yang Papa curigai.

“Menurutmu, apakah selir itu yang melakukannya?” tanya Louis tiba-tiba.

Miles menatap Louis datar. “Aku masih tidak tahu pastinya, tindakannya ini benar-benar tidak masuk akal kalau dia memang ingin menggunakan Lionel sebagai kambing hitam hingga putranya masuk usia dewasa.”

Luella mengerutkan keningnya. Apa ini, jangan-jangan papa tahu soal Rue? Tapi bagaimana? Lionel sendiri bahkan tidak tahu sampai semuanya sudah terjadi, sebenarnya apa yang terjadi?

“Haruskah aku membatalkan pestaku besok?” tanya Lancelot tiba-tiba.

“Tidak boleh!” seru Luella dan Ruby kompak.

“Kakak, semuanya sudah siap, dan juga ini adalah pesta ulang tahun yang sangat penting untuk kakak, kalau kakak membatalkannya, semua orang justru akan curiga,” ucap Luella.

Lancelot tersenyum. “Baiklah kalau begitu.”

“Aku akan menjaga Lionel sampai dia sadar, ada banyak yang ingin aku tanyakan padanya,” ucap Luella pelan.

Ruby dan Miles saling bertatapan sejenak, kemudian mengangguk. “Baiklah, tapi kalau lelah, istirahat, oke?”

Luella mengangguk.

“Louis, Lance, Emanuel, ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian, ayo ke ruanganku sebentar,” Miles berucap sebelum keluar dari kamar itu, di susul oleh Lancelot, Louis dan Emanuel.

Ruby bangkit, ia mengusap rambut Luella lembut lalu berucap, “Kalau butuh apa-apa, Mama ada di kamar, oke?”

Luella mengangguk.

Ruby keluar, sementara itu Luella langsung menjatuhkan kepalanya ke tangan Lionel.

“Lionel, cepat bangun, jangan membuat aku cemas.”

*

Luella membuka matanya, ia terkejut mendapati dirinya tidur di kasurnya, Luella bangkit, ia berlari keluar, langsung menuju ke kamar tempat Lionel tidur semalam, ia membuka pintu kamar itu dengan kasar.

“Lionel!”

Lionel yang baru akan mengganti bajunya langsung memakai bajunya lagi, sementara Luella langsung berlari memeluk Lionel, membuat Lionel terkejut bukan main.

“Syukurlah, syukurlah kau baik-baik saja,” lirih Luella, suaranya serak menahan tangis.

Lionel tertegun, ia tersenyum sembari mengusap rambut Luella. “Aku baik-baik saja, terima kasih sudah mengkhawatirkanku.”

Luella baru akan bertanya, saat tiba-tiba Margaret datang dan menyeretnya menjauh dari Lionel. “Nona, hari ini adalah hari pesta, jadi ayo bersiap dulu, baru Anda boleh mengobrol lagi dengan Putra mahkota nanti.”

“Ah, Margaret, biarkan aku mengobrol dengan Lionel sebentar.”

Margaret tersenyum, senyum yang membuat Luella merinding. “Nanti lagi, Nona.”

Margaret membawa Luella kembali ke kamarnya, di mana sudah ada maid yang menunggu, mereka langsung memulai pekerjaan mereka, mulai dari mandi, spa, pijat, dan lain-lain. Meski Luella selalu mengalami ini setiap pesta ulang tahunnya di adakan, ia juga selalu merasa lelah setiap kali mereka melakukan semua ini, ia selalu tidur di tengah-tengah perawatan ekstra mewah ini.

Mereka memulai semuanya saat matahari baru terbit, dan mereka baru selesai setelah matahari hampir terbenam, dan tentu saja, hasilnya tidak pernah mengecewakan, mereka selalu bisa membuat Luella menjadi tokoh utama dalam setiap pestanya.

“Margaret, kau masih tetap yang terbaik,” puji Luella.

Margaret tersenyum bangga. “Tentu saja karena yang saya dandani adalah Nona, wajah nona adalah kunci dari keindahan ini.”

Luella tertawa. “Terima kasih, Margaret.”

Margaret membungkuk sopan. “Sudah tugas saya, Nona.”

“Oh, benar juga, semalam, siapa yang membawaku ke kamar?” tanya Luella.

“Tuan Muda Lancelot yang membawa Anda, Nona.” Jawab Margaret.

Luella mengangguk paham.

“Wah, adik kakak sangat cantik.”

Luella menoleh, ia berlari mendekati kakaknya. “Kakak juga sangat keren!”

Luella dengan gaun birunya yang dipadu dengan semua perhiasannya, terlihat sangat anggun, sementara itu Lancelot memakai setelan putih, membuat ia terlihat lebih keren. Miles dan Ruby mendatangi mereka, keduanya memakai baju dengan warna senada, seanggunan Ruby sudah menjadi standar di pergaulan kelas atas, dan Miles juga tidak kalah keren dari Lancelot, setelannya membuat ia terlihat lebih seksi dan keren.

“Semuanya sudah menunggu, ayo kita mulai pestanya,” ajak Miles.

Luella tersenyum. “Ayo.”

Keluarga Luella masuk ke aula pesta, membuat semua keributan di aula terhenti seketika, semua orang terpana dengan sosok keluarga Webster yang jarang sekali muncul di pergaulan kelas atas, mereka hanya muncul di pesta-pesta besar yang sulit dihadiri, melihat keluarga ini bersama-sama benar-benar membuat mereka semua tidak bisa mengalihkan pandangan mereka. Miles memulai pestanya dengan mengangkat gelasnya, di susul dengan kata-kata pendek dari Lancelot, setelahnya, Lancelot melakukan dansa pertamanya bersama Ruby. Pesta berjalan dengan sangat lancar, Lancelot sibuk berbincang dengan para bangsawan, begitu juga Miles yang juga di datangi oleh bangsawan-bangsawan dari dukenom, Louis dan Emanuel yang masuk sebelum Luella juga sedang sibuk berbincang dengan para bangsawan, terlebih Emanuel yang dikelilingi oleh nona-nona bangsawan yang sepertinya jatuh cinta dengan penampilannya. Di sisi lain, Ruby juga sibuk karena banyaknya nyonya bangsawan yang mulai mengerubunginya seperti lalat, Luella juga tak jauh berbeda, begitu ia terpisah dari keluarganya, nona bangsawan mulai mendekatinya, mereka mulai berbicara dengan sangat lembut, membuat Luella muak.

Ah, aku kesal, menjauhlah dariku! Batin Luella menjerit kesal.

Luella membuka kipasnya, menutupi wajah kesalnya dengan kipas itu. “Nona-nona, saya akan mengambil minum dulu, jadi permisi,” ucap Luella sebelum akhirnya ia keluar dari kerumunan menyesakkan itu.

Luella mengambil jus, lalu ia berlari ke balkon, menghindari semua keramaian menyesakkan itu. Luella meminum jusnya sampai habis, ia menutup kipasnya lagi kemudian melepas sepatu hak tingginya.

“Ahhh, rasanya lega sekali.”

The Saintess' Twisted EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang