Rue berdiri di depan Luella dengan angkuhnya, ia menatap Luella dengan tatapan meremehkan, ia kemudian menyapa Luella dengan sangat angkuh. “Oh, hai.”
Luella kehabisan kata-kata. Anak ini, dia bahkan tidak tahu bagaimana cara memberi salam yang benar, astaga kaisar, kau mau menyerahkan kekaisaran ke tangan bocah ini? Jangan gila!
“Nona, aku percayakan putraku padamu, aku akan kembali ke kursiku, selamat bersenang-senang,” ucap kaisar sebelum kembali ke kursinya.
Bersenang-senang? Bersenang-senang apanya! Kau menyiksaku di sini! Batin Luella menjerit kesal.
Lancelot yang melihat dari kejauhan nyaris berlari menghampiri Luella jika Miles tidak menghentikannya. “Lance, kau hanya akan membuat situasinya memburuk jika kau maju ke sana, lihat wajah Luella, dia sudah sangat siap untuk menampar pangeran gila itu, dia menahannya, jadi kita juga harus bertahan sebentar,” bisik Miles.
Lancelot menggeram kesal. “Keluarga kaisar benar-benar merepotkan!”
Luella masih membungkuk, pangeran di depannya itu belum mempersilahkan dia untuk mengangkat kepalanya, membuat Luella masih tetap di possisi awalnya, sampai Rue berbalik dan berjalan menjauh, barulah Luella bisa mengangkat kepalanya.
Wah ... dasar gila, dia benar-benar akan membuat energiku terkuras habis hanya dengan berdiri di depannya! Gerutu Luella dalam hati.
“Luella, maaf,” lirih Eleanor merasa bersalah.
Luella berbalik, ia meremas bahu Eleanor. “Tuan putri, jika Anda benar-benar merasa bersalah, tolong sampaikan pesan saya pada Tuan muda Emanuel, Anda bisa?”
Eleanor mengangguk.
Luella mendekatkan mulutnya ke telinga Eleanor, lalu berbisik, “Katakan padanya bahwa aku akan segera pingsan, temui aku di taman.”
Eleanor mengangguk patuh.
“Hei pelayan, kenapa kau tidak mengikutiku?”
Luella berbalik, ia menahan diri agar tidak menendang Rue saat itu juga, ia hanya tersenyum dan mengikuti Rue sebelum pangeran manja itu membuat masalah lainnya.
“Pangeran, taman di belakang mansion saya terlihat sangat indah saat malam, apa Anda mau melihatnya?” tawar Luella.
Rue berdecih. “Kau pikir tamanmu bisa lebih indah dari taman istana, lagian, apa bagusnya taman? Bunga-bunga selalu membuat banyak serangga datang.”
Luella menghela napas pelan, kembali mengingatkan dirinya bahwa bocah menyebalkan di depannya ini adalah pangeran. “Mungkin Anda akan suka dengan gazebonya, desain gazebonya adalah desain ala Northern, jadi mungkin Anda belum pernah melihatnya.”
“Northern? Kerajaan mana itu? Kenapa kau membawa desain dari kerajaan lain saat desain dari kekaisaran saja sudah tiada tandingannya?”
Luella menghentikan langkahnya, ia tidak percaya ia baru mendengar pertanyaan paling konyol dan tak masuk akal yang bisa keluar dari mulut seorang pangeran. Kerajaan katanya? Wah pangeran manja ini tidak tahu bahwa Northern adalah dukenom? Jangan-jangan dia bersikap gila seperti ini karena tidak tahu sejarah Webster. Luella mengepalkan tangannya kuat-kuat. Omong kosong macam apa ini? Dia tidak tahu apa pun soal kekaisaran dan kaisar mau menjadikannya sebagai putra mahkota?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Saintess' Twisted Ending
FantasySebagai seorang saintess, Luella De Webster memiliki kewajiban yang tertumpu kepada dua pundaknya. Namun, apa jadinya kalau saintess yang seharusnya menjadi boneka kuil justru memilih untuk menyembunyikan identitasnya?