Twisted Ending [5]

361 38 6
                                    

“Wah, kau baru saja meruntuhkan semua hal tentang saintess yang kita tahu,” celetuk Ruby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Wah, kau baru saja meruntuhkan semua hal tentang saintess yang kita tahu,” celetuk Ruby.

“Berarti saintess sebenarnya tidak bisa berbicara dengan dewa?” tanya Lancelot.

“Saintess bisa menerima oracle, tapi bukan berarti mereka bisa berbicara dengan dewa, meski begitu, perkataan bahwa saintess berbicara dengan dewa juga tidak salah, karena kemampuan saintess pertama adalah berbicara dengan dewa.” Jawab Louis.

“Jadi, hal-hal yang kuil ajarkan selama ini hanyalah ... omong kosong?” Lancelot bergumam pelan.

“Yah ... kuil kan memang selalu begitu,” ucap Louis enteng.

Luella terdiam sejenak. “Dengan kata lain, divine power ini ... merupakan kekuatan khususku?”

Louis menjentikkan jarinya. “Pintar sekali keponakan paman ini.” Louis menyugar rambutnya. “Nah, untuk melatih itu, paman Louis akan membantumu sampai kau bisa menggunakan divine power dengan sempurna!”

Luella hanya diam, semua hal yang ia alami dalam seminggu ini berhasil membuat ia kewalahan, seakan tidak cukup dengan shock ketika tahu bahwa ia bereinkarnasi sebagai tokoh dalam novel, konten dalam novelnya mendadak berubah, saintess yang tadinya tidak disebutkan sama sekali mendadak ada, ditambah lagi fakta bahwa ia memiliki dua kekuatan yang berbeda, semua hal ini benar-benar membuat kepala Luella terasa berat.

Sebenarnya kenapa? Apa karena aku datang dari dunia lain? Kenapa tiba-tiba saintess? Batin Luella bertanya-tanya.

“Nah, Luella, besok, pamanmu ini akan membicarakan jadwalmu bersama Alkaid, mulai saat ini, kami akan melatihmu sampai semua sihir di tubuhmu itu bisa beradaptasi dengan sempurna, jadi, semangat Luella!”

*

Hari-hari berlalu seperti biasanya, latihan Luella berjalan dengan lancar, Luella bisa menggunakan divine powernya setelah tiga bulan berlatih bersama Louis. Selama tiga bulan itu juga, Louis mengajarkan hal lainnya, seperti bahasa kuno, dan banyak sihir-sihiir kuno yang dari kegunaannya saja, Luella tahu kalau itu merupakan sihir terlarang, meski begitu, ia tetap mempelajarinya, untuk bekal kalau-kalau di masa depan nanti ada yang menggunakan sihir terlarang itu.

Enam bulan berlalu dengan cepat, Louis yang memiliki tugas tersendiri di wilayah akhirnya kembali ke wilayah. Meski pelatihannya hanya enam bulan, Luella setidaknya sudah bisa menggunakan divine powernya dalam skala kecil. Semenara itu, pelatihannya bersama Alkaid juga ikut berhenti karena Luella sudah menguasai semua dasar sihir, Alkaid tidak bisa mengajarkan sihir tingkat lanjut kepada Luella yang baru menginjak usia empat tahun, selain dua pelajaran sihir itu, Luella juga belajar etiket dan hal-hal lainnya dari sang ibu, karena itulah, di usianya yang masih kecil ini, Luella bisa dibilang memiliki etiket bangsawan yang sangat sempurna.

Hari ini, Luella berencana pergi keluar untuk berbelanja, semua gaunnya sudah mulai kekecilan karena itu Luella ingin membeli gaun baru. Meski awalnya Miles berniat untuk memanggil designer langsung ke mansion, Luella melarangnya, ia membujuk sang ayah untuk mengizinkannya keluar untuk pertama kalinya. Benar, ini adalah pertama kalinya Luella keluar dari mansion, karena alasan itu, Miles yang memang sedang sangat sibuk, hanya bisa menempatkan beberapa pengawal untuk Luella, karena baik ia, Ruby maupun Lancelot tidak ada yang bisa menemani Luella.

Luella memiliki alasan kenapa ia sangat ingin keluar, selain ia ingin melihat dunia luar, ia juga memiliki misi yang harus ia selesaikan, misi yang akan menjadi langkah pertama menuju akhir bahagia yang ia inginkan. Dan disinilah Luella saat ini, di depan gang kumuh yang ada di ibu kota, tadinya ia berencana membawa salah satu pengawalnya ke sini, tapi siapa sangka, keramaian ibu kota berhasil mendorongnya menjauh dari rombongannya, Luella benar-benar sendirian, terlebih lagi, dia tersesat karena banyaknya gang kecil di ibu kota.

Hah ... dalam novelnya, kejadian itu dikatakan terjadi di gang kumuh di ibu kota, tapi ada terlalu banyak gang kumuh sampai aku tidak tahu gang kumuh mana yang harus aku lihat, terlebih lagi ... aku tidak tahu kalau pasar ibu kota ternyata seramai ini! Siapa sangka aku bisa sampai terpisah dari rombonganku. Luella berjongkok, ia menutupi kepalanya menggunakan tudung yang memang ia bawa. Tanggal sial memang benar-benar tidak ada di tanggalan.

Luella memejamkan matanya, ia harus mengubah penampilannya agar tidak ada yang mengenalinya, bagaimanapun juga rambut silver ini hanya dimiliki oleh keluarga Webster, ketika orang melihatnya, sudah dijamin mereka akan langsung tahu bahwa dia adalah putri bungsu dari sang Grand Duke Webster, dan kalau semua orang mengenalinya, maka rencananya bisa berantakan nanti.

Luella kembali berdiri ketika telinganya menangkap suara anak kecil yang merintih kesakitan, Luella berbalik, matanya memicing mencari asal dari suara itu. Di ujung gang, Luella bisa melihat anak kecil yang di kelilingi tiga orang dewasa yang sepertinya siap untuk memukuli anak itu. Luella berlari, ia dengan sigap berdiri di depan anak itu, menjadikan tubuhnya sebagai perisai untuk anak itu.

“Hei, orang dewasa macam apa yang memukuli anak kecil?” Luella bertanya dengan nada dingin.

Salah satu laki-laki yang berdiri di depan Luella tertawa. “Nona, sebaiknya kau menyingkir.”

Laki-laki lainnya maju, berniat menarik tudung Luella, tapi Luella lebih cepat, ia menggunakan sihir airnya untuk melempar ketiga orang itu, ia kemudian menarik tangan anak kecil itu dan mengajaknya berlari keluar dari gang kumuh itu, Luella terus menarik anak itu sampai mereka sampai di depan sebuah toko mainan, baru Luella menghentikan langkahnya.

“Kau ... kenapa tiba-tiba berlari?” anak itu bertanya dengan napas memburu.

Luella tertawa. “Meski aku sudah bisa menggunakan sihir, mengalahkan tiga orang dewasa itu hanya akan membuat aku kelelahan, jadi akan lebih baik jika kita pergi ke tempat ramai agar mereka tidak berani bertindak seenaknya,” jawab Luella seadanya.

Anak itu berdiri selama beberapa saat di depan Luella, sesaat kemudian anak itu berbisik, “Silver?”

Luella tersentak, ia menarik rambutnya, melihatnya kembali ke warna semulanya, Luella bersyukur karena ia memakai tudung yang menutupi matanya, ia jadi sempat untuk mengubah warna matanya sebelum anak itu melihatnya.

Aku tidak merasa menggunakan sihir tingkat tinggi, kenapa penyamaranku terbongkar? Luella bertanya-tanya dalam hati.

“Kau ... Nona dari keluarga Webster?” anak itu bertanya pelan.

Luella mendongak, saat itulah mata Luella bertemu dengan mata anak itu, mata berwarna emas yang baru pertama kali ia lihat, mata indah yang terlihat sedikit sayu, tepat saat Luella melihat warna rambut anak itu, Luella sontak berkata, “Astaga, putra mahkota?”

Putra mahkota menutup mulut Luella dengan satu tangannya. “Ssst, jangan keras-keras!” bisiknya penuh penekanan.

Luella menatap putra mahkota tanpa berkedip. Wah ... rencanaku berhasil tanpa sengaja, siapa sangka aku akan benar-benar bertemu dengan orang ini di sini.

The Saintess' Twisted EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang