29. Makan siang

88 4 0
                                    

'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

*

£

Hingar bingar suara kendaraan mengisi suasana pagi yang cerah ini. Deru suara mesin kendaraan memenuhi setiap sudut pusat kota. Cerah matahari menambah kesan panas dan gerah, padahal saat 8ni masih pagi.

Hari ini merupakan hari sibuk lain yang harus dijalani oleh seorang pemuda manis yang sekarang tengah sibuk memilah berkas-berkas yang harus ia berikan kepada atasan tempatnya bekerja.

"hufftt... semangat sedikit lagi semuanya akan berhasil sesuai rencanaku" gumamnya dengan wajah penuh binar.

Kaki jenjangnya ia bawa berjalan keluar ruangannya, beberapa menit lagi pemimpin perusahaan tempatnya bekerja akan datang jadi ia tidak ingin mendapatkan masalah karena terlambat.

Pagi ini juga akan diadakan meeting yang sangat penting dengan beberapa rekan bisnis sang CEO. Jadi ia turut serta dalam meeting ini.

Dengan sedikit berlari ia berlalu menuju ruangan meeting yang terletak berbeda lantai dengan ruangan kerja. Sebagai seorang sekretaris ia harus berperilaku yang baik serta disiplin agar karyawan yang lainnya bisa mencontoh.

£


Waktu istirahat makan siang telah dimulai, rapat penting yang digelar sedari pagi telah berakhir saatnya untuk semuanya beristirahat dengan damai sekarang.

Pemuda manis yang menjabat sebagai sekretaris seorang CEO itu sekarang telah merapikan semua barang bawaannya. Perutnya sudah kelaparan sejak tadi, jadi ia perlu memberi makanan untuk lambungnya secepat mungkin.

"baiklah tuan, karena rapatnya telah selesai saatnya untuk kita beristirahat" ujarnya dengan membungkuk.

Orang yang dipanggil 'tuan' itu menoleh pada sang sekretaris.

"umm, iya, sekarang saatnya istirahat makan siang, kalau begitu bisakah kita makan siang bersama?"

Pemuda manis itu terdiam, matanya menoleh menatap mata sang bos yang menatap penuh harap padanya. Tatapannya beralih pada ujung sepatunya, otaknya masih memikirkan jawaban apa yang akan diberikannya kepada atasannya ini.

Menolak? ia tidak senekat itu untuk melakukannya. Menerima tawarannya? ia tidak ingin terlihat hubungan apapun dengan orang ini, cukup melakukan semua hal yang ingin dan perlu ia lakukan. Ia tidak ingin terjerat ke dalam hubungan yang tidak penting dan tak bermutu bersama sang bos.

"tak apa jika tak ingin, aku tak memaksa" CEO itu mengeluarkan suaranya melihat kebingungan yang melanda sang sekretaris membuatnya harus melakukan sesuatu.

"tidak.. tidak bukan begitu, aku tidak bermaksud menolaknya hanya saja.. hanya saja.. " pemuda itu ragu-ragu memberikan alasannya ".. aku sudah memiliki janji dengan seseorang.. ya itu"

"umm.. baiklah kalau begitu.. kita bisa melakukannya lain kali Renjun"

Pemuda itu Renjun, ya Moon Renjun.

"kalau begitu saya pamit dulu tuan"

Renjun membungkuk hormat, setelahnya ia bergegas pergi meninggalkan sang CEO dengan langkah lebar.


TBC

double up untuk hari ini..

see you tomorrow..

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang