34. Hendery dan Xiaojun

92 5 1
                                    

'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

£

Hendery terdiam mencerna kalimat yang baru saja Xiaojun sampaikan. Ini bukanlah sebuah mimpi.

Hati dan pikirannya berkecamuk. Jika ia boleh jujur, sebenarnya ia juga menyukai Xiaojun, tapi mengingat ia tidak boleh berhubungan dengan Xiaojun. Terlalu egois jika ia melakukannya.

Xiaojun adalah kakaknya Jaemin, orang yang sudah membully adiknya, mereka bersaudara, Hendery sudah tahu semua masalah yang dulu adiknya hadapi. Jaemin termasuk salah satu orang yang merundung Haechan di sekolah.

Sakit yang Hendery rasa sampai saat ini masih berbekas, apalagi adiknya. Trauma yang dialami Haechan mengubah sifat lembutnya menjadi kasar, bahkan kepada anaknya pun ia bersikap kasar.

Karena itu ia tidak ingin berhubungan apapun dengan Xiaojun ataupun orang-orang yang memiliki hubungan dengan Jaemin. Cukup urusan pekerjaan saja yang membuat mereka menjadi dekat tidak dengan yang lainnya. Menurut Hendery, Xiaojun pasti tak berbeda jauh dengan adiknya, karena mereka bersaudara.

Tapi Hendery menyukainya. Tidak, Hendery sudah membuang rasa sukanya sejak lama. Ia tidak boleh goyah.

"umm... maaf sebelumnya, tapi aku tidak menyukaimu" Hendery berbohong, rasa sukanya pada Xiaojun sampai saat ini masih bertahan. Apalagi ia tahu Xiaojun membalas perasaannya. Tapi tetap saja, ia tidak boleh goyah.

Xiaojun terdiam mendengar pengakuan Hendery. Entahlah, rasanya hati Xiaojun seperti ditusuk ribuan jarum, jadi ia ditolak. Sakit rasanya.

Xiaojun tertawa canggung menghadapi Hendery yang menatapnya.

"ahh.. begitu ya" Xiaojun menghembuskan nafas kasar, matanya menahan tangis, bisakah matanya untuk saat ini bisa diajak bekerja sama. Ia tidak ingin menangis didepan Hendery, itu akan sangat memalukan "baiklah kalau begitu, maaf mengganggu waktumu"

Xiaojun berdiri dari duduknya, ia membungkuk hormat pada Hendery.

"sekali lagi maaf, kalau begitu sebaiknya kita sekarang kembali"

Xiaojun berjalan meninggalkan Hendery, kelopak matanya sudah tidak bisa lagi menahan air matanya yang siap meluncur. Xiaojun menangis di sepanjang jalan menuju perusahaan. Untung saja tidak banyak orang yang berlalu lalang saat ini ditambah lagi jarak perusahaannya hanya berjarak beberapa gedung dari sini.

Terkesan menyedihkan sekali dirinya.

Hendery menatap nanar punggung Xiaojun yang sudah menghilang dari pandangannya. Sakit? ya dia merasakan sakit di relung hatinya. Bisakah waktu diulang kembali? Jika bisa ia memilih untuk tidak menyukai Xiaojun dari awal.

"maaf.. maafkan aku, jika aku menerimamu, itu akan terkesan egois untuk Haechan" Hendery bergumam.

"bagaimanapun adikmu juga salah, aku tau seharusnya aku tidak melibatkan Haechan dan Jaemin dalam urusan kita, tapi tetap saja Haechan adalah keluargaku satu-satunya yang aku miliki terlepas dari Chenle dan Mingrui"

"mereka orang-orang yang sangat berharga untukku dan aku sudah berjanji untuk menjaga mereka sebaik mungkin"

Hendery menghembuskan nafas kasar. Ia beranjak dari duduknya menyusul Xiaojun ke perusahan. Sepertinya ia perlu meminta maaf kepada pemuda itu.

Hendery merasa sedikit bersalah, entah itu rasa bersalahnya kepada Xiaojun ataupun pada dirinya sendiri yang sudah membohong perasaannya, Hendery bingung, apa yang harus ia lakukan mulai besok jika berhadapan dengan Xiaojun. Pasti hubungan mereka akan sedikit canggung.

TBC

double up gaess, karena aku baik dan ramah bintang lima..

Jangan lupa kasi bintang dan follow juga ni akun gaess..

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang