8. Promise

170 16 0
                                    

'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

£

Pemandangan pusat kota terlihat jelas dari puncak gedung yang tinggi ini. Pembicaraan mengenai kerja sama yang mereka rencanakan sudah selesai beberapa menit yang lalu. Saatnya sekarang menikmati hidangan yang disiapkan oleh pelayan.

"eumm.. Seo Hendery.. pekerjaanmu bagus juga" puji Dejun.

Hendery tersenyum canggung "te-terima kasih tuan"

Dejun menaikkan sebelah alisnya "jangan panggil aku seperti itu, namaku Nakamoto Xiaojun kau bisa memanggilku dengan Xiaojun atau Dejun"

Hendery mengangguk, nama itu seperti tidak asing baginya, dimana ia pernah mendengar nama itu?

drttt...

Handphone Hendery berdering, dengan segera ia merogoh sakunya. Matanya melirik ke layar melihat nama sang penelfon.

"hallo?" sapa Hendery membuka pembicaraan.

"kak Dery dimana?"

Itu suara Haechan, adik kesayangan Hendery.

"kakak sedang bekerja ada apa? ecan ingin sesuatu?"

"ecan mau sandwich dan waffle ya ya ya?"

"baiklah baiklah akan kakak belikan nanti"

Hendery tersenyum manis menatap lurus kedepannya. Xiaojun yang melihat itu menatap bingung.

Terdengar sorakan bahagia dari seberang telepon.

"baiklah akan kakak tutup teleponnya"

Panggilan terputus Hendery menulis keinginan adiknya di handphonenya agar nanti tidak lupa membelikannya.

"siapa?" itu suara Xiaojun.

"adikku"

Xiaojun mengangguk "baiklah hari ini cukup sampai disini pekerjaan kita, kau bisa datang kembali besok pagi ke perusahaan"

"cara kerjamu tidak buruk"

Hendery menampilkan binar bahagianya "jadi aku diterima bekerja?"

Xiaojun mengangguk "tapi itu terserah padamu, kau bekerja sebagai sekretaris ku mulai sekarang karena sekretaris ku yang sebelumnya mengundurkan diri karena tidak nyaman dengan tingkah ayahku"

Hendery mengangguk "aku menerima pekerjaan ini jadi besok aku akan datang kembali" sumringah Hendery.

Xiaojun terkekeh gemas melihat kelakuan Hendery.

"baiklah sekarang ayo pulang, pertemuan kita hari ini telah selesai" Xiaojun berdiri diikuti oleh Hendery.

Sebelum pergi Hendery membungkuk hormat pada Xiaojun. Xiaojun membalas dengan senyuman manisnya. Hendery yang melihat senyuman itu merasa senang dan membalas senyuman Xiaojun.

"hati-hati, kalau nanti ada masalah telfon saja aku" ucap Hendery sebagai tanda perpisahan mereka.

"dia perhatian sekali, ayah anakmu ini sepertinya sedang jatuh cinta" wajah Xiaojun memerah, ia segera berbalik dan meninggalkan Hendery.

£

Pintu apartemen terbuka menampilkan Hendery dengan wajah sumringah nya. Sedangkan Haechan sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.

"kakak pulang" ucap Hendery mengalihkan pandangan Haechan.

Mendengar suara Hendery, Haechan segera memutar kepalanya dan menatap sangat kakak. Setelahnya ia berlari memanggil nama dang kakak dan memeluknya dengan sangat erat.

Haechan menegakkan kepalanya menatap Hendery "makanan ecan mana?"

Hendery memutar matanya malas, jika sudah berhadapan dengan makanan Haechan akan berpaling darinya.

"dasar" gerutu Hendery, namun tangannya terulur memberikan plastik belanjaan kepada adiknya.

"terimakasih kakak"

Haechan berlari menuju dapur ia menghidangkan makanan itu di atas meja dapur. Setelah selesai ia berlari menuju kamar sang kakak.

"kak Dery ayo makan bersama" ajaknya didepan pintu kamar Hendery.

Hendery menyahut dari dalam dengan suara teriakan yang cukup memekakkan telinga. Haechan meringis mendengarnya.

Haechan kembali ke dapur, ia menunggu Hendery di dapur sambil menatap hidangan makanan.

"lama sekali kak Dery, apa yang dilakukannya?" Haechan menenggelamkan kepalanya dalam lipatan tangannya diatas meja.

Akhirnya setelah menunggu beberapa menit Hendery datang dengan pakaian santainya. Haechan yang hampir tertidur terpaksa mengangkat kepalanya, perutnya sudah benar-benar kelaparan.

"kenapa kak Dery lama sekali?" sungut Haechan menatap Hendery dengan tatapan menggerutu.

"kakak tadi mandi dulu, maaf karena menunggu lama"

Hendery mendudukkan dirinya di depan Haechan, meja makan yang kecil membuat mereka harus berhati-hati agar tidak ada barang yang terjatuh dari sana.

Mereka menikmati makanan mereka seperti biasanya. Dipenuhi oleh candaan dan tawa yang menggelegar.

Hendery merasa bahagia bersama adiknya, andaikan dulu adiknya ikut bersama orangtuanya melakukan perjalanan bisnis itu, entah bagaimana sekarang keadaan Haechan. Ia tidak tahu lagi harus hidup bagaimana jika tak ada seorangpun yang ia sayang bersamanya.

Berita tentang kecelakaan pesawat itu saja sampai sekarang belum ada titik jelasnya. Bagaimana keadaan orangtuanya sekarang? Yang ia tahu pesawat itu jatuh dan terbakar. Dalam data penumpang pesawat tertulis dengan jelas nama orangtuanya. Namun karena jasadnya belum ditemukan membuat Hendery tidak yakin bahwa orangtuanya sudah meninggal.

"Eomma Appa kuharap itu bukan kalian, semoga Tuhan berbaik hati membiarkan kita untuk hidup bersama lebih lama lagi"

"Hendery janji bakal lindungi ecan dan menjaga ecan, Hendery taakan membiarkan siapapun menyakiti ecan"

TBC

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang