Louis berdiri di depan pintu mansion dengan tubuh yang berlumuran darah, Luella yang sudah semangat untuk menyambut sang paman, mendadak kehabisan kata-kata, Luella hanya diam membeku di depan tangga, tangannya masih memegang pegangan tangga, di belakangnya ada Lancelot yang menatap pamannya itu dengan tatapan dingin, sementara Miles dan Ruby yang berdiri tepat di depan Louis hanya bisa diam menatap Louis dengan tatapan tak percaya.
“Paman, apa yang terjadi?” tanya Luella setelah berhasil mengumpulkan kesadarannya kembali, ia berlari mendekati Louis yang tampak benar-benar kacau.
Louis mengusap wajahnya. “Bandit,” Louis berucap pelan, nyaris berbisik.
Luella menghentikan langkahnya. “Paman bertemu bandit?”
Louis mengangguk. “Kakak, sebenarnya apa yang kaisar itu lakukan, kenapa masalah bandit ini tidak pernah beres? Belum lagi monster-monter yang ada di perbatasan, lalu, jalanan yang sangat menyebalkan, ditambah lagi banyaknya desa-desa kecil yang hampir terlihat seperti desa mati. Kaisar itu hanya bermalas-malasan atau bagaimana? Benar-benar kaisar tidak berguna, kenapa bukan kakak saja yang menjadi kaisar!” Louis mengoceh melampiaskan semua kekesalannya.
Luella melongo, ia melupakan satu hal penting tentang pamannya ini. Ah ... benar, dia kan orang yang sangat berisik, aku lupa.
“Oho, lihat siapa ini, keponakanku sudah besar rupanya, bagaimana kabarmu? Kita terakhir kali bertemu saat kamu masih kecil sekali, aku tidak menyangka kamu akan langsung mengenaliku, aku pasti sangat tampan, iya kan? Ah, aku dengan kamu sedang belajar sihir, kamu mau berlajar sihir dengan pamanmu ini? Paman juga pintar ...,”
“Louis, kau berisik, cepat bersihkan tubuhmu dulu, ada banyak yang perlu kita bicarakan. Datang ke ruanganku setelah kau selesai bebersih!" sambar Miles muak mendengar ocehan sang adik, ia kemudian meraih Luella, menggendongnya dan langsung membawa Luella ke ruangannya.
Miles memangku Luella, tangannya sibuk memilah dokumen, membuat Luella sedikit merasa tidak enak karena posisinya yang sepertinya mengganggu sang ayah.
“Papa, aku akan duduk bersama Mama saja, Papa pasti kesulitan kalau mengecek dokumen dengan memangkuku,” ucap Luella.
Miles tersenyum. “Tidak apa-apa, Papa tidak merasa kesulitan, justru papa senang karena Luella di sini, rasa lelah papa jadi sedikit terangkat melihat wajah putri papa ini.”
Luella menghela napas pasrah, ia melambaikan tangannya pada Ruby dan Lancelot yang duduk di sofa sembari memperhatikan Luella.
“Ayah, biar aku yang memangku Luella,” pinta Lancelot.
“Kau masih bayi, kalau adikmu jatuh nanti bagaimana?” tolak Miles.
Lancelot berdecih. “Dasar kolot,” umpat Lancelot pelan.
“Aku bisa mendengarmu,” ucap Miles.
Lancelot membuang muka. “Siapa peduli.”
Luella tertawa pelan, tangannya meraih salah satu dokumen di meja sang ayah, berniat untuk membunuh kebosanannya dengan membaca sedikit, tapi dokumen itu justru menarik seluruh perhatiannya. Dokumen yang Luella pegang merupakan dokumen permintaan kontrak bisnis dengan Highfall Merchant, merchant dagang milik Viscount Rondel. Meski terlihat seperti merchant dagang biasa, merchant ini sebenarnya memperjualbelikan budak dan juga senjata-senjata illegal, belum lagi banyak obat-obatan ilegal yang juga diperjualbelikan di merchant ini, saat ini semua ini belum ketahuan, tapi saat ketahuan, Miles harus berusaha sangat keras untuk melepaskan nama keluarganya dari merchant ini. Ini adalah masa lalu Luella dalam novel yang bersimpangan dengan masa lalu kekasihnya, Emanuel De Rondel, putra tunggal keluarga Rondel yang nantinya akan menjadi orang yang membawa nama Rondel kembali naik, tapi karena hal ini, Miles benar-benar mengalami kerugian besar, dalam hal materi dan juga reputasi, Luella tidak mau itu terjadi.
“Papa, aku tidak suka ini,” ucap Luella spontan.
Miles tersentak, ia meletakkan dokumen ditangannya, kemudian bergerak mengambil dokumen yang Luella pegang. “Kenapa Luella tidak suka?” tanya Miles.
Apa yang harus aku katakan? Aku baru berusia tiga tahun, mengatakan bahwa merchant ini busuk hanya akan menimbulkan kecurigaan. Luella mencoba membaca kontrak itu sekali lagi, senyumnya kemudian mengembang. Ketemu! “Kontraknya aneh, jumlah investasinya kecil, tapi usaha ini akan berubah nama, terlebih pembagian keuntungannya juga mencurigakan. Investasinya hanya sepuluh persen, tapi Papa mendapatkan nama, setelah itu, pembagiannya empat puluh persen dari keuntungan bersih, ini ... terlalu beresiko.” Kalau ada apa-apa, papa juga akan terseret, aku tidak mau itu!
Kalau dilihat sekilas, ini terlihat menguntungkan, tapi justru karena itu ini menjadi mencurigakan. Miles mencoba membaca kembali kontraknya. “Benar, memang beresiko, dan mencurigakan,” lirih Miles. Ia beralih menatap Luella. Luella, bagaimana dia bisa seteliti ini? Jangan-jangan ... dia benar-benar jenius?!
“Wah ... keponakanku ini sangat pintar, bagaimana kamu bisa melihat apa yang tidak bisa kakakku lihat?”
Miles melirik Louis yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakangnya. “Hei, aku hanya baru melihat dokumennya, bukannya aku tidak melihatnya!” sinis Miles.
Luella tersenyum polos. “Angkanya hanya terlalu aneh, papa memberikan satu, tapi papa menerima terlalu banyak, itu tidak adil,” Luella mencoba memberikan jawaban terpolos yang bisa ia pikirkan.
Louis tersenyum. “Kak, sepertinya putrimu benar-benar jenius.” Bisik Louis.
Luella melotot. Jenius apanya, aku hanya menarik ayahku dari masa depan buruk, lagipula, dalam novelnya, kenapa Papa menerima kontrak ini? Apa karena papa hanya membacanya sekilas karena jumlah uangnya benar-benar tidak banyak? Dan lagi ... kontrak ini benar-benar mencurigakan, penempatan paragrafnya sangat ... aneh. Luella mengerutkan keningnya. Ini jangan-jangan ... ada poin tersembunyi?
“Louis, duduk di sana, kita perlu membicarakan banyak hal.”
Luella tersentak, suara sang ayah berhasil menariknya kembali ke realita. Miles berpindah tempat duduk, ia duduk di sofa bersama Lancelot dan Ruby, sementara itu Louis duduk di sofa depan mereka. Di meja, sudah ada banyak dessert dan juga empat gelas teh yang baru di sediakan oleh pelayan, mereka juga menyediakan satu gelas coklat panas untuk Luella. Tentu saja, hal pertama yang Luella ambil adalah coklat panas, berpikir terlalu banyak membuat tenggorokannya terasa perih.
“Nah, jadi, apa yang kau temukan?” tanya Miles langsung.
Louis tersenyum. “Pertama, aku harus menjelaskan soal saintess ini dulu karena apa yang kalian tahu tentang saintess mungkin berbeda dengan apa yang sebenarnya tercatat dalam sejarah. Saintess yang kita tahu merupakan sosok ‘malaikat’ yang menjadi pengantar pesan dari dewa, namun kenyataannya, Saintess bukanlah malaikat penyampai pesan, mereka hanyalah manusia dengan kemampuan yang lebih mengagumkan dari manusia pada umumnya. Saintess memiliki dua jenis sihir, sihir elementalist dan juga satu sihir yang biasanya hanya dimiliki oleh saintess, seperti contohnya saintess Lou, saintess yang muncul sekitar lima ratus tahun yang lalu, beliau memiliki kemampuan untuk berbicara dengan monster, beliau ini adalah orang yang akhirnya menjadikan Decuri Empire akhirnya memiliki hubungan diplomatik dengan Beastman kingdom. Saintess terakhir kali muncul sekitar dua ratus tahun yang lalu, tapi anehnya, aku tidak menemukan data apapun soal kemampuan khusus saintess itu, namanya bahkan berbeda-beda dalam setiap buku sejarah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Saintess' Twisted Ending
FantasySebagai seorang saintess, Luella De Webster memiliki kewajiban yang tertumpu kepada dua pundaknya. Namun, apa jadinya kalau saintess yang seharusnya menjadi boneka kuil justru memilih untuk menyembunyikan identitasnya?