Sebelum baca jangan lupa Vote and Comment,
yang mau ngasih ide juga boleh...
°°°°°°
Kalau ada yang mau memperbaiki beberapa kalimat yang rasanya kurang cocok juga boleh..
So.. selamat membaca~
£
Suara dering bel mengalihkan perhatian Haechan. Bunyi besi bergesekan juga menyapa rungunya. Matanya bergerak kesana kemari meneliti satu persatu anak kecil yang mulai berlarian keluar gerbang sekolah.
Tangan Haechan bergetar, ia bingung dan juga takut bagaimana jika nanti anak-anak nya tidak mau pulang bersamanya, bagaimana jika nanti Chenle dan Mingrui mengabaikannya, karena dulu Haechan pernah menyuruh mereka untuk bersikap tidak saling mengenal ketika bertemu diluar.
Penyesalan Haechan bertumpuk sekarang. Semuanya ini kesalahan dia. Harusnya ia bisa bersikap dewasa kepada anak-anak nya.
Kaki Haechan terasa lemas, ia berjongkok di trotoar jalan lalu menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya.
Terserah apapun kata orang-orang melihat dirinya yang seperti ini. Karena untuk saat ini ia benar-benar kalut dalam kesedihan.
"apa yang harus aku lakukan, aku malu dan takut" rengek Haechan entah kepada siapa.
Anak-anak kecil yang melewatinya menatap aneh padanya.
"haloo" sebuah suara lucu dan tangan kecil mendarat pada bahu Haechan.
Haechan mengangkat kepalanya dan menatap manik teduh di depannya.
"ada apa? jangan menangis" lerai anak itu sambil menghapus air mata Haechan.
"buna bilang orang yang cengeng itu adalah orang jelek jadi jangan menangis lagi, ohh ya nama aku jie" senyuman manis terukir diwajah lucu di depan Haechan.
"aku ecan, eumm kenapa disini? nanti orang tuamu akan kesusahan mencarimu, ayo pergi"
"iya ya jie akan pergi lalu ecan?"
"tak apa pergilah, ecan disini sedang menunggu.. anak-anak ecan" Haechan tersenyum getir.
"ayo berdiri" Haechan menurut, ia hapus air matanya menggunakan punggung tangannya "jangan menunggu disini karena anak-anak biasanya akan menunggu orangtuanya di depan gerbang, dan untuk sebagian yang lain akan langsung pulang dengan bis jika tidak ada jemputan"
"ohh begitu ya, baiklah terimakasih jie"
"sama-sama, kalau begitu jie pulang dulu"
Haechan dan bocah kecil itu saling melambaikan tangan dan melangkah dengan arah yang berbeda. Sekarang saatnya memberanikan diri untuk menemui Chenle dan Mingrui.
£
Hendery memandangi handphonenya dengan senyuman lebar. Beberapa menit lalu ia baru selesai melakukan panggilan telepon dengan Renjun. Tau apa yang mereka bahas? Tentu saja tentang perubahan Haechan yang terlalu mencolok.Bahkan Hendery masih ingat dengan jelas apa yang
dikatakan oleh Renjun."Mungkin Haechan sedang dirasuki oleh jin baik sehingga ia melakukan itu"
"kak Dery tenang saja, sekarang Haechan sedang berusaha memperbaiki kesalahannya"
"kita juga harus melakukan sesuatu untuk membantunya"
"mulai sekarang kita harus membiarkan mereka menghabiskan waktu yang lama bersama-sama"
"semoga kali ini Haechan benar-benar tulus"
Senyuman Hendery tak kunjung meluntur ketika ia memulai kembali acara memasaknya. Entahlah, mungkin ia berlebihan, tapi rasa bahagianya tak bisa diekspresikan selain dengan senyuman.
"ma, pa apa kami berhasil mengembalikan sifat lama Haechan"
"semoga saja kali ini Haechan benar-benar memulai kembali semuanya" gumam Hendery.
£
Beberapa menit berlalu, kaki Haechan mulai lelah berdiri sambil berpanasan di depan gerbang sekolah. Sedari tadi Haechan berdiri disini anak-anaknya belum juga keluar. Sudah banyak anak kecil yang berlarian keluar namun Chenle dan Yuan tak kunjung menampakkan diri.
"dimana mereka? kenapa lama sekali?" Haechan menggesekkan gigi-giginya "apa aku harus menyusul?"
Dengan langkah ragu Haechan memasuki kawasan sekolah. Kepalanya menoleh ke segalanya arah, mencari keberadaan buah hatinya.
"kemana aku harus mencari?" kaki itu terus berjalan
menyusuri halaman sekolah.Sekarang dirinya berada di lapangan sekolah beberapa anak terlihat sedang membereskan peralatan olahraga dan sebagian ada yang duduk di bangku taman sekolah.
"Lele dan Mingrui dimana?" mata Haechan mulai berkaca-kaca. Pandangannya menunduk menatap ke sepatu yang digunakannya.
"eomma~" gumam Haechan.
drttt....
Pandangan Haechan beralih pada handphone yang berada di genggaman nya. Sebuah panggilan telepon sedang terjadi di handphone nya.
"kak Dery.. " sendu Haechan.
"Lele dan Mingrui.. aku tidak menemukan mereka"
Suara hembusan nafas terdengar dari seberang telepon "kau dimana bodoh? mereka sedang menunggumu di depan gerbang sekarang, aku selalu menunggu mereka disana begitupun dengan mereka, mereka selalu aku suruh untuk menunggu di gerbang sampai aku ataupun Renjun datang menjemput mereka"
Selesai mengucapkan kalimat itu panggilan telepon diputuskan oleh Hendery. Haechan memandang handphonenya lalu mendengus kasar.
"aku memang bodoh.. "
dahlah lupa alurr 🗿ᮢᮡᮣᮁᮀᮂ🗿ᮢᮡᮣᮁᮀᮂ
ni cerita kalau ku gantung tak apakah?
dah lupa alur aku
ceritanya pun makin kesini makin ga jelas
hadeuhh...keknya gabakal update aku dalam beberapa waktu ini.. mungkin ya
![](https://img.wattpad.com/cover/359000873-288-k742426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Problem and Our Problem
Random"maafkan aku yang tak bisa bersikap layaknya orangtua untuk kalian, tapi mulai sekarang aku berjanji akan selalu menyayangi dan melindungi kalian, aku benar-benar minta maaf" Seo Haechan ceritanya aku ganti judul dari "why can like this" menjadi "my...