1. Baju seragam yang basah

658 28 0
                                    

'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

£

Neo Hight School, sekolah besar yang menampung ratusan siswa setiap tahunnya. Menjadi salah satu sekolah favorit di kota ini. Banyak sekali orangtua yang menginginkan anaknya melanjutkan pendidikan di sekolah ini. Namun hanya anak yang beruntung yang bisa menempuh pendidikan disini.
Semua staff yang bekerja di lingkungan Neo sangat dapat dipercaya, mereka memberikan pelayanan yang baik bagi seluruh siswanya, menjadikan sekolah ini semakin terkenal dan terpandang.

Beruntung dalam hal akademis ataupun finansial. Bagi mereka yang memiliki kecerdasan tentu akan mudah diterima tanpa melakukan banyak tes, begitupun dengan anak yang memiliki keadaan ekonomi yang baik.


£

Haechan, seorang pemuda manis dengan postur tubuh tidak terlalu tinggi namun sedikit berisi itu tengah berjalan menuju ruangan perpustakaan.
Seminggu ini ia habiskan waktunya untuk berdiam diri di perpustakaan. Tidak memiliki teman, selalu dijauhi hal itu yang dirasakannya sejak berada di sekolah ini.

Tepat satu bulan yang lalu ia kehilangan orangtuanya dalam sebuah kecelakaan. Dan hal itu yang mengharuskannya untuk datang ke sekolah.

Jika sebelumnya ia bisa menempuh pendidikannya dengan homeschooling maka sekarang tidak lagi.

Tidak ada alasan untuk Haechan menolak, ia hanya mengikuti apa yang kakaknya katakan, karena sekarang yang menjadi walinya adalah Hendery, kakaknya, satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Sekarang Haechan sedang menikmati kegiatannya membaca novel yang ditemukannya pada rak buku.

Hari ini jadwal belajarnya banyak kosong, mungkin karena awal mulai sekolah jadi banyak guru yang sibuk. Ini tahun terakhir Haechan menikmati masa SHS nya, jika dua tahun lalu ia habiskan dengan homeschooling maka satu tahun terakhir ini ia harus datang ke sekolah.

Jika ia melanjutkan homeschooling biaya yang dibutuhkan sangat banyak, Hendery tidak mampu membayarnya karena ia juga harus membayar biaya hidup mereka. Serta tabungan di masa depan mereka.

Kehilangan orangtuanya membuat Hendery harus menjadi orangtua pengganti untuk adiknya, ia harus bekerja untuk kehidupan mereka. Meminta Haechan untuk membantunya bekerja? itu bukanlah pilihan yang bagus menurut Hendery. Apalagi dengan sifat Haechan yang.. sedikit berbeda?

Semua harta yang ditinggalkan orangtuanya habis untuk membayar hutang yang mereka tinggalkan, jumlahnya tidaklah sedikit. Hendery bingung, tentu saja, orangtuanya tidak mungkin meminjam uang sebegitu banyaknya, terlebih lagi dari rentenir.

Haechan merebahkan kepalanya keatas meja, ia sudah bosan terus membaca buku. Beberapa buku juga tertumpuk di atas mejanya. Buku di tangannya ia letakkan diatas kepala, jujur ia juga ingin bermain seperti teman-teman yang lain, berbincang-bincang bersama dan tertawa bersama. Haechan merasa iri pada orang sekitarnya yang memiliki teman.

"hufftt.. ecan mengantuk" keluhnya dalam hati.

Sudah satu jam lebih ia membaca buku di perpustakaan, sudah ada beberapa buku tipis yang selesai ia baca, namun tanda-tanda guru masuk kelas juga belum terlihat. Mengeluh dan mengeluh hanya itu yang bisa Haechan lakukan.

"ecan juga ingin memiliki teman" gumamnya.

Haechan kembali menegakkan kepalanya, ia sudah sangat bosan duduk di perpustakaan, dengan langkah gontai ia membereskan kekacauan yang ia buat, merapikan buku-buku yang dibacanya tadi.

Langkahnya ia bawa menuju tangga penghubung kelas, ada satu tangga yang menghubungkan tiap lantai sekolah. Perpustakaan sekolah berada di lantai paling bawah bersebelahan dengan UKS, sedangkan di depannya terdapat lapangan menghadap kelas sepuluh dengan di atasnya lantai kelas sebelas dan dilantai akhir, lantai tiga terdapat kelas dua belas, lantai kelas Haechan.

Haechan melangkahkan kakinya tanpa semangat, sekarang ia sudah berhasil melewati satu tangga penghubung sekarang lanjut ke tangga penghubung kelasnya, Haechan melangkahkan kakinya dengan mulut yang mengoceh hingga saat berada di tangga terakhir ia tidak sengaja menyenggol seseorang, menyebabkan pakaiannya menjadi basah dan kotor karena air jus yang tumpah.

Orang yang menyenggol Haechan meracau tak jelas namun tangannya ia terulur membersihkan pakaian Haechan. Haechan tak mendengar dengan jelas apa yang orang itu katakan.

"maafkan aku.. aku tidak sengaja" sesalnya.

Haechan mengangguk paham, tangannya masih sibuk menahan bajunya agar tidak menyentuh perutnya. Terasa dingin karena jus yang dibawa anak tadi dingin.

"kau tak apa?" Haechan tersenyum lebar menatap orang didepannya.

"sudah tak apa, ecan baik-baik saja" sumringah nya.

"kau yakin?"

"eumm.. " Haechan berdehem dan mengangguk semangat.

"yasudah ecan pergi dulu.. babay" pamitnya langsung pergi.

Haechan melangkah meninggalkan anak itu, ia berjalan menuju toilet ujung lorong. Bajunya harus dibersihkan agar tidak kotor.

Haechan menatap pantulan dirinya dikaca.

"wahh.. kotor sekali" gumamnya, entah dia bahagia atau sedih.

Haechan membasuh bajunya menggunakan air dari wastafel. Tangannya mengucek bajunya dengan tubuh yang condong ke wastafel.

"perut ecan jadi sakit karena kegencet tembok" keluhnya.

Posisi haechan yang harus condong ke kran wastafel membuat Haechan menjadi kesusahan untuk membersihkan bajunya.

"ecan buka bajunya nggakpapa kan?" tanya Haechan entah kepada siapa.

Walaupun tak mendapat jawaban, dengan hati-hati Haechan melepas bajunya. Ia membasuh bajunya di kran wastafel dengan telaten.

Sekarang baju seragam Haechan sudah sedikit bersih, walaupun terasa basah Ia langsung saja memakainya tanpa keluhan. Sedikit dingin, tapi tak apa menurutnya.

TBC

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang