New Fate [6]

292 29 0
                                    

Kalau kau juga terkejut, apa lagi aku,” lirih Luella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalau kau juga terkejut, apa lagi aku,” lirih Luella. “Omong-omong, kau tidak terkejut soal pasukan ksatria itu, jangan-jangan kau juga sudah tahu?”

Lionel tersenyum. “Tentu saja, aku juga ikut melatih mereka selama ini.”

“Ah ... begitu rupanya.” Luella menjeda ucapannya. “Kalau soal pasukan ksatria yang diberikan pada kakak, kau tahu?”

“Tahu, aku dengar dari sir Alkaid beberapa bulan yang lalu.”

Luella mengangguk paham. “Aku menamai mereka white phoenix.”

“Nama yang bagus.”

“Itu adalah kesan pertamaku saat melihat mereka, mereka memakai baju putih, dan kaptennya merupakan mantan anggota red phoenix, jadi aku hanya memikirkan nama itu.”

“Jadi, Lancelot menamai pasukannya apa?”

“Black phoenix, sangat tidak kreatif kan?”

Lionel tertawa. “Yah, itu terdengar seperti kakakmu.”

Luella memejamkan matanya, ia menyenderkan kepalanya di bahu Lionel. “Aku sendiri ingin memberi tahu dunia bahwa pasukan itu adalah milik Luella Webster, bagaimanapun juga phoenix adalah lambang keluarga ini, aku tidak mau menghilangkan itu dari namaku.”

“Yah, mungkin Lancelot hanya berpikiran sama denganmu.”

Luella tertawa keras. “Kakakku itu mustahil mau memikirkan hal serumit itu.”

“Kau terlalu meremehkan kakakmu.”

“Bukan meremehkan, aku hanya tahu wataknya, itu saja.” Ucap Luella, ia membuka matanya.

Lionel menoleh, membuat jarak wajahnya dan wajah Luella menyempit, Luella menatap wajah Lionel lamat-lamat, ia jarang melihat wajah Lionel sedekat ini, melihat wajahnya sedekat ini membuat Luella menyadari beberapa hal, salah satunya adalah bulu mata bawah Lionel yang ternyata cukup panjang dan lentik, begitu juga dengan bibirnya yang tipis dan berwarna merah.

“Lionel, matamu ... sangat indah,” lirih Luella, tanpa sadar tangannya meraba mata Lionel.

Wajah Lionel memerah sampai ke telinga, ia berdehem pelan. “Kau sudah melihat mataku setiap hari selama delapan tahun.” Lionel berucap gugup.

“Tetap saja, melihatnya sedekat ini membuatku sadar kalau matamu itu bahkan lebih indah dari mataku.”

Lionel menurunkan tangan Luella dari wajahnya, membuat Luella tersadar dan langsung mengangkat kepalanya. “Astaga, maaf, tanpa sadar aku ...,”

“Tidak apa-apa, aku hanya terkejut karena kau bertingkah sedikit aneh.”

Luella tertawa canggung. “Maaf, maaf, aku seperti terhipnotis warna matamu tadi.”

Lionel berdehem, ia kemudian menyerahkan surat pada Luella. “Aku hampir lupa, ini surat dari Eleanor.”

Luella mengambil surat itu, selama empat tahun ini, Luella memang sesekali bertukar surat dengan Eleanor, karena Eleanor juga belum memasuki usia dewasa, ratu tidak mengizinkannya untuk membuat pesta atau menghadiri pesta, sama seperti Luella yang juga belum diperbolehkan untuk menghadiri pesta-pesta kecil meskipun Luella selalu mengadakan pesta ulang tahun besar-besaran. Karena itu, Luella kini menjadi satu-satunya teman Eleanor, dan satu-satunya media agar Eleanor dan Lionel bisa berbincang sejenak walaupun hanya membicarakan tentang dirinya.

Luella membuka suratnya dan membacanya. “Oh, ratu mengizinkan Eleanor untuk datang ke pesta kakakku?”

Lionel melirik Luella. “Benarkah? Aku tidak tahu tentang hal itu.”

Luella mengerutkan keningnya. “Tunggu dulu, ratu tidak mungkin berpikiran untuk menjodohkan Eleanor dengan kakakku kan?”

Lionel tersentak. Tunggu, tidak bisa begitu, kalau Eleanor dan Lancelot bertunangan, maka aku dan Luella akan menjadi saudara ipar, aku tidak mau itu! Lionel berdehem pelan. “Grand Duke sepertinya tidak akan mengizinkan hal itu.”

Luella kembali menyenderkan kepalanya. “Ahhh, aku tidak tahu, aku pusing!”

“Nona, ada tamu yang ingin menemui Anda.”

Luella kembali mengangkat kepalanya, ia berbalik, menatap Margaret yang berdiri di belakangnya. “Oh, siapa? Aku tidak ingat pernah berbincang dengan siapapun kecuali orang-orang di rumah ini.”

“Dia pemimpin pekerja di tambang milikmu.”

Luella berteriak, “Sir Alkaid, sudah kubilang berhenti mengagetkanku!”

Alkaid tertawa tanpa dosa. “Maaf, ini sudah menjadi kebiasaan.”

Luella menghela napas pasrah. “Ah sudahlah, terserahmu saja.”

“Anda mau saya temani, Nona?” tawar Alkaid masuk mode asisten.

Lionel menatap Alkaid horor. “Kenapa dia tiba-tiba bicara formal?”

“Ah, dia menjadi asisten sementaraku,” jawab Luella santai.

Lionel bertepuk tangan beberapa kali. “Wah ... Luella, kau benar-benar keren.”

Luella menggeleng pelan. “Sir Alkaid, ayo temani aku.”

“Oh, tunggu, bagaimana denganku?” tanya Lionel.

Luella menatap Lionel sejenak. “Yang mulia, tolong tunggu di sini sebentar ya.” Ucap Luella sebelum akhirnya pergi bersama Alkaid.

Luella dan Alkaid masuk ke ruang tamu, di mana sang pekerja menunggu. Begitu Luella masuk, pekerja itu langsung berlutut, memberi salam pada Luella.

Luella tersenyum. Dia tidak meremehkanku meski aku masih muda, aku suka orang ini. “Bangunlah, siapa namamu?”

“Nama saya Hegio Milius, Master,” Hegio memperkenalkan dirinya.

Oh, dia memanggilku master, berarti dia mengakuiku sebagai majikannya. “Baron Milius ya, senang bertemu denganmu, baron.”

Hegio bangkit, ia kemudian duduk di depan Luella setelah Luella duduk.

“Jadi, apa yang mau kau bicarakan denganku?” tanya Luella.

“Ah, saya hanya ingin memberikan laporan dan semua hal yang perlu anda ketahui tentang tambang ini, Grand Duke memberi tahu saya bahwa kepemilikan tambang sudah berpindah, jadi ini sudah menjadi kewajiban saya untuk menyapa dan melapor kepada atasan saya.” Jawab Hegio luwes.

Luella mengangguk paham. “Jadi, apa yang mau kau laporkan?”

Hegio mulai menjelaskan tentang keadaan tambang milik Luella ini, tambangnya berada di ujung selatan dukenom, meski monster di sana tidak sering muncul, tapi kemunculan monster selalu tiba-tiba dan membuat para pekerja jadi kewalahan, kemunculan mosnter yang terakhir adalah dua bulan yang lalu, dan monster itu berhasil membunuh dua pekerja tambang, hal-hal seperti ini membuat pekerja di tambang terus berkurang, dan tidak banyak juga yang berani bekerja di sana meskipun bayarannya relatif lebih tinggi dari tambang-tambang lainnya.

Hal ini membuat hasil dari tambang ini relatif sedikit meskipun tambang ini bisa di bilang tambang tersubur dibanding tambang-tambang lainnya, selain itu, cuaca yang terus-terusan bersalju juga membuat para pekerja sering sakit dan kerja mereka menjadi kurang efisien. Grand Duke sudah mencoba menangani masalah ini dengan memberikan pakaian hangat bagi para pekerja, tapi pakaian hangat juga cenderung berat, sulit digunakan di medan terjal seperti pertambangan, jadi pekerja lebih memilih memakai pakaian yang ringan dan menyalakan api kecil-kecilan di dalam tambang, meski begitu, itu tidak bisa mengurangi rasa dingin mereka.

Masalah lainnya yang juga dimiliki oleh tambang-tambang lainnya adalah harga mana stone yang sangat tinggi, jadi pembelinya juga relatif sedikit, harga mana stone tidak bisa diturunkan karena mana stone sulit untuk dibentuk menjadi perhiasan, jadi meskipun dari sini menjual dengan harga murah, para pengrajin tidak akan setuju untuk menjualnya dengan harga yang sedikit lebih murah mengingat betapa sulitnya untuk membentuk mana stone menjadi perhiasan.

The Saintess' Twisted EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang