Luella melotot. Apa-apaan itu? Aku baru mendengar soal itu! Novelnya tidak menjelaskan tentang saintess dan sekarang dia bilang aku kemungkinan saintess? Jangan bercanda! Luella bersungut dalam hati.
Alkaid menghela napas pelan. "Kalian cobalah tenang sebentar, aku kan bilang ini baru kemungkinan, makanya aku mau mengetesnya."
"Lalu kalau Luella memang benar-benar saintess bagaimana?" tanya Lancelot tak santai.
"Kita akan pikirkan itu nanti, saintess atau bukan, kalau tidak ada yang memberitahu kuil tentang ini, maka mereka tidak akan tahu," jawab Alkaid santai.
Luella menautkan tangannya, ia mendadak merasa takut, mengingat bagaimana kuil di jelaskan dalam novelnya membuat ia mendadak merinding. Dalam novelnya, kuil yang seharusnya menjadi tempat tersuci, justru merupakan tempat paling kotor yang dipenuhi dengan orang-orang yang haus kekuasaan, hal ini membuat hubungan kuil dan kaisar sangat buruk.
"Aku akan melakukan tesnya, tapi aku tidak mau kuil sampai tahu hal ini," ucap Luella.
Alkaid tersenyum, ia mengusap rambut Luella lembut. "Kau ini cucu dari temanku, tentu saja aku akan melakukan apa pun untuk melindungimu, termasuk menyembunyikan hasil dari tes ini dari kuil."
Luella menghembuskan napas lega. "Aku jadi sedikit lebih tenang," lirih Luella.
Alkaid menatap Luella tanpa berkedip. Anak ini ... apa-apaan dengan bahasanya itu? Dia benar-benar berusia tiga tahun kan?
"Alkaid, cepat mulai tesnya, kenapa malah melamun!" seru Miles menarik Alkaid dari lamunannya.
Alkaid tertawa canggung, ia menuntun tangan Luella untuk memegang crystal itu, menginstruksikan Luella untuk menyalurkan sedikit sihirnya dan Luella melakukan semua yang Alkaid instruksikan, setelah beberapa detik crystal itu bercahaya, kemudian saat cahayanya mulai meredup, warna crystal itu akhirnya terlihat jelas. Di dalam crystal itu seperti ada air yang berdampingan dengan angin, dua sihir elemen yang dimiliki oleh Ruby dan Miles, tapi yang menarik perhatian bukan hanya itu, tapi juga setitik cahaya kuning di tengah-tengah kedua elemen itu.
"Ini ... divine power," lirih Alkaid.
Luella terdiam, mencoba mencerna apa yang baru Alkaid katakan, sesaat kemudian ia berteriak, "Divine power?!"
Miles memukul meja dengan keras. "Bagaimana bisa seseorang memiliki dua elemen sihir dan juga memiliki divine power? Ini tidak masuk akal!" seru Miles murka.
Alkaid melirik Miles tajam. "Crystal ini tidak pernah salah, jadi kali ini dia juga tidak mungkin salah!"
"Alkaid jangan main-main!" Ruby memperingatkan Alkaid.
"Apa aku terlihat sedang bermain-main? Kamu melihatnya sendiri, ada cahaya kuning di tengah dua elemen itu, itu adalah cahaya dari divine power, sebagai seseorang yang sering bertemu dengan pendeta, kau harusnya tahu hal ini!" balas Alkaid kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Saintess' Twisted Ending
FantasySebagai seorang saintess, Luella De Webster memiliki kewajiban yang tertumpu kepada dua pundaknya. Namun, apa jadinya kalau saintess yang seharusnya menjadi boneka kuil justru memilih untuk menyembunyikan identitasnya?