51. Hak?

42 3 0
                                    


Votenya jangan lupa

...

.

£

Suasana canggung menemani dua pemuda manis yang saat ini duduk saling berhadapan di pojok ruangan.

Bahkan mereka ragu untuk memulai sebuah pembicaraan.

"kenapa dia diam saja" batin salah satunya yang memiliki kulit tan.

Pandangan keduanya saling terhubung, sesekali deheman mereka keluarkan untuk mengurangi kecanggungan diantara mereka.

"JAEMINN!" suara dari arah pintu mengalihkan fokus mereka.

"syukurlah mereka datang tepat waktu"

Jaemin mengangguk menatap dua orang yang sedang berdiri diambang pintu. Seketika Jaemin berdiri ketika dua orang itu berjalan mendekat pada Jaemin.

"Haechan"

Haechan menatap ke sumber suara yang tidak asing di rungu nya itu.

Pandangan mereka bertemu, Haechan melangkah mendekati orang itu lalu memeluknya dengan erat.

"bubu.. mereka membawa paman" adunya dengan suara bergetar.

"tak apa, tenanglah semuanya akan baik-baik saja" ujar Taeyong menenangkan.

"ayo duduk bubu, Haechan, Jeno" ajak Jaemin.

Keempatnya pun duduk di satu meja. Haechan menumpahkan tangisnya, ia sudah mencoba untuk menahannya tapi tetap saja air matanya mengalir membasahi pipinya.

"tenanglah dulu, setelah itu bubu akan ceritakan semua masalahnya" Haechan mengangguk lemah.

Beberapa menit Haechan menangis akhirnya ia mulai tenang. Taeyong dan Jaemin menemani Haechan disana sedangkan Jeno sudah pamit pergi ke kantor polisi untuk mengurus Kang Saewon.

"ada apa ini bubu? kenapa mereka membawa paman?" sendu Haechan.

Taeyong menarik nafas dalam. Tangannya meraih tangan Haechan untuk digenggam.

"echan tau? dia tidak baik seperti yang terlihat"

Jaemin yang berada di sana merasa tidak enak lalu ia lebih memilih untuk bermain bersama anak-anak. Lagipula ia tidak tahu permasalahan apa yang menimpa Haechan.

"bubu akan menceritakan semuanya tapi Haechan tidak boleh memotong ucapan bubu"

Haechan mengangguk setuju, matanya menatap tepat pada manik Taeyong.

Mata teduh itu kini menatap penuh sayu, tangisnya terhenti digantikan oleh sesenggukan yang kentara. Taeyong meraih tubuh Haechan untuk dipeluknya dengan erat.

"kenapa paman jahat sekali" rengeknya "apa kesalahan orangtuaku sampai dia tega melakukan ini semua"

Taeyong menatap sendu putra dari sahabatnya itu "tenangk semuanya sudah selesai sekarang, besok atau lusa mereka akan sampai di sini"

"bubu... " pelukan haechan kian erat dan kepalanya mendusel di perpotongan leher Taeyong "terimakasih atas bantuannya"

£


Ruang tamu apartemen ini menjadi saksi bisu atas perlakuan Haechan sekarang. Duduk di sofa menemani kedua anaknya yang sedang menonton televisi.

"papi... " suara yang terdengar seperti bisikan itu mengalihkan perhatian Haechan.

"ya?" jawabnya sambil memiringkan kepalanya menghadap si kecil.

"seperti apa bentuk grandma dan grandpa itu? apakah mereka baik?" Chenle mendudukkan dirinya dan menghadapkan tubuhnya pada Haechan.

"menurut Chenle bagaimana?"

"mana lele tau papi, lele bahkan baru tahu jika lele punya grandma dan grandpa" Mingrui yang goleran di sebelah Chenle mengangguk.

"kita hanya pernah bertemu dengan paman Dery tidak dengan grandpa dan grandma itu" ujar Mingrui.

Tawa Haechan seketika pecah melihat anaknya yang seperti merajuk "mereka.. menurut papi mereka adalah orang yang sangat sangat sangat baik, mereka hero papi dan paman Dery" Haechan menarik napasnya dan menatap pada langit-langit ruangan, berusaha menahan bulir air matanya yang akan jatuh "jika bukan karena mereka.. mungkin papi sudah tidak ada, mungkin kita tidak akan pernah bertemu, kalian tidak akan terlahir kedunia ini"

Haechan meraih tubuh Chenle laki mendekapnya dengan erat Mingrui yang melihat itu pun ikut mendekat dan memeluk Haechan dengan kuat.

"terimakasih sudah menjadi pahlawan papi, maafkan semua sikap buruk papi pada kalian"

"papi janji akan menjaga kalian dengan baik mulai sekarang" Haechan menitikkan air matanya.

"aku tidak akan membiarkan Mark membawa kalian, mereka anak-anakku, aku yang sudah merawat mereka sedari kecil, Mark tidak ada hak atas mereka"

hufttttt

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang