33. Pengakuan

87 4 0
                                    

'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

£


Matahari pagi menyapa menyinari setiap sudut kota, Haechan saat ini sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya serta Hendery dan juga jangan lupakan si kembar. Walau Haechan tidak menyukai mereka, bukan berarti Haechan tega tidak memberi mereka makan. Haechan masihlah manusia yang memiliki hati.

"KAK DERY, AYO SARAPAN, MAKANANNYA SUDAH SIAP" Haechan berteriak dengan nada yang menggema di depan wajah Hendery membuat dirinya yang masih menyelami alam mimpi jadi terkejut.

Hendery mengusap telinganya dan meringis, telinganya berdenging, suara Haechan benar-benar bisa merusak telinganya jika ia terus mendapat serangan seperti itu dari Haechan.

"tidak usah berteriak, telingaku bisa tuli nanti" Hendery mendengus sebal lalu menarik memukul Haechan menggunakan bantalnya.

Sebelum bantal itu mendarat pada Haechan, anak itu terlebih dahulu kabur menghindari Hendery.

"cepatlah bersiap-siap kak, bukankah hari ini ada rapat penting di tempatmu bekerja?" ujar Haechan diambang pintu.

Hendery memukul keningnya, dengan terburu-buru ia berlari menuju kamar mandi, sungguh ia benar-benar lupa bahwa hari ini ia harus menemani
Xiaojun untuk meeting, sungguh ia benar-benar lupa.

"matilah aku" batin Hendery.

£

"baiklah, meeting hari ini selesai sampai disini" Xiaojun berbicara dengan seulas senyuman menghiasi wajah cantiknya.

"kalau begitu kami pamit dulu, senang bekerja sama dengan perusahanmu, kami akan berusaha sebaik mungkin menjaga kerja sama ini" rekan kerja Xiaojun mengulurkan tangannya kepada Xiaojun, dengan wajah yang masih dihiasi senyuman Xiaojun membalasnya.

"terimakasih Mr. Lee, sampai jumpa pada pertemuan berikutnya" Hendery beranjak mengulurkan tangannya membalas uluran tangan rekan kerja mereka itu.

Setelahnya Mr. Lee itu pamit pergi dengan sekretarisnya ditemeni oleh Hendery sampai pintu utama perusahaan. Xiaojun mengembangkan senyumannya.

"sepertinya aku memang orang yang hebat" puji Xiaojun pada dirinya sendiri.

"ini kerja sama yang sangat besar, jika semuanya berjalan dengan lancar, maka keuntungannya akan benar-benar sangat tinggi"

"hahh.. baiklah mari bekerja dengan giat dan benar"

Xiaojun merapikan mejanya dan menyusun beberapa dokumen penting ke dalam tas kerjanya. Sekarang sudah masuk waktunya makan siang, hari ini ia berencana mengajak Hendery untuk makan siang bersama.

Hendery masuk ke ruangan meeting dengan kepala menunduk hormat pada Xiaojun.

"sekarang saatnya makan siang, bisakah kita makan siang bersama, aku ingin mengatakan beberapa hal penting padamu" Xiaojun berujar pelan menatap Hendery yang juga menatapnya.

"hari ini aku tidak memiliki janji makan siang, aku akan ikut bersamamu"

Senyuman Xiaojun mengembang, dengan segera ia menarik Hendery untuk ikut bersamanya.


£

Suasana tenang penuh damai menemani waktu makan siang Hendery dan Xiaojun. Saat ini mereka sedang berada di sebuah restoran yang tidak jauh dari perusahaan.

Mereka memakan makanan masing-masing dengan penuh nikmat, tak ada pembicaraan selama makanan mereka belum habis.

Beberapa kali Xiaojun melirik Hendery dengan perasaan yang bercampur aduk, ia jadi bingung bagaimana caranya berbicara dengan Hendery. Sedangkan Hendery, pemuda itu hanya sibuk memakan makanannya dengan damai menghiraukan tatapan Xiaojun yang terarah padanya.

Setelah makanannya habis Hendery menatap Xiaojun dengan penuh kebingungan .

Hal penting apa yang akan Xiaojun ingin sampaikan padanya.

"jadi hal penting apa yang ingin kamu sampaikan?"

Xiaojun melirik Hendery dengan ragu-ragu, senyuman canggung ia pancarkan.

"aku ingin mangatakan bahwa aku.. " Xiaojun meneguk ludahnya dengan susah payah, sudah lama ia menyakinkan dirinya untuk hal ini ".. aku sepertinya.. menyukaimu"


TBC

hufttt...

Ini gaada kah yang mau ngasi ide?

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang