21. Berlibur

111 8 0
                                    

'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

£


Minggu pagi yang cerah dan sedikit berawan ini enaknya dilalui dengan berkumpul dan bermain di pantai. Itulah yang direncanakan oleh Haechan dan Renjun. Mereka telah menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk nanti. Hari ini mereka telah memiliki rencana yang begitu indah sebagai perayaan kelulusan Haechan dan Renjun dari masa SHS mereka.

"yeaii.. saatnya berlibur" girang Renjun membawa sebuah tas gendong dan papperbag.

"umm.. pasti akan menyenangkan sekali" sumringah Haechan.

Mereka berdua sebagai oknum yang paling bersemangat dan bahagia menyambut hari ini.

"kak Dery tolong bawakan papperbag yang di dapur ke mobil, tolong" pinta Renjun dengan senyuman lebar.

"umm.. baiklah" Hendery memutarbalikkan jalannya kembali menuju dapur mengambil barang-barang yang dikatakan oleh Renjun.

"oke.. saatnya bersenang-senang" ujar Haechan.

Mereka, Doyoung, Haechan, Hendery, Renjun, Taeil serta Yangyang sekarang sedang dalam perjalanan menuju pantai. Mereka berada dalam mobil yang sama.

"umm.. tak apakan kalau Mama mengajak Jungwoo?" tanya Doyoung memecah keheningan di dalam mobil.

"Jungwoo?" tanya Haechan dengan kening mengkerut.

"dia istrinya uncle Lucas, uncle Lucas itu sepupunya Mama" jawab Renjun.

Haechan mengangguk paham "dimana mereka sekarang? kenapa aku tidak pernah melihatnya?"

"Jungwoo sudah menunggu di vila" jawab Taeil.

"bersama uncle Lucas?" kali ini Yangyang yang bertanya.

"tidak, keberadaan Lucas sampai sekarang belum diketahui" jujur Taeil.

Haechan dan Hendery saling melirik "emangnya dia dimana Mama?"

"beberapa bulan lalu Lucas sedang melakukan perjalanan bisnis bersama atasannya, ahh.. lebih tepatnya salah satu sahabat kami" Taeil menggantung kalimatnya menatap Doyoung "sampai sekarang mereka tidak pernah menghubungi kami, kami juga sudah berusaha mencari mereka namun tetap saja mereka tidak ditemukan, keberadaan mereka seolah seperti dihilangkan"

Haechan mengangguk "mungkin pekerjaan mereka masih banyak dan mereka juga sedang sibuk makanya susah dihubungi"

"tapi bukan berarti Lucas melepas tanggung jawabnya terhadap Jungwoo" jengah Doyoung

"tenangklah tak mungkin Lucas seperti itu, kamu ingat kan bagaimana perjuangan Lucas ingin bersama dengan jungwoo?" Doyoung mengangguk "Kun sekarang sedang berusaha melacak keberadaan mereka, entah kali ini berhasil atau tidak, kita berdoa saja agar tidak terjadi apa-apa kepada mereka"

"semoga saja Ma" balas Yangyang.

Suasana didalam mobil kembali hening. Perjalanan yang mereka tempuh masih ada sekitar lima jam lagi, jadi Haechan dan Renjun lebih memilih menidurkan diri mereka, hingga sampai di vila.

£


"ughh.. lelahnya" keluh Renjun menghempas dirinya ke kasur.

Haechan yang baru masuk ke dalam kamar hanya menggeleng-gekengkan kepalanya melihat Renjun.

"istirahatlah sebentar sampai aku selesai mandi" ujar Haechan.

Haechan meletakkan barang bawaannya di depan lemari dan mengambil pakaian ganti serta handuknya. Kakinya berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Renjun yang mungkin sudah setengah sadar karena kelelahan. Padahal anak itu hanya tidur saja selama di perjalanan. Aneh.

Beberapa menit berlalu, Haechan keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sudah segar. Matanya menangkap Renjun yang terkapar di atas kasur. Ia berjalan mendekat, duduk di tepi ranjang dan mengelus kepala Renjun dengan lembut.

"injun bangun" ucap Haechan dengan nada lembut.

"Renjun.. "

"njun.. "

"bangun"

Haechan berusaha membangunkan Renjun yang masih terlelap namun sang empu masih saja tidak merespon Haechan.

"RENJUN BANGUN.. " pekik Haechan disebelah telinga Renjun.

Renjun terperanjat dan reflek duduk dengan memegangi telinganya yang tersa pegang sebelah.

"pelan kan suaramu Haechan" pekik Renjun dengan tangan yang menutupi kedua telinganya.

Melihat reaksi Renjun yang berlebihan membuat Haechan merasa bersalah, Haechan mengikis jaraknya dengan Renjun. Tangannya melingkar di tubuh Renjun.

"maaf injun, ecan minta maaf" lirih Haechan dengan mata berkaca-kaca.

Renjun membalas pelukan Haechan "umm.. jangan ulangi lagi, telingaku tuli sebelah rasanya" keluh Renjun.

Haechan mendongak menatap Renjun "ecan janji"

Renjun tersenyum gemas, kenapa Haechan jadi berlebihan begini pikirnya, padahal Mamanya bilang perubahan Haechan semenjak hamil sangatlah pesat. Haechan jadi anak yang lebih kuat dan tidak mudah menangis berbeda dengan sebelumnya yang sangat mudah menangis. Tapi sekarang lihatlah hanya karena ia meninggikan nada bicaranya Haechan sudah hampir menangis.

"sudah.. sudah.. lepaskan pelukannya aku mau mandi dan setelah itu kita temui yang lainnya dibawah.

Haechan mengangguk, ia menggeser tubuhnya sedikit untuk memberikan Renjun akses berjalan.

TBC

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang