37. Pekerjaan Baru

131 7 0
                                    


'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

£

"kak Dery hari ini aku akan mencari pekerjaan, tidak mungkin aku selalu bergantung padamu" Haechan menatap lekat Hendery yang sedang duduk di hadapannya.

"tenanglah aku berjanji akan menjaga diri baik-baik"

"bukan itu masalahnya ecan, sekarang pikirkan Chenle dan Mingrui jika ecan bekerja bagaimana dengan mereka, siapa yang akan mengurus mereka?" yang Hendery katakan ada benarnya, jika Haechan bekerja lalu bagaimana dengan anak-anaknya, siapa yang akan mengurus mereka?

"mereka sudah besar, tidak mungkin mereka tidak bisa menjaga diri sendiri" desis Haechan tak suka.

"tidak perlu bekerja, biar kakak yang mengurus segalanya, sekarang pikirkan bagaimana caranya bersikap baik pada anak-anakmu, perlakuanmu pada mereka sangatlah buruk Haechan" Haechan melototkan matanya, cara bicara Hendery seperti menyalahkan dirinya.

"mereka bukan anakku, jadi berhentilah menyuruhku bersikap baik pada mereka, selama ini aku sudah cukup bermurah hati pada mereka"

"lalu, jika nanti Mark atau keluarganya datang mengambil mereka apa yang akan kau lakukan? membiarkan mereka pergi?"

"itu pilihan mereka, apa peduliku?"

Setelah mengatakan satu kalimat itu Haechan langsung melongos pergi meninggalkan Hendery yang terdiam di ruang makan.

"anak itu? kenapa bisa jadi begini?" gumam Hendery menggelengkan kepala.

"kuharap suatu saat Haechan bisa berubah"

"kumohon eomma appa, bantulah Dery untuk melunakkan hati Haechan, Chenle dan Mingrui itu anak-anak nya dan Dery tidak ingin berpisah dengan mereka jika Mark benar-benar ingin mengambil mereka nanti"

Hendery melanjutkan acara makannya sendirian. Menghiraukan Haechan yang sudah kembali ke kamarnya.


£

Suasana canggung menemani keheningan dua orang yang berbeda usia ini. Mereka sekarang sedang duduk bersama didalam sebuah restoran yang bernuansa mewah dan elegan ini.

"terimakasih sudah mau membantuku" sang lawan bicara mengangguk ragu menanggapi.

"aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada kau tadi" ujarnya dengan nada sendu.


Setelah acara makan siangnya selesai pria itu memberikan ucapan terimakasih yang sudah kesekian kalinya untuk Haechan. Haechan hanya bisa tersenyum membalas itu semua.

Padahal dia sudah membayarkan semua makanan Haechan tapi tetap saja dia berterima kasih kepada Haechan, entah apa? dan lagipula semuanya sudah bisa dikatakan impas, Haechan yang membantunya dan ia yang membayarkan makanan Haechan.

FLASHBACK ON

Haechan menggendong tas salempangnya dengan beberapa kertas di dalamnya. Keputusannya sudah benar-benar bulat, ia akan mencari pekerjaan agar tidak bergantung pada Hendery.

Haechan tidak tahu harus pergi kemana. Ia hanya terus berjalan sambil merenung. Menatap lamat pada ujung sepatunya.

Tanpa sengaja Haechan berjalan menyusuri sebuah lorong sepi, seperti jalanan gang yang jarang dilewati. Entah keberanian darimana Haechan melangkah dengan percaya diri memasuki jalanan sempit itu.

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang