Lancelot berlari menuju kamar sang ayah, sesampainya di sana, ia melihat Deon, Robert dan beberapa anggota Red Phoenix Order lainnya yang sedang mengikat para assasin.
“Luella, Lance, apa yang kalian lakukan di sini?” tanya Ruby panik.
“Ada assasin yang masuk ke kamarku juga tadi, dan Luella membantuku mengalahkan mereka.” jawab Lancelot.
“Membantu apanya, aku hanya mengalahkan satu orang dan aku sudah kehilangan semua tenagaku,” lirih Luella kesal.
“Bagaimana bisa ada assasin yang masuk ke kamarmu? Ayah sudah memberikan sihir pelindung di kamar kalian!” seru Miles kaget.
Lancelot menghela napas pelan. “Aku membuka pintu kamarku karena aku mendengar suara ribut dari depan kamar,” ucap Lancelot.
Luella menatap ayah dan kakaknya bingung. “Sihir pelindung apa?” tanya Luella.
“Papa meminta Alkaid untuk melindungi kamar kalian dengan sihir, sihir pelindung itu membuat siapa pun yang tidak mendapat izin dariku tidak bisa menemukan kamar kalian, kecuali kalian sendiri yang membukakan pintu kamar untuk mereka,” jelas Miles.
Luella melongo. “Pantas saja meski banyak pengawal yang tumbang di lorong, tidak ada yang masuk ke kamarku,” lirih Luella.
Miles menghela napas pelan. “Hah ... siapa sangka ada assasin yang bisa mengalahkan pengawal kita dengan mudah.”
“Kakak, turunkan aku, aku sudah bisa merasakan kakiku lagi,” bisik Luella.
Lancelot menatap Luella ragu, tapi Luella tersenyum meyakinkan sang kakak, hingga akhirnya Lancelot menurunkan Luella.
“Papa, bukannya Red Phoenix Order adalah pasukan terkuat di kekaisaran? Kenapa mudah sekali untuk mengalahkan mereka?” tanya Luella, sukses membuat beberapa anggota Red phoenix order yang berada di belakang Luella membeku.
“Luella, pengawal yang menjaga mansion ini bukanlah anggota dari red phoenix order, meski begitu, mereka juga merupakan pengawal terbaik yang menjalani pelatihan terbaik, mereka kesulitan karena musuh kita kali ini menggunakan sihir di dalam gelap,” jelas Miles.
“Black Lion,” celetuk Deon tiba-tiba.
Miles dan Ruby menoleh dengan cepat. “Apa maksudnya itu, Deon?”
“Assasin ini, adalah anggota dari black lion,” ucap Deon sembari menunjuk tangan salah satu assasin.
Miles mendekat, ia mencoba melihat apa yang Deon tunjuk, dan benar saja, di tangan assasin itu ada tato khas yang hanya dimiliki oleh anggota black lion, tato yang merupakan kontrak sihir mereka.
“Wah, orang gila mana yang berani menyewa black lion untuk menyerang kediaman kita?” Luella berucap dingin.
“Dean, bawa mereka ke penjara bawah tanah!” titah Miles.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Saintess' Twisted Ending
FantasySebagai seorang saintess, Luella De Webster memiliki kewajiban yang tertumpu kepada dua pundaknya. Namun, apa jadinya kalau saintess yang seharusnya menjadi boneka kuil justru memilih untuk menyembunyikan identitasnya?