26. Memory About Mark

108 6 0
                                    

'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

£

Bagi sebagian orang berkumpul bersama keluarga adalah hal yang paling mereka inginkan, tapi tidak untuk Haechan. Ia merutuki dirinya yang terlewat pasrah dengan ajakan Renjun yang ingin membawanya berkumpul bersama keluarganya diruang tamu.

Suasana dingin malam menambah kesan canggung diantara Haechan dan anak-anak nya. Doyoung dan Taeil sudah beranjak dari sana sejak setengah jam yang lalu. Yangyang saat ini tengah menemani Jungwoo keluar.

Dalam ruangan ini hanya ada Haechan, Renjun serta si kembar. Haechan menatap kedua anak itu dengan tatapan mengintimidasi membuat keduanya takut melihat Haechan. Renjun sedari tadi hanya diam melihat interaksi di antara mereka.

Renjun tau dari Papa dan Mamanya bahwa Haechan memang bersikap dingin terhadap anak-anak nya. Bukan tanpa alasan, tapi alasan Haechan cukup klasik bagi Renjun.

Niat Renjun mengumpulkan mereka bertiga hanya ingin membuat hubungan mereka kembali normal seperti dua tahun yang lalu, saat si kembar masih berusia satu tahunan. Saat saat seperti itu yang di rindukan oleh Renjun. Haechan yang sangat lemah lembut dan perhatian kepada anaknya. Pasti si kembar juga merindukan kasih sayang Haechan.

"baiklah aku ada urusan penting yang harus diurus"
Haechan bangkit dari duduknya perlahan dan berlalu meninggalkan ruang tamu.

Renjun menghembuskan nafas kasar, bagaimana caranya agar Haechan kembali memfokuskan dirinya kepada anak-anak nya. Sebersit rasa sakit Renjun rasakan ketika ia melihat wajah sendu Chenle dan juga Mingrui.

Renjun berjanji akan membuat kehidupan Chenle dan Mingrui kembali seperti dulu, ia akan berusaha demi anak-anak nya Haechan. Chenle dan Mingrui.

£

Suara bantingan pintu menggelegar di kamar Haechan. Setelah menutup pintu dengan kasar ia meluruhkan tubuhnya ke lantai.

"kau benar-benar sialan Mark" pikiran dan batinnya tidak henti-hentinya memaki Mark.

Haechan melangkah dengan lunglai menuju kamar mandi di kamarnya. Mencuci tangan dan wajahnya di wastafel kemudian ia kembali melangkah ke luar menuju kasur tidurnya.

Rusak sudah suasana hatinya. Untuk saat ini ia hanya ingin tidur dan berada di kamarnya. Ia tidak ingin lagi melihat wajah-wajah yang mirip dengan orang yang sudah merusak masa depannya.

"bagaimana aku harus bersikap? aku tak ingin anak-anak itu ada bersamaku, kenapa wajah mereka mirip dengan bajingan itu? padahal aku yang sudah repot-repot mengurus mereka tapi kenapa..?" Haechan memijit pelipisnya, rasa sakit mendera kepalanya.

Tubuhnya ia bawa untuk ia rebahkan pada kasur. Ia tidak peduli dengan apa yang akan terjadi, baginya untuk saat ini ia ingin tidur dan menghindar dari dua anak kecil yang menyebalkan itu.

Belum ia menutup mata ia sudah diingatkan oleh bayang-bayang Mark dan kedua anaknya.

"apa-apaan ini?" bingungnya "aku hanya ingin tidur bukan mengingat bajingan itu"

"ini sudah empat tahun berlalu aku tahu dia sekarang sudah pasti hidup bahagia jadi kumohon hilangkan memori tentangnya dari otakku" Haechan memukul-mukul kepalanya berharap ingatannya tentang pemuda itu menghilang. Namun nihil ia tidak bisa menghilangkan ingatannya tentang Mark begitu saja.


TBC

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang