31. Mereka bertemu

94 3 0
                                    

'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

*

£

"maafkan aku Ma, tapi aku ingin tinggal bersama kak Dery lagi"

Pagi yang indah ini dihadapkan dengan perdebatan ringan yang Haechan ciptakan di ruang tengah keluarga Renjun.

Mereka, Doyoung, Taeil, Yangyang dan Jungwoo sekarang sedang duduk berhadapan langsung dengan Haechan yang sejak seminggu yang lalu selalu mengatakan bahwa ia ingin kembali ke negara tempatnya tinggal sebelumnya, bersama Hendery. Sedangkan di taman belakang Chenle, Somi serta Mingrui sedang bermain bersama.


Doyoung yang mendengar itu tentu tidak setuju dengan pilihan Haechan. Ia tahu bahwa Haechan tidak akan bisa menjaga anak-anaknya dengan baik.

Bukan tanpa alasan, Doyoung tahu bahwa Haechan tidak menginginkan keberadaan anak kembar itu di sekitarnya. Namun, kedua anak itu selalu mencari cara untuk memperoleh perhatian dari Haechan. Tapi semua usaha mereka hampir tidak terlihat oleh Haechan.

"aku akan tetap pergi, aku juga ingin melanjutkan kehidupanku dengan selayaknya" jujur Haechan.

Memang benar, Haechan hanya ingin menjalani kehidupannya seperti dulu. Ia sudah bosan menjalani kehidupan yang monoton seperti ini. Selalu bergantung kepada orang lain.

Sudah tujuh tahun Haechan tinggal bersama keluarga Renjun di negeri ini, tentu ia juga merasa bosan karena tidak bisa melakukan semua yang ia ingin lakukan dengan bebas.

"lalu bagaiam dengan sikembar?" tanya Doyoung, Haechan terdiam. Ini yang dia tidak suka, semua orang selalu memperhatikan kedua anak itu, bahkan dia merasa bahwa dirinya hanya figuran dalam kehidupannya sendiri.

"terserah mereka, jika mereka memilih ikut, maka aku akan membawanya jika tidak, aku tidak peduli" acuh Haechan.

"lalu jika begitu berarti kamu ingin berpisah dengan anak-anak mu?" Taeil menanyai Haechan dengan nada yang begitu lembut.

"mungkin begitu"

"Haechan.. " Jungwoo menatap Haechan dengan pandangan sendu "kami tahu bahwa dirimu tidak akan bisa menerima dengan mudah semua perlakuan yang pernah dilakukan oleh ayahnya si kembar kepadamu.." ia menghentikan kalimatnya lalu mengambil nafas dalam ".. jangan buat dirimu menyesal suatu saat nanti karena kelakuanmu sendiri"

Haechan mengepalkan tangannya, tatapannya berubah tajam, lagi-lagi ia disudutkan gara-gara anak-anak itu. Benar-benar menyebalkan.

Haechan beranjak dari duduknya, ia meninggalkan semua orang di ruang tengah dengan aura kebencian yang begitu mendominasi dirinya.

"sampai kapan ia akan bersikap seperti itu?" ujar Yangyang menatap kepergian Haechan.

"kita berdoa saja agar suatu saat Haechan bisa menerima keadaannya yang sekarang"

"Jungwoo benar, kita hanya perlu berdoa dan berharap bahwa suatu saat Haechan bisa berubah dan bersikap lebih lembut kepada anak-anaknya sendiri"

"kuharap begitu Pah" lirih Yangyang.


Setelah itu tidak ada lagi percakapan di antara mereka. Jungwoo beranjak dari duduknya, ia berjalan menuju taman belakang melihat kondisi anak-anak yang sedang bermain.

Di ruang tengah Doyoung, Taeil dan Yangyang sedang mengobrol mengenai pekerjaan yang masih diusut oleh Kun.

"bagaimana jika paman lucas benar-benar tidak bisa ditemukan lagi?" celetuk Yangyang yang di hadiahi tatapan tajam oleh Doyoung.

Yangyang menyadari tatapan tajam Doyoung, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal "maaf Ma"

drtttt....

Dering handphone Taeil menganggu fokus mereka. Taeil melangkah meninggalkan ruang tengah untuk menerima panggilan telepon.

"hallo..?"

"Papa ini Kun, aku menelfon karena kami menemukan beberapa berkas penting serta barang bukti tentang pelaku penculik mereka"

"Kun? apa itu benar?"

"benar.. hanya saja untuk melakukan penangkapan, kita perlu melakukan beberapa hal yang sepertinya memakan banyak waktu"

"kenapa?"

"karena kami belum menemukan informasi dimana keberadaan mereka"

"baiklah, lusa aku akan datang membantumu mengurus segalanya, jaga dirimu baik-baik"

"baik pah"

Panggilan telepon terputus, Taeil tersenyum bahagia, bagaimanapun semuanya harus berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ia siapkan.

Sudah lama ia menunggu waktu ini, hingga sekaranglah saatnya ia melakukan semua hal yang sudah ia rancang jauh-jauh hari bersama rekan kerjanya.

TBC

nihh double up done ya gess ya

jangan lupa tap bintang dan follow juga gaes

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang