32. Rencana

128 6 1
                                    

'sebelum baca jangan lupa tap bintangnya gess'

£


"jaga dirimu dan sikembar dengan baik" ucap Yangyang memeluk Haechan sangat erat.

"ya ya, akan aku lakukan" jengah Haechan. Sejak rencana kepulangannya menuju ke tempat Hendery
semua orang selalu saja memerintah nya untuk menjaga si kembar dengan baik. Padahal ia sekarang sedang berusaha menerima kedua anak itu di lingkungan dirinya. Walaupun sedikit kesal tapi ia tetap melakukannya.

"sampaikan salam kami pada Hendery dan Renjun ya Haechan" ucap Jungwoo.

Haechan mengacungkan ibu jarinya, pertanda ia akan melakukannya.

"baiklah sekarang saatnya aku berangkat, selamat tinggal semuanya"

Doyoung, Jungwoo, Yangyang dan juga Somi mengantarkan Haechan dan juga si kembar menuju bandara, tak lupa juga mereka menyampaikan salam perpisahan. Somi saat ini tengah tertidur di gendongan Jungwoo. Sedangkan Taeil tidak ikut mengantar Haechan karena ia sudah pergi menyusul Kun sejak seminggu yang lalu.

Haechan berlalu meninggalkan semua orang berjalan sambil menggandeng kedua anaknya di sisi kiri dan kanannya. Ia harus melakukan ini jika tidak ingin kedua anaknya menghilang dikeramaian, terlihat jelas dari pancaran wajahnya bahwa ia melakukannya dengan setengah hati.

£

Di belahan bumi lain, Kun dan Taeil sedang memisahkan beberapa dokumen penting yang akan menjadi bukti atas kejahatan yang dilakukan oleh seorang rekan kerjanya.

Tidak hanya mereka berdua, beberapa orang juga ikut membantu karena hubungan persahabatan dan kerjasama yang terjalin.

"simpan dengan baik semua filenya dan jangan sampai ada orang luar yang mengetahuinya, jika tidak semua rencana yang sudah kita susun akan jadi berantakan" ucap salah satunya dengan ekspresi yang begitu serius.

Suasana di dalam ruangan itu begitu tegang. Mereka melakukan semua pekerjaan ini dengan baik dan sangat berhati-hati, apalagi terhadap orang luar yang bisa saja merusak semua rencana mereka.

"baiklah paman Yuta, aku dan Kun akan menjaga semuanya" patuh seorang pemuda manis yang umurnya cukup terpaut jauh dari semua orang yang duduk di sana.

"Felix jaga dirimu baik-baik dan jangan sampai ada orang yang memanipulasi semuanya" titah Yuta

Felix mengangguk paham.

"hufftt.. pekerjaan kita semakin berat dan hampir menemukan titik terangnya" ujar Taeil.

"berharap saja semuanya baik-baik saja dan berjalan sesuai kendali kita"

"jika tidak.. mungkin semuanya akan kacau"

Mereka menatap lamat pada dokumen yang terletak di atas meja di tengah-tengah mereka.

Yuta menatap sedih pada lembaran kertas yang akan menjadi bukti tindakan kejahatan yang paling dibencinya ini.

"persiapkan diri kalian untuk menghadapi kemungkinan yang bisa saja terjadi, aku akan meminta putraku membantu nantinya jika hal itu diperlukan"

"baik.. paman Jae"

Setelah berbincang masalah pekerjaan semuanya kembali menyesuaikan diri ke situasi yang biasa saja. Urusan pekerjaan mereka telah selesai, sekarang saatnya mereka berbincang mengenai masalah pribadi atau sekedar basa-basi menghilangkan ketegangan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Hampir dua jam lebih mereka menyusun rencana yang diharapkan bisa berjalan sesuai kendali yang mereka susun. Hanya doa penuh harap yang dilancarkan dalam kalbu mereka.

"baiklah semuanya, sepertinya ini akan menjadi pertemuan terakhir kita sebelum rencana penangkapan itu kita lakukan" Taeil berbicara dengan penuh pertimbangan "kuharap semuanya bisa menjaga diri dengan baik"

Semua orang yang mendengar itu mengangguk mengerti.

"baiklah pertemuan kita sepertinya sudah selesai, kalau begitu lebih baik aku undur diri karena ada beberapa hal penting yang harus aku urus" ujar Kun dengan mengemaskan dokumen-dokumen miliknya.

"benar, aku juga akan kembali kerumahku" ujar Taeil "tidak ingin pulang menemui Yangyang, Kun?"

Kun menggeleng "untuk saat ini sepertinya tidak dulu, aku akan mengurus semua pekerjaanku dan setelahnya aku akan pulang"

"baiklah terserah dirimu saja, aku pamit"

Taeil melangkah pergi keluar, sebelum itu ia membungkuk hormat yang dibalas hal sama oleh orang-orang disana.

Setelahnya Taeil langsung pergi meninggalkan ruangan itu. Saat ini tujuannya ingin kembali ke negaranya, menemui istrinya dan menceritakan semuanya kepada sang istri dan keluarganya.

TBC

My Problem and Our ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang