30. Mark dan Renjun

106 9 2
                                    


'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

*

£

Hari demi hari berlalu berganti minggu hingga bulan demi bulan pun sudah terlewati. Sudah hampir empat tahun Renjun bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan ternama dan selama itu juga ia jarang pulang ke kediamannya menemui keluarganya serta Haechan yang masih menetap bersama kedua orangtuanya.

Pekerjaan yang Renjun jalankan tergolong berat karena itu ia harus siap begadang jika memiliki pekerjaan yang benar-benar susah ia kerjakan.

Selama itu pula Renjun tergolong dekat dengan CEO perusah itu. Entah karena urusan pekerjaan ataupun urusan yang lain.

Hari ini Renjun dan sang boss sedang melakukan acara makan malam bersama di sebuah restoran ternama.

Renjun tak bisa menolak karena ia sudah sering berjanji akan melakukan makan malam bersama ketika ia tidak sibuk, dan sekarang lah waktunya.

"Renjun..?"

CEO itu menatap Renjun dengan tatapan yang Renjun tidak mengerti.

"y-ya.. ada apa tuan?" jawab Renjun dengan wajah kebingungan.

"umm.. aku ingin menanyakan sesuatu yang sangat penting padamu.. bisakah?"

Tatapan mereka bertemu, Renjun menaikan sebelah alisnya seolah bertanya tentang hal apa yang ingin CEO itu tanyakan padanya.

"apa itu penting sekali? jika aku bisa memberikan jawaban maka aku akan mengatakannya tuan"

CEO muda itu mengangguk paham "pertama-tama tolong jangan panggil aku dengan sebutan itu"

Renjun mengerti jadi ia mengangguk menjawabnya. Orang yang menjabat sebagai boss dari Renjun itu menatap Renjun dengan tatapan bingung dan gugup. Renjun memahami tatapan itu, dia tidak mengambil tindakan apapun, hanya melihat dan menyimak hal apa yang akan orang itu lakukan.

"kuharap kamu tak marah atas kejadian dimasa lalu, aku minta maaf padamu"

"tak apa, aku tak masalah" bohong jika Renjun mengatakan tidak apa, padahal di dalam hatinya ia sudah mengumpati sang bos.

"kau mau memaafkanku?" tatapan penuh harap ia layangkan pada Renjun.

"tidak akan dan tidak akan pernah sebelum dirimu merasakan penderitaan yang sama"

"ya, aku memaafkanmu" jawab Renjun setengah hati.

"kamu seperti tidak sungguh-sungguh memaafkanku" Renjun gelagapan, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat berharap sang bos tidak salah paham dengan sikapnya.

"aku-aku tidak begitu Mark"

"kamu tak perlu takut begitu, lagipula aku hanya mengujimu Renjun.

Renjun tersenyum getir mendengar kalimat yang Mark sampaikan. Sialan memang manusia yang satu ini.

"walaupun itu sudah lama terjadi, aku, Jaemin serta Jeno tetap harus meminta maaf"

"kamu benar, kalian harus meminta maaf, karena kelakuan kalian semua orang yang aku kenal dan sayangi jadi menderita dan hidup didalam ketidaknyamanan" ucap Renjun dengan membatin di akhir kalimat.

Renjun berdiri dari duduknya, ia tidak nyaman lagi berada satu ruangan dengan Mark, atmosfer yang tadi biasa saja sekarang sudah menjadi sedikit kaku.

"maaf sebelumnya Mark, aku harus segera pergi karena ada sesuatu yang harus aku lakukan" pamit Renjun, pemuda manis itu langsung memutar tubuhnya berjalan menuju pintu.

Sebelum melangkah lebih jauh, Mark dengan segera menahan tangan Renjun, akibatnya, langkah pemuda manis itu menjadi terhenti.

Renjun memutar tubuhnya menghadap Mark lalu melepaskan tangan Mark yang menahan pergelangan nya.

"ada apa?"

"umm.. aku belum selesai bicara, berikan aku waktu lima menit aku akan menyelesaiaknnya dengan cepat"

Renjun menyerngitkan alisnya, matanya menatap bingung ke arah Mark.

"apa lagi yang dia inginkan? sialan" Renjun menyembunyikan wajah kesalnya, di dalam hati ia sudah mengumpat.

"baiklah, aku menunggumu"

Mark berdiri tegap didepan Renjun, matanya menatap Renjun dengan tatapan lembut.

"Renjun? aku tahu ini sangat aneh dan terkesan membingungkan untukmu tapi... " Mark menggantung kalimatnya, tangannya meraih tangan Renjun untuk ia genggam, pandangannya kembali terarah pada manik Renjun ".. aku menyukaimu"


TBC

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang