“Luella!”Luella terlonjak, matanya menatap Lionel yang masuk baru saja masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu.
“Lionel, biasakan mengetuk pintu sebelum masuk ke kamar gadis,” tegur Luella.
Lionel mengabaikan teguran Luella, ia justru langsung mendekat, mengamati Luella dari ujung kepala sampai ujung kaki.
“Kau terluka? Apa ada yang sakit? Aku dengar kau pingsan lagi, apa semuanya baik-baik saja?” Lionel menghujani Luella dengan pertanyaan.
Luella berdecak pelan. “Siapa yang bilang aku pingsan? Aku hanya sedikit demam,” jawab Luella seadanya.
Lionel terduduk, ia menghela napas lega. “Ah, syukurlah.”
Luella menatap Lionel, ia tersenyum tipis, ia senang karena Lionel mengkhawatirkannya sampai seperti ini. “Omong-omong, siapa yang memberitahumu soal kondisiku?” tanya Luella.
“Lancelot bilang kau sakit lagi, aku dengar dari maid di luar katanya kau pingsan,” jawab Lionel.
“Kakak berbicara denganmu?” Luella bertanya kaget, biasanya kalau berhadapan dengan Lionel, kakaknya akan langsung marah-marah tidak jelas.
Lionel menggaruk tengkuknya, mengingat betapa sinisnya Lancelot saat berbicara dengannya tadi. “Yah, begitulah.”
Luella mengangguk paham. “Hari ini kau ke sini sendiri?”
Lionel mengerutkan keningnya. “Memangnya aku harus ke sini sama siapa?”
“Eleanor.”
Lionel berdecak kesal. “Kenapa kau malah menanyakan tentang dia, setelah apa yang terjadi kemarin, mustahil ibu akan mengizinkannya keluar tanpa membawa satu pasukan pengawal,” ucap Lionel kesal.
Luella terdiam, ia menatap Lionel lamat-lamat, kemudian bertanya, “Lionel, kau ... seberapa sering kau berbincang dengan ibumu?”
Lionel tersentak, ia berdehem pelan. “Aku hanya berbicara dengan ibu jika diperlukan.”
“Lionel, apakah ibumu pernah mengajakmu berbicara duluan?”
Lionel tampak berpikir sejenak, lalu menggeleng.
Luella berkedip beberapa kali. Dalam novelnya, Lionel sangat menyayangi ibu dan adiknya, tapi, ibunya bahkan tidak pernah mengawali percakapan dengannya? Yang benar saja!
Lionel merangkul Luella. “Sudahlah, jangan bicarakan soal itu, aku ke sini untuk bermain denganmu, tapi karena kau sedang sakit, apakah akan lebih baik jika aku pulang saja?”
Luella menggeleng cepat. “Temani aku sebentar, Papa dan Mama sedang sibuk bekerja, kakak juga sedang sibuk mengurus para pengawal, aku kesepian.”
Lionel tertawa. “Sepertinya hari ini rumahmu lebih sibuk dari biasanya, apa yang terjadi?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Saintess' Twisted Ending
FantasySebagai seorang saintess, Luella De Webster memiliki kewajiban yang tertumpu kepada dua pundaknya. Namun, apa jadinya kalau saintess yang seharusnya menjadi boneka kuil justru memilih untuk menyembunyikan identitasnya?