49. Mereka masih ada

56 3 0
                                    


gaesss...

...
.

£

Suasana ruangan itu mendadak kaku ketika seorang pemuda asing itu mengacaukan rapat penting mereka.

"i-itu a-adikku" ujarnya tergagap.

"pa, itu ha-haechan kan?" tanyanya menatap orang yang sempat dipeluknya tadi.

"tenanglah Dery" ucap Taeil menyuruh Hendery untuk duduk melalui tatapannya.

Sedangkan lelaki paruh baya yang sedari tadi menjelaskan tujuan rapat ini menatap tak percaya pada pemuda itu.

"bagaimana kau- Kang Saewon siapamu?" tanyanya dengan wajah serius.

"paman Saewon, dia- dia sekretaris appa dan juga teman orangtuaku"

"Taeil bisa kau jelaskan?" kini Yuta yang angkat bicara.

"aku tak tahu apapun Yuta, Dery dan adiknya pernah tinggal bersama keluargaku sebelum mereka pindah kembali ke apartemen nya" jelas Taeil

"lalu? bagaimana ini, kau kenal dengan Seo Johnny?"  Hendery mengangguk. Pandangan Yuta beralih pada satu-satunya orang yang berdiri disana.

"bagaimana ini Jaehyun?"

"entahlah, aku jadi bingung"

"kau.. Hendery? Seo Hendery?" Hendery mengangguk.

"kau anaknya Seo Johnny dan Seo Ten?" Hendery kembali mengangguk.

"bahkan dia selama ini selalu bersama keluargaku" ujar Taeil.

Semua mata kini tertuju pada Hendery. Mark menatap Hendery dengan lamat-lamat.

"Dery sejak kapan Haechan bertemu lagi dengan Kang Saewon?" Kun angkat bicara menatap Hendery begitu serius.

"entahlah, aku tak ingat tapi sepertinya sudah sebulan lebih"

"Felix benar, dia mencari bantuan dan pasti membuat rencana baru" ucap Kun penuh emosi.

"ada apa ini? kenapa kalian ingin sekali menangkap paman?" tany Hendery bingung.

"Dery dengarkan aku, aku Jaehyun Jung Jaehyun" Hendery yang mendengar nama itu menjadi sedikit emosi.

"aku dan orangtuamu berteman baik, kau tahu dimana sekarang orangtuamu?" Hendery menggeleng.

"mereka pergi, paman bilang kecelakaan itu benar-benar merenggut nyawa mereka" jelas Hendery. Bahkan rasanya ia tak sanggup mengucapkan kata itu.

"tidak kau salah" ujar Jaehyun.

"salah?"

"orangtuamu masih hidup, bahkan mereka berada di kota yang sama dengan kita, hanya saja mereka dikurung"

"bagaimana bi-" Hendery menggantung kalimatnya, harusnya ia tidak mempercayai itu.

Tapi ucapan yang sangat meyakinkan itu membuat secercah harapannya menghilang.

"Saewon hanya mengarangnya, mereka masih hidup"

Hendery menggeleng, dia bingung kepalanya terasa pusing dihadapkan dengan situasi ini.

"apa buktinya jika mereka masih hidup?"

"kau tak percaya bahwa mereka masih hidup, bahkan bukan hanya orangtuamu yang ada disana Saewon menawan beberapa pengusaha lain asal kau tahu dan sekarang misi kita untuk menyelamatkan mereka" ujar Yuta.

Xiaojun menyentuh bahu Hendery, mungkin tak berdampak apa-apa tapi setidaknya ia bisa menyadarkan Hendery bahwa dia tak hanya sendiri menghadapi situasi ini.

"lalu aku harus apa?" pertanyaan Hendery itu membuat Jaehyun tersenyum sumringah.

Ia mendapat ide bagaimana cara menangkap Saewon kali ini. Jika waktu itu ia gagal maka sekarang ia jamin akan berhasil.

Ya.. beberapa waktu lalu Felix dan Kun sudah mencoba menjebak Kang Saewon namun mereka gagal. Itulah sebabnya sekarang Kang Saewon berada do sekitaran Haechan, karena itu akan menguntungkannya.

Tapi sekarang mereka sudah menyusun rencana baru. Dan mereka tak akan membiarkan Kang Saewon itu berkeliaran lagi kali ini.

"Hendery hubungi adikmu itu sekarang" titah Jaehyun membuat semua orang disana melongo tak percaya.

"bagaimana bisa Jae? pastinya anak itu sudah tidur sekarang" ujar Yuta.

"tidak tidak Haechan di jam ini terkadang sedang membuat kue"

Mereka menghembuskan nafas lega.

"lakukan sekarang"

Hendery mengangguk, ia kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan handphone nya.

"Dery telfon.. " gumamnya pelan.

Beberapa detik panggilan sedang di hubungkan, yang lainnya menunggu sambil menatap was-was pada Hendery.

"tidak diangkat paman" ujar Hendery lemah.

hufttt..

Jaehyun mengangguk mengerti "baiklah tak apa, setidaknya kita sudah mencoba"

"Mark" Mark yang sedang melamun tersentak ketika Jaehyun memanggil namanya.

"ya-yaa Dad?" kikuk Mark.

"hubungi Jeno, katakan padanya untuk mengumpulkan semua orang di cafe bubu besok jam 11 siang dan suruh mereka berpakaian santai bersikap layaknya seorang pelanggan biasa" Mark mengangguk mengerti, ia kemudian berjalan keluar untuk menghubungi Jeno, adiknya.

Di dalam ruangan Hendery masih merasa khawatir pada adiknya. Hendery tidak habis fikir bagaimana orang yang saat ini sangat dipercayainya malah berkhianat. Sungguh Hendery tidak menyangkanya.

"kalian yang benar-benar masih hidup?"

"entahlah rasanya ini tidak nyata"






😭

gaesss...
ternyata kuliah emang semelelahkan ini ya?
jujur aku butuh dokter psikologi, mentalku terguncang, KOCAK



My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang